"Pernyataan"

86 2 0
                                    

BAGIAN VIII

Hari-hari semakin berlalu di kampus pendidikan tersebut. Besok pagi hari, Yode akan menghadapi ujian skripsinya. Ia sangat gugup hingga tidak bisa memejamkan matanya sama sekali untuk tidur. Yode pun mencoba membaca-baca materi sidang untuk memancing rasa lelah pada matanya. Akan tetapi sia-sia, hingga pukul sebelas malam, belum juga ia bisa tidur. Malam itu ia memilih menginap di sekre agar bisa bangun pagi. Sebab, di sekrenya banyak anggota yang selalu begadang hingga pagi, dan ia pun telah meminta mereka untuk membangunkannya. Dan sebuah pesan masuk yang berasal dari Elsa, membuat semangatnya untuk tidur jadi semakin hilang.

"Senja.. Aku kangen kamu. Kok belakangan ini kamu enggak ngirim puisi lagi di Instagram kamu?" tulis Elsa dalam pesannya.

"Maaf E. Senja belakangan ini lagi sibuk ngejar target ujian skripsi. Biar bisa wisuda akhir bulan besok. Waktunya mepet. Cuma ada waktu sekitar sebulan lagi," balas Yode.

"Ehh.. Senja mau wisuda? Syukurlah.. Akhirnya, Senja enggak jadi mahasiswa abadi," Ledek Elsa dalam pesannya.

"Ia, Elsa. Senja lagi usahain wisuda secepatnya. Siapa juga yang mau jadi mahasiswa abadi. Kalau cinta yang abadi baru mau."

Semenjak mereka berdua terlibat kegiatan live di radio, mereka menjadi cukup dekat. Elsa sering mengajaknya untuk bertemu. Mereka berdua sering melakukan diskusi, terkadang membahas puisinya, dan kadang kala hanya pembicaraan mengenai cinta dan hal-hal yang berbau romantis. Yode cukup hebat dalam menjawab setiap pertanyaan Elsa, sikap Yode yang berbeda dengan pria lainnya, membuat Elsa merasa nyaman. Ia mampu menguasai keadaan saat berbicara, dan sikapnya yang santai namun tegas, kemudian humor yang dibuatnya menjadikan orang nyaman bersamanya.

"Terus habis wisuda nanti. Senja bakal pergi atau menetap di sini?" Elsa kembali melempar pertanyaan dalam pesannya.

"Sepertinya aku bakalan pergi dari sini, E. Kenapa emangnya?" jawab Yode.

"Aku enggak mau kehilangan kamu Senja. Aku udah terlalu nyaman dengan kamu Senja. Ini memang terlalu cepat tapi, Elsa mulai mencintai Senja. I Love You, Senja."

Pernyataan Elsa yang tiba-tiba langsung berkata seperti itu membuat dirinya syok. Memang selama mereka dekat, ia pun juga telah merasakan nyamanan kepada cewek tersebut, akan tetapi di hatinya masih menyimpan harapan untuk Lia, ia masih mengharapkan Lia mau menerimanya, dirinya berpikir kalau perasaannya ke Elsa, tidak lebih dari ketertarikan seorang pria terhadap wanita saja, dan itu belum bisa dikatakan cinta, baru hanya sebatas tertarik.

"Apa yang membuatmu sampai mengatakan seperti itu kepadaku, E?" Tanya Yode.

"Kamu adalah sosok yang telah mengalihkan perhatianku selama ini. Aku selalu memikirkan kamu belakangan ini, Senja. Semenjak awal kita bertemu, aku sudah merasa nyaman di dekatmu. Apa kamu enggak merasakannya?" tulis Elsa dalam pesannya yang kembali membuat Yode syok.

Yode sempat terdiam dan ia tidak tahu harus bagaimana. Apabila ia mengatakan bahwa dia juga mencintai Elsa. Maka itu sama saja membohongi cewek tersebut, sebab di hatinya masih ada Lia yang diharapkannya. Dan, jika ia mengatakan tidak, ia takut akan melukai perasaannya. Ia merasa takut, takut untuk menerima cinta Elsa dan takut untuk menyakiti hati Elsa. Ia berpikir keras untuk mencari jawaban yang tepat.

"E.. Senja besok pagi akan ujian skripsi," tulis Yode dalam pesan tersebut, coba mengalihkan.

"Apa? Jadi besok pagi ujiannya? Ini udah larut loh, Senja. Istirahatlah lagi!"

"Iya.. Ini juga udah mau siap-siap tidur," Yode merasa sedikit lega, ia cukup berhasil untuk mengalihkan pembahasan. Terlalu cepat baginya, untuk menanggapi kata-kata Elsa tadi. Cinta memang tidak bisa ditebak kapan ia akan muncul dan kepada siapa datangnya. Namun, untuk hal ini Yode telah lebih dahulu menjatuhkan hati kepada Lia. Butuh waktu untuk bisa memulainya dengan cewek lain seperti Elsa.

Seumpama Senja "Jangan Menyimpan Rasa Jika Tak Kuasa Menahan Rindunya"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang