Only you, a friend who won't betray me..."
-Bindi liona-
Akhir tahun 2006
Siang hari yang terik tidak menghentikan dua gadis berlari di tepi jalan yang di tumbuhi rumput ilalang setinggi betis yang menusuk kulit halus mereka. Gema tawa mengisi hari yang menyengat.
"Bindi. jangan jalan disini.. kaki aku gatal-gatal."
Teriak Nirmala dari belakang, sambil berlari kecil ke arah tepi jalan yang beraspal.
"Gak mau."
Liona tetap berlari mengejar sepasang burung kecil yang seolah-olah mengajaknya bermain."Ah kamu mah gak bakalan gatal, rok kamu kan panjang. Aku juga takut di sana ada serangga jahat, atau nyamuk demam berdarah."
Nirmala mengoleskan lotion anti nyamuk ke betis dan kedua lengannya."Buat apa siang-siang pake itu?" Liona menatap sahabatnya bingung.
"Ih kamu mah gak rasain gatal sih, tuh kaki ku ada bintik-bintik merah."
Pekik nya, menunjuk betisnya yang memang terdapat bintik merah bekas gigitan nyamuk."Ya memang gak gatal Nir, ya sudah jalan di aspal aja." Liona menghampiri Nirmala yang sedang menggaruk betisnya.
"Nah gitu dong dari tadi."
Mereka melanjutkan perjalanan menuju gerbang utama komplek sekolah. Tidak ada percakapan diantara mereka, sampai perhatian Nirmala teralihkan oleh sekumpulan tumbuhan di pinggir trotoar.
"Putri malu..!" Pekiknya lagi.
Ia berlari kecil saat Liona ingin bertanya."Putri malu?" Tanya Liona menyusul langkah Nirmala dan ikut berjongkok di samping sahabatnya.
"Iya, dia kalo di sentuh pasti ketutup." Pupil mata Liona membesar melihat daun kecil terkatup saat Nirmala menyentuh nya.
"Lucu." Gumam Liona
"Lucu, kayak aku." Timpal Nirmala percaya diri.
Liona tertawa kecil, senyum merekah di bibir nya. "Putri malunya yang lucu."
Langit menjadi teduh karena sinar matahari terhalangi gumpalan awan. Angin menerbangkan anak rambut Liona. Hening mendera, keduanya semakin tenggelam pada suasana magis yang menyatukan batin mereka--sebelum Nirmala kembali bersuara;
"Aku jarang lihat kamu senyum ndi, seperti sekarang." Ujarnya pelan, sangat pelan seolah rentan terhempas angin. Lalu ia tersenyum tanpa menatap Liona
Sedangkan Liona refleks menoleh dan mendapati wajah Nirmala penuh dengan rona kebahagiaan yang terbias cahaya teduh.
Tak lama Liona mengerti maksud dari ucapan Nirmala, didalam keheningan yang berbisik ; sebuah permohonan terukir dalam sebaris kalimat di hati mereka.
Hanya satu pinta ku Tuhan, jangan biarkan semua ini cepat berlalu
"Pulang yuk, Aku mau tidur siang." Ajak Nirmala sembari bangkit.
Mereka berpisah di persimpangan jalan, "Dah Bindi, besok aku ke kelas kamu lagi ya... kamu harus gambarin wajah aku." Teriak Nirmala setelah dirinya sudah berada cukup jauh dari tempat Liona berdiri. Liona tersenyum dan melambaikan tangannya pelan, seiring tubuh kecil Nirmala berbalik dan kian menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little BIRD : Junior High School (On going)
Teen FictionWarning : Berisikan SelfHarm, Bullying dan scene percobaan suicide. Tolong dibaca dengan bijak. Jangan lupa Vote, komen nya ya. Itu salah satu bentuk apresiasi untuk penulis. Terimakasih Selamat membaca 🕊 Segalanya yang terangkum dalam sebua...