Tak urung jua hati ku terpautPada kenangan yang bersarang
Aku menatap pantulan diriku
Sesal mengoyak jiwa- Author -
🕊
Pertengahan Bulan Juni 2012
Liona meringkuk di dalam selimut nya, setelah mendapat kabar bahwa Ibunya tidak akan pulang malam ini. Pikirannya berkecamuk, kebencian, kemarahan, sedih. Merangsek kedalam kepalanya membuat dirinya merasa ingin meledak.
Melihat sosok itu lagi membuat dirinya kehabisan energi dalam seketika, ia bangkit. Wajahnya pucat dan datar, ia berteriak lagi. Kali ini, ia membenturkan kepala nya ke dinding.
Berharap sakit nya menghilang, tubuhnya terkulai ke kasur, lalu menjambak rambutnya sendiri seraya ia menggigit bibir nya. Kaki nya menendang udara. Ia merasakan panas dan perasaan aneh menjalar di tubuhnya, hal itu membuat Liona bergelinjang memukul tubuhnya sendiri, menggigit pergelangan tangannya berharap panas dan hal aneh ini berhenti menjalar di tubuhnya.
Ia berteriak lagi, memori itu merangsek masuk lagi dan lagi. Dimana tidak ada yang membela ibu nya, semua orang tertipu dengan wajah polos papa tirinya yang bejat dan bajingan itu, disaat pria itu membuat ibunya menangis.
Isakan tangis ibunya selalu menggema setiap malam, dan kali ini bersarang di dalam kepalanya. Kepala nya terasa mau pecah."Ma..... Liona kenapa Liona kenapa?! Aku mau mati. Mau mati."
Mulut Liona meracau mengucapkan kata mati berkali-kali. Ia membuka matanya, keadaan nya sudah sangat berantakan, begitu pula kamar nya. Tanpa bicara ia merogoh tas sekolahnya mengambil sesuatu yang sudah sedari tadi ia pikirkan. Pagi tadi ada pelajaran prakarya dan ia membawa pisau kecil.
Ya, pisau kecil dan tajam.
Liona menggoreskan ujung pisau itu di telapak tangannya. Matanya terpejam merasakan sensasi saat darah nya keluar dari balik kulitnya yang terluka, ia memandangi darah itu. Perlahan tubuhnya menjadi rileks, ia memejamkan matanya kembali saat sakit dan nyeri mulai menjalar bersumber dari lukanya.
Perlahan kepala nya terasa ringan, tubuhnya tidak lagi menegang. Hal aneh yang menjalar itu mulai perlahan hilang, berganti dengan rasa lelah. ia membersihkan sisa darah dari telapak tangannya. Menahan nya dengan tisu supaya berhenti keluar, memang tidak dalam. Tetapi sudah cukup membuat dirinya tenang.
Liona sudah melakukannya kurang lebih 2 tahun terakhir. Sayangnya, ibunya tidak pernah menyadari itu. Liona selalu menutupi semuanya dengan senyumannya, tawa nya, semua hal yang ia bicarakan ia berusaha supaya ibunya tenang dan tidak banyak memikirkan keadaan dirinya. Ia berusaha baik-baik saja.
Jurnal Liona hari ini,Aku melakukannya lagi
Di dalam sunyi aku bertanya, pada bayang hitam yang selalu mengikuti langkah ku. Dia teman ku. Aku tersenyum hampa. Bahkan benda sedekat urat nadi pun akan hilang jika gelap datang.
Pada saat hal itu terjadi, aku hanya bisa diam. Menyatu pada kesunyian malam, kosong.
Di saat-saat tertentu, rasa takut ku datang pada bagian akhir do'a sebelum tidur ku. Saat mata terpejam dan semua kilas balik itu berputar di ujung rambut ikal ku. Membelai pipi ku yang sudah basah dengan semua amarah dan penyesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little BIRD : Junior High School (On going)
Teen FictionWarning : Berisikan SelfHarm, Bullying dan scene percobaan suicide. Tolong dibaca dengan bijak. Jangan lupa Vote, komen nya ya. Itu salah satu bentuk apresiasi untuk penulis. Terimakasih Selamat membaca 🕊 Segalanya yang terangkum dalam sebua...