Prolog

62 20 5
                                    

Semua berawal ketika aku meninggalkan kota itu.
Kota tempat aku di lahirkan, tempat aku tumbuh, serta menghabiskan masa kecil layaknya gadis kecil lain, tentu saja.

Semuanya masih normal. Normal, sampai malam itu. Malam dimana aku, mama, dan adikku pergi dari kota yang sudah seperti rumah kami sendiri. Kedua orang tuaku bercerai dengan cara yang cukup rumit -tidak secara baik-baik- malam itu mereka bertengkar hebat, sementara aku sibuk memeluk dan menutup telinga adikku yang masih berumur 7 tahun, melindungi pendengarannya dari suara gaduh barang yang dibanting dan cacian yang saling sahut menyahut.

Adikku menangis ketakutan di dalam kamar bersamaku yang terus memeluk memberinya ketenangan. Aku selalu membenci situasi seperti ini.

BRAKK...

Terdengar suara pintu yang dibanting menandakan seseorang telah masuk ke kamar ini. Serempak kami berdua mendongak ke asal suara tersebut.

Itu mama, yang masuk dengan tergesa-gesa, mengambil koper yang berada di atas lemari dan menjejalkan sembarang pakain dari lemari kedalam koper tersebut. Satu hal yang aku tau, baju-baju itu adalah milikku, mama, dan adikku.

Tuggu.., tunggu dulu, jangan bilang mama akan membawa kami pergi....



"Ayo ikut mama kita akan pergi keluar kota" perkataan mama telah menjawab seluruh kegelisahanku. Membuatku mematung beberapa saat sampai setetes air mata jatuh dari sudut mataku.

.....to be continue....

Turn Back!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang