Kyungsoo membopong Yena bak karung beras,tak memperdulikan teriakan nyaring Yena juga rasa sakit yang Yena rasa dan salurkan melalui pukulan berkali-kali pada punggungnya yang terbalut kaus putih bersih.
"Membunuhmu saja semenyusahkan ini. Bisa diam tidak,sih!" bentaknya sembari melempar Yena pada tempat tidur usang yang terletak pada rumah yang cocok dikatakan gudang tersebut.
Yena memutar kepala, melihat sekitar. Dia masih saja berusaha menyelamatkan diri walaupun kakinya bahkan tak dapat digunakan lagi. "Kyungsoo-ya...." ucapnya bergetar, air matanya kembali jatuh. Semakin banyak saja. "Kumohon,tidak..." lanjutnya, kemudian menatap Kyungsoo yang sedang bersidekap didepannya.
Kyungsoo menatap wanita yang sedang terduduk diatas kasur itu. Senyum piciknya terukir,kemudian dia tampak sedang berpikir. "Kuapakan kau ya?" ucapnya kemudian bergegas keluar mencari sesuatu. "Tunggu sebentar sayang,kita akan bersenang-senang!" teriaknya sembari berlari cepat keluar.
Yena yang merasa ada kesempatan, mulai bergerak rusuh kesegala arah, berusaha turun kemudian keluar ataupun bersembunyi dari Kyungsoo. Keringat mulai membasahi wajah,juga tangannya yang sedari tadi diandalkannya untuk bergerak mulai tergores benda-benda tajam yang berserakan di lantai ruangan tersebut. "Baekhyun,kumohon..."ucapnya sembari menangis sampai tersedak.
"Hey,lihat siapa yang berusaha," ucap seseorang yang berhasil mengejutkan Yena.
"Eomma?" gagunya.
Wanita itu mengendus kasar,"Wah,kau masih saja wangi walau berkeringat. Lihat siapa yang kau panggil eomma? Kau hanyalah pelacur yang merebut baekhyun dariku!" teriaknya histeris,"Kau harus merasakan sakit yang sama dengan apa yang aku dan Kyungsoo rasakan," serunya kemudian tersenyum sinis.
Yena menggeleng sekuat yang dia bisa,"Kumohon tidak, aku akan menjauhi Baekhyunmu,kumohon,"
Sialnya, wanita ular itu menggeleng,"Tidak akan. Aku harus membuat Baekhyun merasa jijik bahkan hanya untuk menyentuhmu," dia tersenyum kemudian melihat kearah luar,"Kyungsoo,kau bisa memulai. Aku akan menunggu diluar," serunya bersamaan dengan Kyungsoo yang masuk membawa alat-alat yang Yena tidak mengerti untuk apa. Dia hanya bisa melihat tali.
Kemudian Kyungsoo sibuk mengikatkan tali disetiap sudut tempat tidur,"Untuk apa menangis, nona Kim? Kita akan bersenang-senang malam ini. Setidaknya kau harus merasakannya sebelum meninggal,bukan?"
Yena terkejut. Kyungsoo gila! Ini bukan Kyungsoonya. Dia menggeleng keras mengakibatkan air matanya yang tumpah bersamaan dengan Kyungsoo yang menggendongnya tanpa perasaan dan mulai mengikatnya diatas tempat tidur.
Kyungsoo tersenyum aneh sembari mengikat Yena,"Kau harus menikmatinya," ucap Kyungsoo dalam.
Yena menggeleng,menatap Kyungsoo yang sedang sibuk mengikat tangannya berharap iba,namun sia-sia. "Tidak,kumohon..."
"selamat bersenang-senang kalian berdua,"interupsi wanita tersebut kemudian keluar dan mengunci pintunya.
"Kumohon Kyungsoo,tidak," serunya lemah sembari menggeleng saat Kyungsoo,lelaki yang dipercayainya selama ini mulai merobek kemejanya,perlahan namun pasti Yena mulai kehilangan satu per satu pakaiannya.
Dia hanya menunduk,tak memiliki sedikitpun tenaga bahkan hanya untuk mengangkat kepalanya. Pasrah dan menunggu, berharap pertolongan datang.
Kepalanya semakin berat,bahkan libidonya tidak terpancing sedikitpun saat Kyungsoo sudah menyentuh semua aspek tubuhnya. Kulit mereka bersentuhan langsung. Yena,hanya ketakutan. Itu saja, tidak ada yang lain. Masa depannya hilang.
Dia mendongak,menatap Kyungsoo yang asik sendiri dengan tubuhnya. "Kyungsoo-ya,hentikan. Kumohon..." ucapnya bergetar,"Kau tega," lanjutnya.
Kyungsoo berhenti, menatap mata Yena, kemudian tersenyum. "Dadamu seru untuk dimainkan," dan selanjutnya Kyungsoo meremas dada Yena,kuat sekali. Yena sampai tersedak air matanya sendiri.
Dia menunduk,menangis tak henti. Matanya mulai terasa berat. Sebelum dia berhasil masuk kedalam dunia bawah sadarnya, dia melihat cahaya masuk melalui celah bawah pintu dan suara berisik.
Kyungsoo menoleh kebelakang, "Bastard!"
Bukannya berhenti, Kyungsoo malah memasuki Yena. Mengakibatkan Yena berteriak kencang.
"KYUNGSOO!" serunya dan bersamaan dengan itu pintu terbuka lebar.
Yena mendongak,matanya menatap kabur,kedua pergelangan tangan bahkan kakinya terasa sudah hilang. "Eoh,Baekhyun?" ucapnya lemah kemudian hilang kesadaran.
Baekhyun yang jelas-jelas melihat Yena yang sudah telanjang dengan Kyungsoo diatasnya yang semakin gila merasakan sakit dihatinya. Dia gagal melindungi kesayangannya. "Keparat kau!" serunya kemudian menangkat pistol ditangannya.
"Jangan!" cegah Kai yang berhenti tepat diluar ruangan,"Kau tak boleh malukainya. Tarik saja dia dari atas kekasihmu,tutup tubuh Yena, biar aku saja yang urus sisanya,"
Baekhyun menggeleng,air matanya tumpah,"Kai—"
"Cepat Baekhyun! Aku tak bisa masuk!"
Baekhyun mengangguk,melempar senjatanya yang ditangkap Kai dengan mulus, kemudian berlari menuju Yena yang sudah jelas tidak sadarkan diri dengan Kyungsoo yang masih menggila diatasnya. Memisahkan mereka dengan tenaganya,tak lupa menghadiahi Kyungsoo satu pukulan telak, lalu segera menyelimuti Yena,dan memanggil Kai tepat saat Kyungsoo mulai bangkit. Baekhyun tak bisa membantu,yang dia lakukan hanyalah menyelimuti tubuh polos Yena kemudian meneliti luka yang sudah terukir manis pada aspek yang Yena miliki.
Mata dan perhatiannya tidak teralih dari gadis itu,"Yena,bertahanlah..."ucapnya tersendu,menghiraukan Kyungsoo dan ibu gilanya yang sedang ditahan oleh Kai dan pasukannya.
Kai kembali dengan terengah setelah berhasil membekuk pelaku jahat itu dan menghampiri Baekhyun. Baekhyun menoleh,kemudian merapatkan pelukannya pada Yena yang hanya berbalut selimut. "Buka ikatannya,"pintanya pelan.
Kai menatap Baekhyun iba, dan kemudian mengangguk. "Aku sudah menyiapkan ambulance untuk Yena. Ayo,kita harus menuju rumah sakit terdekat,"
Baekhyun menangguk,"Bisa kau keluar? Aku harus memakaikannya pakaian," pintanya kemudian menangis,hingga lehernya bahkan tak kuat menopang beban kepalanya sendiri,mengakibatkan Baekhyun yang menangis tersedu diatas pundak Yena. Dia memeluk Yena yang jelas bernafas semakin tenang.
"Kau tak boleh larut sekarang," Kai mengelus tangan Baekhyun yang berada pada punggung polos Yena,"Aku ak---,"
"Tanganmu!" seru Baekhyun bulat mengakibatkan kerterkejutan luar biasa pada Kai.
"Kau mencintainya Bajingan?!" ucapnya jenaka,"Aku akan menunggu diluar," kemudian berlalu dari hadapan sepasang manusia itu.
Sebelum dia menutup pintu, Kai dengan jelas mendengar Baekhyun terisak untuk pertama kalinya setelah kematian ibunya,beberapa tahun silam.
------
To be continued~
Agnes Jessica
****
[[ UPDATE 17/8/18 ]]
SELAMAT HARI KEMERDEKAAN INDONESIA, TEMAN-TEMANKUU!
Maasfkan aku yang masih menjajah kalian dengan kelanjutan cerita ini:")
Kumohon kesabaran menunggu ya:)
xoxo
-AJ-
KAMU SEDANG MEMBACA
Aimless
FanfictionTaukah kalian rasanya bagaimana, saat khayalanmu menjadi nyata? Namun, tak seindah dan tak seburuk pemikiranmu. Bisa jadi lebih buruk dan tak indah sama sekali. . . . Selamat datang dalam duniaku, dunia Fantasiku.