Aku pun berjalan gontai, mengikutinya yang sudah jauh dihadapanku.
"Kurasa, takdir hidupku sudah digariskan seperti ini," gumamku tak jelas.
Pandangan mataku hanya terjatuh kebawah, menatap sepatu yang kugunakan.
"YeNa," sebuah teriakan menghentikan langkahku.
Aku seperti mendengar suara SoHyun.
Kulihat jam di tanganku.
7.25 PM.
Tak mungkin SoHyun ada disini. Mereka pasti masih sibuk membantu Kyungsoo. Seketika aku tertawa kecil mengingat betapa menderitanya mereka sekarang.
"YeNa, disini.."
Dengan cepat kuedarkan pandanganku. Kalau mereka benar berada disini, pasti sudah jadi pusat perhatian.
Dan benar saja.
Mereka ada di dekat pintu masuk. Menatapku bahagia, serasa melihat bantuan tim SAR.
Aku menghampiri mereka bahagia. Bebanku tiba-tiba saja hilang. Bahkan masalah perjodohan tak lagi kupikirkan. Aku sampai lupa kenapa bisa ada disini.
"Lah, kalian sambil makan?" aku bertanya heran, mengambil bangku kosong yang ada di dekat situ dan memutuskan untuk bergabung.
Kyungsoo menatapku tak berkedip,"Ada apa dengan pakaianmu?" tanyanya heran.
"Ha?," aku mengalihkan pandanganku dari kentang goreng di atas meja,"Oh, ini? Hmm, dalam rangka menyambut orangtua tercinta dari Cina,"
"Astaga, kau menggunakan heels?" SoHyun berteriak dan dihadiahi pukulan di kepala oleh Kyungsoo.
"Kau terlalu ribut dari tadi Hyun-a,"
"Sakit Kyungsoo," dia menatap sengit kearah Kyungsoo," Aku tak percaya kalau ini hanya sekedar menyambut," dia menatap penasaran sambil memakan kentang gorengnya rakus.
"Tumben mau ke sini, Kyung? "
"Aku yang paksa. Kalau enggak, kuhancurin kepalanya," Minseok menyahut geram, sambil mengunyah nasi gorengnya," Gila, daritadi kami tidak ada berhentinya," dia menggerutu kesal.
"Astaga. Kasihan sekali teman-temanku. Dari jam 11..."
"Jam 11 apanya? Mereka datang jam 3 sore," Kyungsoo memotong, dia masih saja membaca bukunya, sesekali memakan hamburger yang dipesannya.
"HAHAHA," aku tertawa lepas,"Yang sabar yaaa," ku serobot kentang goreng SoHyun.
"Kau, kenapa ada disini?' Kyungsoo bertanya, membuat SoHyun dan Minseok ikut menatapku menunggu jawaban.
"Astaga...." Aku berdiri, dan langsung memukul kening,"aku ada makan malam sama ayah juga ibu disini," aku mengembalikan kursi tadi keasalnya, dan bergegas berangkat dari sana.
"Tunggu! aku ikut. Sudah lama tak bertemu ayah dan ibu," Kyungsoo menyahut.
Aku berhenti seketika dari pergerakan yang ku lakukan.
"Kami juga, ayok Minseok," bisa kulihat Sohyun ikut berdiri dari tempatnya.
"Mati aku. Bilang apa kalau mereka melihat Baekhyun dan keluarganya?"
"Yaa! Ada apa dengan ekspresimu?" Minseok melambaikan tangannya tepat di wajahku.
"Ha.. ha?" aku gelagapan,"Yaudah ayok. Tapi, gausah gabung ya. Lagi bicarain hal penting," aku memasang muka memohon,"makanya aku disini bareng kalian. Didalam pengap,"
"Ya gaklah. Ngapain gabung?" Kyungso menjawab dengan lancar dan menarik tanganku menuju ruangan itu.
Aku bernafas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aimless
FanfictionTaukah kalian rasanya bagaimana, saat khayalanmu menjadi nyata? Namun, tak seindah dan tak seburuk pemikiranmu. Bisa jadi lebih buruk dan tak indah sama sekali. . . . Selamat datang dalam duniaku, dunia Fantasiku.