Lampu Ajaib

246 27 14
                                    

Makhluk itu berwarna biru. Benar-benar biru. Perutnya lebih besar dari perut Bang Shin Hyuk. Ia mengenakan ikat pinggang dan sepasang belenggu emas.

“Halo, Tuan Ali! Kenapa kau tidur?”

Makhluk itu mengelilingi Tae Hyung dan menggoncang-goncang tubuh Tae Hyung. Sementara Nam Joon, Jimin, Jung Kook, dan Yoon Gi menganga lebar melihat penampakan nyata di hadapan mereka.

“Tuan Ali! Bangunlah! Sadarlah! Atau Putri Jasmine akan dijahati oleh Jafar!” teriak makhluk biru itu penuh semangat.

“Hey, apa yang kalian kagumi?” makhluk itu menatap heran pada keempat pria yang masih melongo tak percaya menatapnya. Makhluk itu lantas tersenyum dan melihat kepada dirinya sendiri seraya berpose ala super model.

“Ah, aku akui diriku memang tampan! Ayolah, jangan terlalu terpesona melihat ketampananku, Tuan-Tuan!” alis matanya bergerak naik turun berulang-ulang.

“Ka-kau siapa?” Nam Joon memberanikan diri untuk bertanya.

“Aku? Panggil saja aku Genie. Tapi ngomong-ngomong kalian ini siapa? Siapanya Tuan Ali? Ah, aku tahu! Kalian para pelayan Tuan Ali, kan?”

Hening. Kedua mata Jung Kook dan Jimin berkedip bersamaan. Jangan lupakan mulut keduanya yang masih terbuka.

“Hey, kalian! Cepat bangunkan Tuan Ali! Jangan hanya diam begitu? Dan juga lihatlah dua pelayan tak tahu diri ini. Malah ikut-ikutan tidur seperti Tuan Ali!” Genie berteriak di hadapan Seok Jin dan Ho Seok yang masih pingsan.

“Tidak, Genie! Kami bukan pelayan dan dia bukan Tuan Ali. Namanya Kim Tae Hyung!” Nam Joon meluruskan.

Genie kelihatan berpikir sambil menatap Tae Hyung lamat-lamat. Genie mengendus bau di tubuh Tae Hyung. Seketika saja wujudnya berubah menjadi anjing berwarna biru lalu berubah ke wujud semula lagi.

“Emmm, apa dia pemilik baruku? Mana Aladdin?” Seraya meletakkan jempol dan telunjuknya yang membentuk seperti pistol di dagu.

“Tapi dia mirip Aladdin. Ah, kalian berbohong padaku!” Genie merajuk.

“Apa kau benar-benar Genie yang dapat mewujudkan keinginan?” tanya Yoon Gi.

Genie seketika menyeringai lalu kedua binar matanya tampak bersemangat.

“Tentu saja. Namun hanya Tuan Ali yang bisa mengucapkan permohonan. Ngomong-ngomong Tuan Ali belum mengucapkan satu permintaan pun.”

“Kalau begitu kau bisa membuktikan ucapanmu dengan menyadarkan ketiga temanku yang pingsan,” tantang Yoon Gi.

Wajah Genie mendadak serius,”Tidak bisa! Tuan Ali harus mengatakan ‘Genie, Tolong Selamatkan aku!’ baru aku akan melakukannya.”

“Oh, begitukah? Tapi bagaimana Tuan Ali akan mengucapkan permintaan jika ia dalam keadaan pingsan? Apa kau Genie yang jahat semacam Tukang Teluh diluar sana?” Yoon Gi semakin mendesak Genie yang justru semakin tak terima disamakan dengan Tukang Teluh.

“BAIKLAH, TUAN BERWAJAH DATAR! AKU AKAN MEMBUKTIKAN KESAKTIANKU!” suara Genie meninggi. Yoon Gi dan Nam Joon tersenyum karena makhluk biru itu masuk jebakan.

Dengan mudah Genie melakukannya. Tae Hyung, Seok Jin, dan Ho Seok sadar dari pingsan. Tetapi Seok Jin dan Ho Seok berteriak bersamaan saat melihat Genie lagi.

“Hey! Hey! Tenang kalian! Kalian tak perlu sampai menjerit bahagia begitu melihat wujudku yang sempurna ini!” kenarsisan Genie melebihi kenarsisan seorang Kim Seok Jin. Wujudnya berubah layaknya Super Star tampan yang memiliki model rambut kekinian. Walau tetap berwarna biru.

Seketika saja Genie membuat SHOW sendiri. Ia bernyanyi dan menciptakan berbagai macam efek di sekitarnya. Kembang api, bunga-bunga, salju, dedaunan, pepohonan, bebatuan, dan lain sebagainya. Lirik yang dinyanyikan oleh Genie mendeskripsikan tentang dirinya sendiri dan aturan apa saja yang boleh dan tak boleh ia lakukan.

Prok! Prok! Prok!

Tentu, semuanya jadi terhibur. Seok Jin dan Ho Seok pun tak setakut tadi. Kembang api menyala indah di sekitar mereka walau dalam skala kecil.

“Jadi Tuan Ali, apa permintaan pertamamu?” Genie kembali menjadi wujudnya semula.

Tae Hyung bingung dan melirik member lain satu per satu. Teman-temannya sudah memberikan usul permintaan bervariasi yang membuat Tae Hyung semakin bingung.

“Minta rumah mewah dan mobil sport, Tae!” seru Jimin lebih dulu.

“Emas berlimpah, Hyung!” Jung Kook tak kalah semangat.

“Perusahaan terbesar di dunia di sektor Industri Musik. Lalu aku menjadi CEO,” Yoon Gi kedengaran egois.

“Pulau Pribadi, uang berlimpah yang tak pernah habis tujuh turunan, istri yang banyak!” Nam Joon berteriak bersahutan dengan Seok Jin dan Ho Seok.

“Pakaian mewah seumur hidup, belanja bulanan gratis, perjalanan gratis ke seluruh dunia, perhiasan, tas mahal, make up gratis seumur hidup, panci mahal limited edition, bla bla bla,” Permintaan Seok Jin masih berlanjut sampai tahun 196931948624761514574893485637429784932 Masehi. -_-

“Menjadi Raja dan memiliki selir sebanyak seratus orang. Dan permaisuriku adalah Seul Gi Red Velvet,” Ho Seok semakin menjadi-jadi.

Ngik! Ngik! Ngik!

Pada kenyataannya Tae Hyung masih kebingungan sendiri dengan apa yang harus dimintanya pada Genie yang tersenyum lebar menampilkan gigi putihnya.

“A-aku … aku ingin … aku ingin nenekku hidup lagi.”

Keenam member yang sudah sangat serakah mengusulkan permintaan seketika hilang kobaran apinya (?)

“Maaf Tuan. Aku tidak bisa melakukannya. Katakan yang lain. Asal jangan itu,” ekspresi Genie mendadak muram. Kekecewaan kentara menghiasi wajah Tae Hyung. Kedua matanya berair.

“Tuan Ali,” Genie menimbulkan secangkir kopi dan meletakkannya di depan Tae Hyung yang murung.

“Ada permintaan yang tidak bisa kulakukan. Membuat orang jatuh cinta dan menghidupkan orang mati,” ucap Genie dengan raut sedih.

Air mata itu mengalir menuruni cekungan pipi Tae Hyung. Jimin segera merangkul sahabatnya dan menghapus air mata itu.

Permintaan pun belum terucap hingga mereka kembali ke Korea. Namun sesuatu telah menanti mereka lagi.

*_*_*_*_*_*_*_*_

“A-Ariel, apa yang terjadi denganmu?” Jung Kook menghambur ke pelukan Ariel. Gadisnya bersandar kelelahan di samping batu karang. Kedua mata Ariel memandang sayu. Bibirnya bergerak. Namun hanya kesedihan yang bisa disaksikan oleh Jung Kook.

Jung Kook sama paniknya. Melihat Ariel dengan wujud yang lain. Jung Kook segera melepas kemejanya dan hanya menyisakan kaos putihnya. Kemejanya diletakkan di area bawah Ariel untuk menutupi sesuatu yang memang tak pantas tereskpos.

“Tunggu aku disini, Ariel. Aku akan segera kembali.”

Jung Kook berlari menuju dimana mobil terparkir. Hyung-hyungnya dan manager heran melihat Jung Kook panik. Lelaki itu membuka kopernya dan mengambil celana panjang serta kaos.

“Ada apa?”

Tak dihiraukan Jung Kook. Jung Kook kembali berlari menemui Ariel.

Jung Kook memakaikan kaos dan celana untuk menutupi tubuh bagian atas yang hanya mengenakan bra berbahan dasar tumbuhan laut. Jung Kook menggendong Ariel yang masih menangis tanpa suara ke tempat para Hyungnya berada.

Manager dan member lainnya seketika terhenyak melihat kondisi Ariel. Ariel telah memiliki kedua kaki dan kehilangan ekornya.

*_*_*_*_*_*_*_

Ariel seperti manusia yang lumpuh. Tak bisa berjalan dan bicara. Hanya berbaring yang bisa Ia lakukan. Semua menjadi semakin jelas. Semua cerita telah berjalan sama seperti di dalam buku dongeng.

Jung Kook merawatnya dengan telaten. Membelikannya pakaian dan membuatkan makanan. Keadaan Ariel menjadi semakin membaik, walau Jung Kook dan Ariel tak bisa mengobrol lagi. Hanya saling berbicara lewat senyuman, sentuhan, tatapan, dan isyarat tangan. Ariel benar-benar bisu.

Sesekali Jung Kook juga mengajari Ariel untuk mencoba berjalan selangkah dua langkah.

Snow White dan Ratu Elsa juga siap menjadi teman serumah untuk Ariel.

Jung Kook menjadi pendiam dan pemurung. Hyung-hyungnya sedikit khawatir apalagi ketika Elsa dan Nam Joon sudah membahas masalah Ariel lagi yang kemungkinan sudah melakukan perjanjian dengan Ursula. Iblis lautan.

“Aku akan meminta Genie agar mengembalikan suara Ariel,” Tae Hyung menepuk pundak Jung Kook.

Jung Kook menggeleng,”Jangan Hyung. Tak perlu. Memang cerita seharusnya telah begitu adanya.”

“Aku tak suka melihatmu murung. Kau itu paling kusayangi. Aku tidak mau melihat adik kesayanganku sedih.”

“Daripada meminta itu, lebih baik kita meminta hal yang lebih menunjang kesuksesan BTS dan Big Hit Entertainment. Aku tak ingin egois.”

Tae Hyung tersenyum kecil,”Maksudmu aku harus meminta kepada Genie biar kita mendapatkan Daesang?”

Jung Kook terkekeh,”Boleh juga, Hyung.”

Mereka tertawa renyah. Tae Hyung meninggalkan Jung Kook. Tak berapa lama kemudian, Tae Hyung kembali lagi membawa lampu ajaib.

“Usaplah. Katakan apa yang kau inginkan, Kookie.”

“Hyung, harusnya kau yang mengucapkan keinginan,” seraya menggeser lampu ke hadapan Tae Hyung kembali.

Tae Hyung akhirnya mengusap sendiri lampu ajaibnya dan mengepul lah asap berwarna biru yang menampilkan sesosok Jin (bukan Jin BTS, bahkan visualnya jauh beda dengan Jin BTS) yang sedang berendam di bath tub. Kedua pipinya memerah. Wajahnya menunjukkan kedamaian.

“Apa yang kau lakukan, Genie?” Tae Hyung melongo memperhatikan Genie yang menggosok-gosok punggungnya dengan handuk sebelum menyadari jika Jung Kook dan Tae Hyung memperhatikannya.

Saat Genie membuka kedua matanya, Sosok gempal berwarna biru itu terlonjak kaget sambil berusaha menutupi tubuhnya seperti perempuan.

“OH TUAN ALI! KAU MESUM SEKALI! MENGINTIP ORANG MANDI.”

Tae Hyung dan Jung Kook saling melirik dengan heran. Kelakuan Genie lebih absurd dari Olaf yang sekarang sedang menganga lebar di belakang Jung Kook. Entah sejak kapan Olaf berada di sana. Takjub menyaksikan Genie dengan mata bonekanya.

“Ratu Elsa! Dopey (Tae Hyung) dan Sneezy (Jung Kook) memelihara Jin!” teriak Olaf yang akhirnya lari menjauh dari sana.

Sementara itu, kedua mata Genie terbelalak lebar. Bahkan kedua matanya benar-benar terlepas dari wajahnya.

”Aku melihat manusia salju bisa bicara! Dia hidup!” sorak Genie.

Tae Hyung menyenggol Jung Kook yang masih ternganga,”Kajja! Ucapkan permintaan.”

“Genie, Aku ingin mengucapkan permintaan pertamaku,” Sambung Tae Hyung. Disambut antusias Genie yang kini berganti setting. Bath tub dan segala peralatan kamar mandi telah lenyap berganti dengan percikan kembang api.

“Hamba siap memenuhi permintaan Anda, Tuan Ali,” Genie bersujud pada Tae Hyung. Tae Hyung kembali menyenggol Jung Kook.

“Aku akan meminta Ariel sembuh lagi, Kookie.”

“Tidak! Itu milikmu, Hyung. Milikku adalah Ariel,” cegah Jung Kook.

Tae Hyung tertegun. Rupanya adik kesayangannya sudah sepenuhnya jatuh kepada Ariel.

“Aku iri.”

“Iri kenapa, Hyung?”

Tae Hyung tertawa kecil,”Aku bahkan lupa bagaimana rasanya jatuh cinta.”

“Hyung, menurutku kita bertujuh telah memiliki tujuh keajaiban yang berbeda. Walau saat ini Seok Jin Hyung, Nam Joon Hyung, dan Jimin Hyung belum mendapatkannya, aku yakin pasti mereka akan bertemu segera dengan keajaiban itu.”

“Dan Genie adalah keajaibanmu, Hyung,” lanjut Jung Kook.

“Memangnya ada apa, Tuanku? Kau tak merasa bahagia memiliku?” kedua mata Genie berair.

“Aku bahagia melihat kehidupan Tuan Ali yang sekarang. Tuan Ali tidak lagi menjadi gelandangan bersama Monyet Peliharaanmu yang kotor itu. Kau tak perlu mencuri buah di pasar lagi untuk makan, Tuan.”

Dalam cerita dongeng Aladdin, diceritakan jika Aladdin adalah seorang gelandangan yang memiliki sahabat seekor monyet.

“Bagaimana bisa kau mengatakan jika kau lupa bagaimana rasanya jatuh cinta sementara aku melihat cinta yang tulus dari kedua matamu saat menatap Putri Jasmine. Apa kau sudah tak cinta dengan Putri Jasmine?” Genie menjelaskan panjang lebar.

Tae Hyung terdiam. Mencintai Putri Jasmine? Sepertinya Genie benar-benar menganggap dirinya adalah Aladdin walau sudah dijelaskan jika namanya adalah Kim Tae Hyung.

“Apa kau tak merindukan Putri Jasmine, Tuan Ali?” Genie memunculkan sebuah permadani. Permadani yang awalnya hanya terhampar, kini bergerak lincah memeluk Tae Hyung. Jung Kook sampai terkaget-kaget. Permadani itu bertingkah laku seperti anjing peliharaan yang manis. Rumbai-rumbai ditepinya, menggelitik Tae Hyung dengan gemas.

“Hyung, permadani ajaib itu nyata!”

“Apa kalian ingin jalan-jalan?” tawar Genie.

*_*_*_*_*_*_*_*_

“Kita terbang ke Tanah Arab. Menemui Putri Jasmine!”

Walau sempat takut, Tae Hyung dan Jung Kook seketika excited melihat pemandangan bumi dari angkasa. Sangat berbeda rasanya saat melihat permukaan bumi dari pesawat. Kini mereka bisa melihat dengan lebih jelas menyaksikan keindaan bumi.

“WAH, HYUNG! DAEBBAK! KITA BENAR-BENAR TERBANG! LIHAT, HYUNG! ITU TEMPAT TINGGAL PRESIDEN! AKU BISA MENCAPAI NAMSAN TOWER TANPA SUSAH PAYAH MENGANTRI. HAHAHAHAHAHAHA.” Jung Kook sangat bahagia.

“MUNGKIN KITA BISA BEPERGIAN KELUAR NEGERI TANPA MENGELUARKAN UANG UNTUK BELI TIKET PESAWAT LAGI. AKU AKAN MEMBERITAHUKAN MANAGER SOAL INI. HAHAHAHA,” Tae Hyung takjub melihat sekelompok burung mengitari permadani mereka.

“AKU TAK YAKIN JIKA HO SEOK HYUNG AKAN BERSEDIA IKUT. HAHAHAHA. AKU YAKIN HO SEOK HYUNG AKAN PINGSAN SELAMA PERJALANAN. HAHAHAHAHA.”

Di depan mata mereka, Genie membuka tabir dengan melakukan sihir. Sebuah tabir misterius yang memperlihatkan sebuah kota dengan bangunan khas Arab dimana ada satu bangunan yang berlapis emas dan paling megah berdiri di tengah kota. Istana Kesultanan telah di depan mata mereka.

“Selamat datang di dunia 1001 malam, Tuan Ali.”

Jung Kook memperhatikan portal yang tertutup perlahan di belakangnya. Dimensi lain kah itu?

Mereka mendarat tepat di samping kamar Putri Jasmine.

“Genie, kita dimana?”

“Tuan Ali, apa kau lupa? Ini Istana Kesultanan. Istana tempat Putri Jasmine tinggal.”

“Mwo?” Tae Hyung kaget.

Tepat saat itu, seseorang membuka pintu menuju balkon. Tempat dimana Tae Hyung, Jung Kook, dan Genie mendarat. Seseorang itu berjalan pelan. Tae Hyung memperhatikan sepasang kaki yang terbungkus selop berwarna coklat. Rok berwarna hijau terbang melambai dibelai angin yang berhembus lembut. Tatapan Tae Hyung menjadi semakin ‘ke atas’. Menatap pada perut berwarna eksotik yang terbuka. Tatapannya naik pada buah dada sintal yang terbungkus penutup berwarna senada dengan bawahannya. Tae Hyung kembali mengabsen rambut tebal hitam sebatas pinggang yang terikat. Sebuah mahkota tersemat cantik di kepalanya.

“Aladdin? Kau kah itu?” tanya suara lembut itu membuyarkan ketertegunan Tae Hyung.

“Ka-kau?”

Mungkin giliran Jung Kook yang menggerutu sekarang. Tae Hyung dibawa Putri Jasmine berkeliling istana. Bahkan Tae Hyung sempat berbincang dengan Sang Sultan, ayah dari Putri Jasmine. Selain itu, Tae Hyung juga disambut ‘ramah’ oleh penasehat setia sang sultan yang setahu Tae Hyung bernama Jafar. Namun, bukan Jafar yang hadir di sana. Penasehat tersebut memperkenalkan dirinya dengan nama Malaficient. Seorang perempuan cantik misterius yang memancarkan aura misterius gelap.

“Kau mau sepotong apel, Tuan Aladdin?” tawar Malaficient dengan sorot mata tajam. Ditangannya terdapat sebuah apel semerah darah berkilau yang nampak lezat.

Tae Hyung menolak dengan sopan. Teringat kejadian yang pernah menimpa Yoon Gi.

“Baiklah. Aku bisa menawari monyetmu, Tuan,” Malaficient menjauh dari Tae Hyung.

Tae Hyung masih berpikir soal ketidaksinkronan yang terjadi. Jafar tidak ada dan menjadi Malaficient. Dan Malaficient adalah? Ah, Tae Hyung yakin jika nama itu tak asing! Tae Hyung mencoba mengingat semua kisah dongeng Princess yang kurang digemarinya saat masih anak-anak dulu. Karena untuk apa anak laki-laki membaca buku-buku cerita Princess?

