14. Tersadar

833 95 9
                                    



"Aku tidak mungkin bisa melakukan hal itu pada Eunha unnie." Sinbi, gadis itu menyilangkan kedua tangannya kemudian ia sandarkan tubuhnya pada punggung kursi yang kini sedang ia duduki.

Dan Taehyung, pria yang kini tengah duduk dihadapan Sinbi itu hanya bisa menepuk jidatnya. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana untuk membujuk Sinbi agar ia mau menghasut Eunha agar tidak memilih diantara Jungkook dan Jimin. Pria satu ini memang yang paling serius dan yang paling ingin segera debut, mengingat masa pelatihannya bersama yang lainnya sudah cukup lama. Ia tidak tahan jika harus terus menjadi seorang back dancer.

"Lagipula aku tidak berhak untuk mencampuri urusannya." Ucap Sinbi seraya menyeruput minumannya yang sempat dia diamkan sejenak.

Melihat hal itu membuat Taehyung ikut menyeruput minuman miliknya juga. "Sinbi-ya, itu memang urusannya tetapi urusannya itu bisa berdampak pada kita semua." Pria itu kembali menyeruput minumannya sampai habis.

"Kalau begitu, kenapa bukan oppa saja yang melakukan semuanya? Aku benar-benar tidak mau." Gadis satu ini memang terlampau keras kepala bagi ukuran Kim Taehyung. Tetapi ketahuilah, ia begini karena ia menghargai privasi Eunha. Bukannya tidak mau ikut campur atau pun tidak peduli pada masa depan teman-temannya seperti apa yang Taehyung fikirkan.

"Aku baru mengenalnya beberapa bulan yang lalu, bagaimana mungkin dia percaya padaku?"

"Hah, terserah! Aku tidak mau tahu, pokoknya aku tidak mau melakukannya. Oppa, kau faham kan dengan bahasa yang aku gunakan sekarang?" Kalimat Sinbi kali ini membuat Taehyung diam, pria itu sedikit menjinak ketika melihat amarah Sinbi mulai tersulut.

"Ba- baiklah, baiklah. Maafkan oppa, ya? Jangan marah." Dengan berat hati Taehyung harus mengalah sebelum semuanya terlambat. Ia sangat takut jika telah membuat seorang perempuan marah padanya. "Kalau begitu kita pulang saja, ya." Ajak Taehyung pada Sinbi. Namun gadis itu hanya menatapnya sengit dengan mulut yang terus menggerutu tidak jelas.

Sinbi berdiri dari duduknya. "Aku mau ke tempat latihan saja." Kemudian gadis itu berjalan meninggalkan Taehyung sendirian.

Taehyung yang terkejut dengan kepergian Sinbi yang tiba-tiba pun dengan kalang kabut cepat membayar tagihan makanan mereka kemudian berlari mengejar Sinbi.

Sinbi memang tidak marah secara serius, ia hanya mencoba untuk memberi pelajaran pada Taehyung agar pria itu tidak lagi memaksanya untuk melakukan hal yang ia rencanakan pada Eunha. Karena sudah satu minggu ini Sinbi terus menerus diikuti oleh Taehyung, sekedar untuk menuruti pria itu untuk mendengarkannya mengulang kembali kalimatnya yang pernah diucapkannya.

"Sinbi, tunggu. Sinbi!" Taehyung menarik lengan Sinbi dengan pelan, membuat Sinbi terus saja berjalan tanpa berhenti.

Memang, jarak tempat mereka tadi makan dengan gedung perusahaan mereka sangatlah dekat, membuat kini keduanya sudah berdiri tepat didepan gerbang tempat tujuan mereka.

"Oppa, kalau kau paksa aku sekali lagi, aku benar-benar akan marah padamu!" Teriak Sinbi, saat mereka berdua telah memasuki lobi gedung BigHit. Taehyung yang terkejut dengan orang-orang yang menatap mereka dengan tatapan mencurigakan itu langsung saja meletakkan telunjuknya pada bibirnya, tanda bahwa ia menyuruh Sinbi untuk menurunkan volume suaranya.

"Sinbi-ya, pelankan suaramu!" Perintah Taehyung dalam bisiknya.

Sinbi yang merasa gusar tiba-tiba saja merangkul Taehyung. Dengan sedikit berjinjit akhirnya mulutnya bisa mencapai telinga kiri milik Taehyung. "Iya, baiklah oppaku yang paling tampan. Maafkan aku, ya?" Ucapnya, tepat pada telinga Taehyung membuat sang empunya sedikit bergidik karena geli yang dihasilkan dari hembusan nafas Sinbi.

I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang