Mainan bernuansa merah muda berserakan di lantai ruang tamu, terbias cahaya senja yang menembus di balik gorden jendela sedangkan dua gadis kecil terbaring sambil menatap langit-langit ruangan dengan nyalang. Menahan sesuatu yang bergejolak di dalam perut mereka.Keheningan terpecah setelah rengekan Nirmala terdengar.
"Aku mau batalin aja puasa nya."
Liona menoleh ke samping, mendapati wajah sahabatnya sudah pucat."Makan aja sana.. muka kamu udah pucet banget." Ucap Liona.
"Tapi bentar lagi buka puasa, sayang banget kan," tubuh Nirmala bangkit dan melihat jam dinding,
"Tuh kan, tinggal beberapa menit lagi."Liona menyalakan TV, supaya bisa menjadi tanda datang nya magrib.
"Kamu yakin Nir?" tanya Liona meyakinkan,"nanti kamu malah sakit." Lanjut nya."Iya Insya Allah, Ndi." Jawab nya lemas.
Tak berselang lama, siaran sinetron TV berakhir dan digantikan oleh azan magrib. Dengan wajah berbinar dua gadis kecil itu berlari ke arah dapur.
Setelah berdoa mereka segera meneguk segelas air mineral sampai habis."Enak banget buka puasa." Ucap Liona lega.
"Terus, kita makan apa dong?" tanya Nirmala setelah membuka lemari pendingin nya yang kosong. Hanya ada beberapa botol sirup berjejer di laci nya.
"Mama-mama kita kenapa lama banget pergi nya yah." Keluh Liona dengan wajah lesu.
DING DONG
Bel rumah menggema, membuat Nirmala dan Liona terlonjak kegirangan. Pasti yang di luar sana itu orang tua mereka masing-masing.
Liona menarik grendel pintu yang sejajar dengan kepalanya. Pintu terbuka dan terlihat sosok yang tidak ia kenali.
Pria paru baya mengenakan setelan jas dan berwajah ramah tersenyum pada nya."Temannya Nirmala yah?"
Tanya pria itu dengan ramah pula. Sebelum ia mengangguk untuk menjawab, tiba-tiba Nirmala datang menghambur kearah pria itu dengan berteriak kegirangan."Papa..!!"
Pria itu mengangkat tubuh Nirmala dan menggendongnya. Nirmala memeluk leher papa nya dengan manja, sambil terus mengoceh.
Setelah mereka masuk kedalam rumah, Liona termangu di tempatnya berdiri. Sejauh ini, rasa nya di cintai oleh seorang ayah memang nihil di hidupnya.
"Bagaimana rasanya?" tiba-tiba pertanyaan itu muncul di kepalanya.
...
"Bindi, aku senang deh kamu bisa menginap lagi di sini." Oceh Nirmala yang sedang sibuk menyisir rambut ikal Liona. Sementara Liona duduk menyila membelakangi Nirmala, tubuh mungil nya tertutup rambut panjang nya.
Sudah setengah jam rambutnya menjadi eksperimen kecantikan Nirmala. Di kepang, di kucir kuda, kucir dua. Kini rambut ikal panjang nya tergerai indah menyentuh lantai.
"Aku suka rambut mu, Ndi. Wangi, keriting nya di bagian bawah, kamu tau gak putri disney yang namanya Aurora?" tanya Nirmala menyadarkan Liona dari lamunan nya.
"Eh. Tau." Jawab Liona sekenanya.
"Dia mirip sama kamu.."
Ujar nya sebelum tertawa girang. Nirmala tidak menyadari perubahan mood Liona sekarang. Dia terus mengoceh soal aktifitas nya di luar sekolah Seperti menari ballet, les piano, les biola dan semua hal yang tidak pernah Liona lakukan sepanjang dirinya hidup sampai kini."Udah selesai, Coba deh aku liat dari depan."
Saat Liona berbalik, mata Nirmala terbelalak senyum bahagia mengembang di bibir nya sebelum ia berteriak senang lalu menari-nari di lantai marmer kamarnya yang dingin.
"Aku bisa.. aku akan jadi perias wajah dan rambut! Bindi cantik banget...!"
Liona hanya tersenyum tipis melihat tingkah sahabatnya, "Nir, kenapa kamu manggil aku Bindi? Kan bisa panggil Liona aja."
Nirmala kembali duduk disamping Liona, "Bindi aja, bagus tau. Aku suka nyebut nya."
Ia bangkit lagi lalu menarik Liona untuk ikut menari-nari bersama nya.Setelah berdiri Liona mencoba meniru gerakan ballet yang dilakukan Nirmala Sangat sulit ternyata, akhirnya Liona lebih memilih berputar-putar sambil merentangkan tangan nya dan mengayun nya seperti sayap burung.
Lambat laun, tawa Nirmala menular kepada Liona. Mereka menghabiskan setengah malam dengan melompat-lompat di atas ranjang besar milik Nirmala, berlari-lari mengelilingi kamar tiga putaran sambil terus tertawa sebelum mereka kelelahan dan terlelap di atas sofa.
🌼
Tawa itu perlahan memudar seiring hilangnya sosok dirimu,
Entah kekuatan apa yang bisa membuat ku berdiri sampai hari ini.🌼
Selamat membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little BIRD : Junior High School (On going)
Novela JuvenilWarning : Berisikan SelfHarm, Bullying dan scene percobaan suicide. Tolong dibaca dengan bijak. Jangan lupa Vote, komen nya ya. Itu salah satu bentuk apresiasi untuk penulis. Terimakasih Selamat membaca 🕊 Segalanya yang terangkum dalam sebua...