"jibran, lampu merah!"
sewoon langsung menarik rem motornya begitu punggung kemejanya ditarik kuat oleh chaeyeon yang duduk di boncengan belakang motornya.
"kalo nyetir itu liat-liat, jangan asal digas aja." chaeyeon mencubit pinggang sewoon.
sewoon yang masih linglung cuma mengucek-ngucek matanya yang masih bertenaga kurang dari lima watt itu.
sewoon sebenernya masih ngantuk banget. semalam dia sengaja begadang, karena sekarang ini masih waktu libur semester, dan rapat ormawanya hari ini juga masih siang nanti.
tapi chaeyeon sudah mengebom chatnya bahkan waktu sewoon baru selesai lepas sarung setelah shalat subuh, merengek-rengek minta di antar ke kampus. sewoon yang rencananya ingin kembali tidur, dengan terpaksa harus mandi dan bersiap seadanya.
"rapatnya masih jam sebelas, chaey. mau bersih-bersih sekre lo?"
sepanjang jalan sewoon terus mengeluh.
"bu yuli nyuruh gue ke kampus."
"ngapain?"
"ga tau."
sewoon mendengus nafasnya kasar. yang disuruh siapa yang ikut susah siapa.
chaeyeon tau betul kalo orang di depannya itu masih ngantuk berat. dilihat dari last seen whats app-nya, sewoon baru tidur jam dua pagi, dan chaeyeon sudah menggebraknya untuk bangun dan mengantarnya ke kampus jam enam.
"nih, minum."
tau keadaannya akan seperti ini, chaeyeon lebih dulu mampir ke indomaret untuk membeli kopi kalengan. bukan buat dirinya, tapi buat sewoon.
"ya terus gimana gue megangnya? ga liat gue lagi nyetir?"
iya, betul juga, sih.
"ya udah, gue pegangin." chaeyeon kembali menyodorkan ujung sedotan ke depan bibir sewoon.
tapi sewoon langsung menggelengkan kepalanya.
"minum ih, biar ga ngantuk." chaeyeon memukul punggung sewoon.
sewoon masih menggelengkan kepalanya seperti anak kecil yang tidak mau makan.
"jibran!"
"gue mau tidur di sekre, kalo minum kopi ntar ga ngantuk lagi."
"terserah."
akhirnya chaeyeon menghabiskan kopinya sendiri.
"emang harus sekarang banget?"
"iya."
"nyusahin."
"gue?"
"kalo lo nyadar, sih."
muka chaeyeon langsung berubah ga enak banget. emang ga punya sungkan sewoon ini.
"ya udah gue turun aja."
sewoon langsung menarik rem motornya. berhenti mendadak di tengah jalan, sampai diklakson mobil yang berjalan di belakang mereka.
"jibran, astagfirullah!"
chaeyeon yang kaget langsung mukul sewoon pakai sling bagnya.
"dek, kalo pacaran terus berantem, jangan di tengah jalan dong." protes bapak-bapak grab yang ngeluarin kepalanya di jendela mobil.
"kita ga pacaran-"
"maaf pak." potong sewoon.
setelah lebih dulu menepikan motornya, sewoon menoleh ke belakang, "minta turun di sini, emang mau ke kampus naik apa? ngesot apa meluncur pake sepatu roda?"
"kaya ga ada abang gojek aja."
"ya udah lo order, gue tungguin."
wow
sewoon memang laki-laki luar biasa. tidak ada rasa simpati sedikit pun, bahkan dengan perempuan.
chaeyeon terdiam, dengan mata yang berkaca-kaca, hampir menangis.
sewoon yang melihat chaeyeon kaget langsung tertawa lalu mencubit pipi chaeyeon gemas, "duh, bercanda doang gue."
sewoon membetulkan letak helmnya dan kembali mengegas motor matic-nya, tanpa tahu jika pipi perempuan di belakangnya sudah memerah seperti kepiting rebus.
dumb stuff ♛♚
mari satnite bersama putri dan tukang pel istana
hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
dumb stuff― sewoon ; chaeyeon ✔
Fanfictiondia begitu membingungkan. terkadang dia membuatku percaya jika ia menyukaiku dan di saat lain dia membuatku percaya jika aku hanya seseorang yang bahkan tak pernah terlintas dipikirannya [spin off of 'remaja masjid' #1] | kpoplokal ©2017 syyouth- P...