"Sebuah Awal Memulai Kedekatan"

63 3 1
                                    

BAGIAN III

Di sebuah gedung satu lantai, dengan panjang serta lebar yang tak seberapa. Para mahasiswa yang mengabdikan diri dalam sebuah Organisasi Kampus terlihat sibuk dengan kegiatan mereka. Ada yang duduk-duduk di halaman sekre untuk sekedar bercerita atau diskusi. Ada beberapa mahasiswa yang menjadikan tempat itu sebagai penghibur diri selepas penat mengikuti perkuliahan. Gedung tersebut selalu ramai oleh mahasiswa dari berbagai jurusan di kampus itu, dari mulai jam istirahat siang hingga malam. Bahkan tak sedikit mahasiswa yang menginap dan tinggal di sekre-sekre yang ada di Pusat Kegiatan Mahasiswa itu.

Sekre Seni yang berada di bagian sudut kiri dekat Fakultas Ekonomi tersebut terlihat lebih ramai dan semarak dengan terdengarnya suara musik beraroma tradisi. Mereka memainkan alat-alat tradisional Minangkabau seperti tambua (sejenis gendang besar), talempong (alat melodis yang di pukul), serunai (alat tiup kecil yang ujungnya diberi tanduk kerbau sebagai pengeras suara) dan saluang (alat yang berasal dari bambu dengan panjang setengah meter dan empat lubang di bawahnya). Hari ini adalah hari ulang tahunnya sebuah Komunitas Musik yang ada di Institut Seni Indonesia, Padang Panjang. Yode dan rombongannya dari Padang mendapat undangan untuk mengisi acara di sana.

Sebelum keberangkatan, mereka mengadakan Gladi Resik penampilan yang sudah mereka siapkan selama beberapa minggu ini di halaman sekre mereka.

"Bang, kita berangkatnya jam setengah empat. Siap-siap aja lagi Bang," ujar Ucok kepada seluruh anggota yang gladi resik.

"Oke, Cok. Kami Gladi Resik dulu Cok, sebentar lagi selesai," sahut Yode.

"Santai aja, Ket." Yahya ikutan menanggapi.

Ucok adalah Ketua Umum di Unit Kegiatan Kesenian tempat Yode berada. Namanya yang sebenarnya adalah Salamudin Ahmad Pohan, dia orang Batak. Oleh sebab itu di sekre lebih akrab di panggil dengan nama Ucok. Dia adalah junior Yode di sekre. Tiga tahun di bawah Yode. Untuk keberangkatan anggota sekre seni ke Padang Panjang. Dialah yang bertanggung jawab..

"Owh iya.. Bang Yod! Nanti Bisnya nunggu di depan Fakultas Ekonomi. Kalau udah ada di sana. Kita berangkat lagi," Ucok kembali memberi instruksi.

"Sip.. Sip.. Ketua," jawab Yode. Dia mengacungkan jempol. Mereka kembali melanjutkan gladi resik .

Setelah Gladi Resik selesai. Rombongan yang di Kepalai oleh Ucok langsung menuju Bis Kampus yang telah menunggu. Mereka mulai menyusun alat-alat yang akan dibawa ke Padang Panjang ke dalam Bis. Kemudian, sebelum keberangkatan, sebagai seorang Ketua Ucok lantas memberikan sepatah kata sebelum keberangkatan.

"Assalamualaikum.. Abang-abang, Kakak-kakak, Adek-adek dan rekan sekalian. Kita selaku anggota dari Organisasi Kesenian Kampus akan menghadiri acara anak-anak musik dari Kampus ISI Padang Panjang. Selain dari pemain yang akan tampil. Anggota yang lain hendaknya ikut memberi apresiasi dengan menonton penampilan dan mengikuti diskusi nantinya. Selama berada di luar tetap jaga kekompakakan kita semua. Sebelum berangkat mari kita berdoa," Sambil menengadahkan tangan. Anggota lain pun mengikuti.

Ucok bicara dengan logat Bataknya menjadi pembuka sekaligus penutup untuk memulai keberangkatan ke Padang Panjang yang berjarak sekitar satu setengah jam perjalanan dari Kota Padang. Setelah mendengar instruksi dari Ucok. Merekapun masuk ke dalam Bis dan mengambil posisi untuk duduk. Yode mendapatkan angin sejuk, karena berada pada bangku yang sama dengan Lia di bagian belakang sebelah kanan dari pintu bagian belakang. Hari itu tidak semua anggota yang berkesempatan pergi, kebanyakan dari mereka beralasan masih ada jadwal kuliah hingga sore. Sedangkan Lia dan teman-teman dari Tari banyak yang ikut. Kecuali Ranti yang sibuk dengan latihan Tari di Jurusan. Kebetulan dia memanglah mahasiswi dari jurusan Tari di kampus pendidikan itu.

Seumpama Senja "Jangan Menyimpan Rasa Jika Tak Kuasa Menahan Rindunya"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang