Kedua mata Eunha mengerjap berulang kali berusaha untuk menghindari kedua matanya dari angin yang membawa debu jalanan. Memang, kini kota Seoul sedang dilanda musim panas membuat siapa saja tidak heran jika melihat para pejalan kaki disetiap jalan mengenakan pakaian kaos santai.
Begitu pun dengan Eunha, kini gadis itu hanya mengenakan kaos oblong dengan celana jeans pendeknya. Cuaca yang begitu terik tidak membuatnya takut kehilangan kulit putih bersihnya, yang ia takutkan hanya satu, kepanasan.
"Oppa, ini sungguh menyenangkan hahaha." Tawa Eunha meledak bersama angin yang sedari tadi menghantam wajahnya. Kini kedua sudut bibirnya merekah bak bunga mawar yang berhasil tumbuh subur dimusim dingin. Pria bernama Jimin yang dia ajak bicara itu hanya tersenyum puas menanggapi tingkah menggemaskan Eunha.
"Wah, indah sekali. Angin datanglah padaku~" Kini gadis itu merentangkan kedua tangannya, sangsi bahwa saat ini gadis tersebut benar-benar membutuhkan angin untuk menyejukkan tubuhnya.
"Eunha-ya, bahaya!" Namun cepat Jimin menegur Eunha, karena memang sekarang laju motor yang mereka tumpangi dalam kecepatan penuh. Mengingat Jimin sedang menuruti permintaan Eunha, gadis itu bilang ia ingin keliling kota Seoul mengendarai motor dengan kecepatan penuh agar tubuhnya mendapatkan kesegaran yang cukup di cuaca yang panas ini.
Untung saja, Jimin memiliki saudara yang memiliki sepeda motor dan rumahnya tidak jauh dari dorm mereka.
Eunha malah terkekeh senang saat ia ditegur oleh Jimin. "Oppa, sebaiknya kita kembali saja ke tempat latihan. Aku takut yang lainnya mencari kita." Ucap Eunha, kini nafasnya terasa berhembus dilekukan leher Jimin membuanya sedikit bergidik geli. Pria itu memang mengenakan helm tetapi dia tidak memakai jaket dan hanya kaos oblong saja, mengingat cuasa Seoul saat ini sangat panas.
"Kau yakin?" Tanya Jimin, dan ia bisa melihat Eunha mengangguk dari pantulan spion yang dilihatnya. "Baiklah ayo kita kembali." Lalu mereka memutar arah untuk kembali ke tempat latihan.
Dilain tempat, tepatnya di studio latihan tempat mereka biasa berlatih ada satu sosok pria yang terlihat begitu cemas. Rasa cemasnya dapat langsung kita tebak dari gerak geriknya yang selalu berjalan mondar mandir mengelilingi seluruh ruang latihan. Kadang, sesekali Yoongi menegurnya untuk duduk dan diam saja di tempat karena sifat Yoongi yang memang tidak pernah peka dan selalu merasa terganggu dengan apapun yang menurutnya tidak ia sukai.
"Jeon Jungkook. Sudah kubilang, duduk dan diam di tempat!" Yoongi kembali menegur pria yang menurutnya sangat mengganggu itu. Mata kecilnya semakin mengecil akibat keningnya yang mengerut, sibuk menelusuri isi kepala Jungkook yang sepertinya sudah sedikit bergeser.
"Sinbi-ya kemana kakakmu!" Tanya Jungkook pada Sinbi dengan nada tidak sabarnya. Orang yang ditanya hanya mengedikkan bahunya.
"Aku juga sedang mencari Taehyung oppa. Kemana dia!" Kini Sinbi ikut frustasi, rasa penasarannya semakin menguat saat melihat tingkah aneh Jungkook yang mengkhawatirkan Eunha, sahabatnya.
Hoseok yang awalnya sempat sibuk latihan dance tanpa diiringi musik itu refleks mengalihkan pandangannya pada Sinbi, wajahnya yang kelelahan dan penuh peluh itu semakin terlihat layu saat harus mendengar gadis yang disukainya mencari keberadaan pria lain. Dan pria itu adalah sahabatnya sendiri, Kim Taehyung.
"Kenapa kau mencarinya, Sinbi?" Hoseok memberanikan diri untuk bertanya, tujuannya tentu saja agar ia tidak mendapatkan kesalahfahaman diantara mereka bertiga. Setidaknya sedikit mengetahui informasi yang sebenarnya bisa membuatnya sedikit lega, dan yah, ia memang pria yang sungguh baik hati.