“Apa yang kau pikirkan?” Princess Jasmine yang urusannya sudah selesai dengan Sultan kembali menemani Tae Hyung.

“Apa yang kau bicarakan bersama Malaficient?”

Tae Hyung menggeleng seraya tersenyum tipis,”Hanya menawariku apel.”

Jleb! Seketika Tae Hyung membeku beberapa detik sebelum akhirnya berlari meninggalkan Jasmine yang kebingungan dan pada akhirnya ikut berlari menyusul Tae Hyung.

Tae Hyung mencari Jung Kook di tempat semula mereka berpisah. Namun Jung Kook tak ada di sana. Bahkan lampu ajaib juga dititipkan pada Jung Kook. Kemana Jung Kook? Semoga Jung Kook tak memakan apelnya.

Tae Hyung terus berlari hingga menemukan apa yang ia cari. Jung Kook dan sebuah apel di tangan. Jung Kook berdiri sendirian di depan seekor Jaguar jinak. Peliharaan milik Princess Jasmine.

Tae Hyung sontak menjatuhkan apel yang hampir digigit Jung Kook.

“Jangan dimakan!”

Auman Jaguar terdengar menakutkan di hadapan Tae Hyung. Jasmine spontan menangkap moncong jaguar kesayangannya agar tidak melukai Tae Hyung.

“Jagoan, jangan ganggu teman-temanku.”

Jaguar tersebut bertingkah laku layaknya seekor anjing menggemaskan.

“Hyung, kenapa kau membuang apelku?”

“Nanti kuceritakan.”

Tae Hyung mohon pamit kepada Jasmine. Jasmine keberatan dan mengatakan jika ia kesepian di istana. Membuat Jaguar kesayangannya merengut seolah kehadirannya selama ini tak berarti untuknya. Jasmine mengelus Sang Jaguar, menenangkannya dan seperti membantah jika kalimatnya barusan hanya candaan semata.

“Kau berjanji akan menemuiku lagi, kan?”

“Tentu saja, Putri.”

Cup! Kecupan singkat di bibir Tae Hyung. Wajah Tae Hyung melongo sesaat bersamaan dengan wajah keterkejutan Jung Kook yang menahan diri untuk tidak bersorak dan melompat kegirangan.

Walau pada akhirnya, di atas permadani yang terbang menuju dorm, Jung Kook terus-terusan menggodanya.

*_*_*_*_*_*_*_*_*_

“Malaficient? Dia adalah satu-satunya penyihir yang tidak diundang dalam pesta kerajaan Princess Aurora. Saat pesta pemberian anugerah untuk Aurora, Malaficient datang dan memberikan kutukan kematian dimana saat Aurora berusia tujuh belas tahun, jarinya akan tertusuk jarum pemintal. Raja memerintahkan agar seluruh alat pemintal di negeri itu dimusnahkan. Dan tepat saat usia Aurora tujuh belas tahun, jarinya tertusuk dan tertidur. Kutukan Malaficient tak bisa dicabut. Penyihir Putih hanya bisa mengubah kutukan kematian menjadi tertidur,” jelas Ratu Elsa panjang lebar.

“Dan ciuman cinta sejati dari seorang pangeran adalah penangkalnya,” lanjut Elsa.

“Ciuman? Seperti Pangeran yang akan menciumku?” Snow White mengedip polos pada Yoon Gi yang memasang ekspresi datar mendengarkan penjelasan Elsa.

“Apa? Jangan pernah kau berkhayal hal mesum seperti itu,” kata Yoon Gi tegas.

“Tapi jika mengikuti versi asli, Pangeran adalah sosok yang mesum.”

Perkataan Ratu Elsa yang disambut tautan alis mengkerut oleh yang lain.

“Dikatakan jika versi buku cerita anak-anak sudah diubah sedemikian rupa agar pantas dikonsumsi anak-anak. Namun sesungguhnya cerita Snow White dan Tujuh Kurcaci tidak sesuci itu. Aku baru membacanya malam tadi. Saat Pangeran menemukan Snow White yang terbaring di peti kaca, Pangeran meminta izin pada para kurcaci untuk membawa Snow White ke kerajaannya. Namun di tengah perjalanan, Pangeran memperkosa Snow White.”

