"Kau masih belum pulang juga kerumah?"
Minseok menginterupsiku yang sedang asiknya menikmati bakso kantin kampus yang terkenal lumayan enak.
Aku mengangguk mantap. "Masih kebayang seramnya,"
"Sudah dua hari, Yena," ucap Sohyun memperingati.
"Kenapa? Udah bosan ya nampung aku dirumahmu?" jawabku dengan mulut penuh mie dan bakso.
"Astaga. Bukan begitu. Kalian kan suami---"
"Astaga Sohyun, stop it! Bisa tidak kalian berdua berhenti mengatakan itu?" akuku, geli sendiri.
Minseok tertawa pelan. "Lagian kau juga, sih. Iseng banget buka pintu gitu,"
"Lah, mana aku tau kalau kejadian didalam seperti itu. Pikiran aku kan ga aneh-aneh," sinisku menatap Minseok mantap.
"Jadi?" balasnya.
"Apanya yang jadi?"
"Siapa yang diatas, siapa yang dibawah?" alisnya naik turun.
"Minseok!" aku dan Sohyun kompak berteriak sembari memkul lengannya bersemangat.
"Baiklah....baiklah....wanita-wanita polos," dia sedikit kesusahan menghindar,"Ah, iya! Aku lupa!"
"Apalagi kali ini? Another mesum things?" sergahku cepat.
Dia menggeleng tersenyum. "Bukan. Do Kyungsoomu pulang malam ini,"
"Uhuk!" baksoku yang tadinya baru saja akan kuproses, keluar dengan anggunnya dan berakhir dilantai kantin. "Seriusan?" mataku membola.
"Pelan-pelan, Yena!" Sohyun mengelus punggungku khawatir.
"I'm Okay," balasku menatapnya,"Kenapa dia hanya mengabarimu saja? Aku dan Sohyun, kenapa tidak?"
"Itupun karena kebetulan aku meneleponnya,"
Jantungku berdebar tak karuan, juga hatiku yang tak sabar menunggu malam tiba. "Jam berapa?" sahutku.
"Katanya, sampai pukul delapan disini,"
"Kau serius?" ucapku tak sabaran.
Sohyun terkekeh. "Kau setak sabar itu ya menunggu?" dia bahkan mencolek daguku.
"Sohyun, berhenti menggodaku," aku menepis tangannya pelan,"Kita naik apa?"
"Aku tak bisa. Mama dan Papa ada urusan nanti malam. Rumah tak ada yang menajaga," dengan cepat Sohyun menyatakan kesedihannya.
"Yah. Ayo dong, Sohyun. Kyungsoo udah lama ga jumpa kita bertiga," bujukku.
"Aku jumpanya besok aja, ya. Maaf," wajahnya.
"Tak apa, Yena. Masih ada waktu besok," Minseok ikut-ikutan.
"Hhh.... Yasudah, tapi Sohyun, tak apa kan aku pulang larut?"
"Astaga! kau masih tak mau pulang juga?" teriak mereka berdua.
***
"Minseok..."
"Hmmm...."
"Aku kenapa, ya?" tanganku memegang dadaku yang sedari tadi berdetak cepat.
Dia menoleh, menatapku sebentar, lalu kembali fokus menyetir. "Ada apa?"
"Aku takut?" jawabku tak mengerti.
"Takut? Apa?" tangannya dengan lihai memegang setir sembari memarkirkan mobilnya. Dia kemudian bergegas, merapikan barang sesaat setelah mobilnya terparkir sempurna. "Ayo,keluar," ajaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aimless
FanficTaukah kalian rasanya bagaimana, saat khayalanmu menjadi nyata? Namun, tak seindah dan tak seburuk pemikiranmu. Bisa jadi lebih buruk dan tak indah sama sekali. . . . Selamat datang dalam duniaku, dunia Fantasiku.