"...Eunbi?"
Akhirnya, pria itu memanggilnya. Suaranya lah yang telah meyakinkan Eunbi bahwa pria disana benar-benar Jeon Jungkook. Pria yang selama ini diam diam ia rindukan namun rasa rindu itu selalu terkubur dalam dalam dan kalah dengan rasa amarahnya yang meluap, membuatnya tanpa disadari sangat bahagia saat kembali bertemu dengan Jungkook.
Langkah Jungkook itu begitu cepat membuat jantung Eunbi bergema hebat mengikuti irama langkah Jungkook.
"Jangan mendekat!" Refleks Eunbi berteriak, menahan agar langkah Jungkook yang semakin mendekat itu untuk segera berhenti. Dan benar saja, Jungkook menghentikan langkahnya dengan tatapan nanar menyedihkan yang ia tunjukkan untuk Eunbi.
Karena tanpa penjelasan pun Jungkook sudah mengerti jika Eunbi saat ini bukanlah Eunbi yang dulu yang begitu membutuhkannya. Jungkook pun tidak berkutik, tanpa perlawanan ia menyerah pada usahanya dan diam begitu saja tanpa usaha apapun untuk meminta maaf pada Eunbi.
Tanpa sadar, kaki pria itu kembali melangkah.
"Kumohon, jangan mendekat." Lagi, Eunbi meminta agar Jungkook tidak mengambil langkah lebih banyak. "Kumohon." Ulangnya, dengan suara yang jelas tanpa ada getaran isakan terdengar dari Eunbi.
"Eunbi, kau tahu? Aku senang bisa melihatmu kembali." Senyuman Jungkook menggila. Ia bahkan tidak tahu rasa dari senyumannya itu, apakah pahit atau manis. "Aku menunggumu,"
"Untuk apa?" Tanya Eunbi. "Kau melepaskanku mana mungkin kau menungguku? Sia-sia." Lanjutnya dengan ketus, tapi Jungkook tahu betul siapa Eunbi, sehingga kalimat ketus Eunbi pun Jungkook telan bulat bulat.
Karena Jungkook tahu ini semua hanya pura-pura yang selalu Eunbi lakukan untuk menutupi semuanya.
"Bagiku, menunggumu bukanlah sesuatu yang sia-sia, Eunbi. Menunggu seseorang yang tidak mungkin kembali itu baru sia-sia." Jungkook tidak mau kalah, karena yakin kalau Eunbi pasti akan menyerah dengan segala kepura-puraannya itu.
"Kalau begitu, kau memang benar benar telah menyia-nyiakan waktumu."
"Tapi, kau- kembali." Jawab Jungkook sedikit terbata dan ragu.
"Aku kembali bukan untukmu."
Jungkook terkejut, semuanya tidak sesuai dengan harapannya. "Eunbi, aku minta ma-"
"Ah, Eunha. Kau masih disana rupanya, ayo bergegaslah audisi sebentar lagi akan dimulai." Kalimat Jungkook terputus saat suara lantang tak jauh dari posisi mereka terdengar begitu jelas. Awalnya Jungkook tidak peduli pada pria itu, karena pria itu tidaklah bicara pada salah satu diantara Eunbi maupun Jungkook. Namun, saat Eunbi mengarahkan pandangannya pada pria itu dan menunduk meminta maaf, membuat Jungkook keheranan.
Eunbi kembali tersenyum.
"Ah, maafkan aku Jimin. Aku kesulitan untuk membereskan bajuku yang basah." Jawab Eunbi, seraya mengangkat tasnya yang berisi baju.
Mengambil kesempatan saat disadari posisi Jimin masih agak berjauhan dari mereka, Eunbi berbisik lirih pada Jungkook. "Ingatlah, aku bukan lagi Eunbi mu yang lemah dan cengeng. Namaku Eunha sekarang. Dan hidupku baru, termasuk diriku." Jungkook hanya diam tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Sempat ia berusaha menahan lengan Eunbi untuk sekedar meyakinkan dengan apa yang telah ia dengar barusan dari mulut Eunbi.
Tetapi, ia kalah cepat dengan keberadaan pria yang Eunbi panggil dengan nama Jimin itu.
"Mari, aku bawakan tasmu." Penawaran Jimin membuat Jungkook geram, terlebih saat Eunbi membalas tawaran pria itu dengan senyuman manisnya yang kemudian membiarkan pria itu membantunya membawakan tasnya.