Ngik!

Nam Joon dan Jimin tersenyum mencurigakan. Yoon Gi menggaruk tengkuknya seraya menngerucutkan bibir pinknya.

“Aku tak pernah berpikir sejahat itu.”

“Memperkosa itu apa Pangeran?” tanya Snow White polos.

Tawa pun pecah. Yoon Gi memandang kikuk ke arah Snow White yang menunggu penjelasan.

“Ah, aku mengantuk! Aku mau tidur,” alasan Yoon Gi membuat tawa semakin riuh terdengar. Jika saja tidak terdengar suara gaduh dari dapur, tawa akan tetap berlanjut entah sampai kapan.

“Apa itu?” mereka memeriksa dapur. Menemukan apa yang terjadi di sana membuat Seok Jin gemas bukan main.

“Kau apakan dapurku, Olaf?” Seok Jin melotot. Olaf berlumuran mentega dan telur-telur yang pecah. Kedua matanya berkedip khawatir. Tangan kayunya bergerak perlahan menyembunyikan sebotol minuman.

“Olaf?! Apa yang kau perbuat?” Elsa bergerak maju. Tangannya segera meraih Olaf dalam dekapannya. Tak peduli jika gaunnya akan kotor. Dibersihkannya Olaf dengan sedikit sihir es.

“Tuan Hope, aku menyesal telah membuat dapur menjadi kotor,” sesal Elsa.

“Tidak apa-apa, Ratu.”

“Tidak apa-apa apanya? Coba lihat dapurnya! Semuanya tumpah. Berantakan. Padahal aku sudah susah payah membersihkannya,” Seok Jin cemberut.

“Aku akan membersihkannya, Hyung. Biarkan Ratu dan Olaf kembali ke kediaman mereka.”

Ho Seok meraih kantong plastik untuk menampung kekacauan yang dihasilkan Olaf.

Namun ketika Olaf ingin pergi, Elsa mencegahnya kembali dan meminta botol minuman yang disembunyikannya.

“Aku tak pernah mengajarimu mencuri, Olaf.”

Dengan raut kecewa, Olaf mengembalikan botol minuman yang rupanya milik Nam Joon. Minuman pemberian fans saat di Dubai. Nam Joon segera mengambil minuman tersebut.

“Sekali lagi aku minta maaf. Olaf telah banyak menimbulkan kekacauan.”

“Berhentilah meminta maaf, Ratu. Lebih baik Olaf yang melakukannya,” Ho Seok menatap Olaf yang segera bersembunyi di balik gaun Ratu Elsa.

“Dia memang tak pandai bertanggung jawab,” keluh Ho Seok sembari mengepel lantai.

Olaf, Ratu Elsa, dan Snow White pun kembali ke rumah mereka. Pembahasan soal keajaiban yang terjadi di sekitar mereka masih berlanjut seru. Terutama Nam Joon yang penasaran dengan Aurora. Apa Sang Putri Tidur benar-benar ada?

Apalagi membahas Jung Kook yang belum pulang ke dorm. Dia masih ada di sebelah dorm menemui Ariel kesayangannya. Terakhir yang didengar dari mulut Snow White, Jung Kook sedang tidur memeluk Ariel. Membuat keenam Hyungnya khawatir.

“Ariel masih tidak bisa bicara. Bahkan untuk ke toilet saja, Jung Kook harus mengantarnya. Tanpa sensor.”

“Aku tak tahu apa yang telah terjadi dengan Jung Kook kita,” lanjut Nam Joon seraya membuka tutup botol minuman yang ‘dicuri’ Olaf.

“Yang penting, kalian jangan sampai memakan apel. Aku jadi membenci buah itu sekarang,” nasehat Tae Hyung segera disetujui yang lain.

“Si Nenek dan Malaficient sepertinya orang yang sama. Kemunculan-kemunculan aneh juga mulai terjadi persis seperti di buku. Dan Princess Jasmine benar-benar nyata. Lalu permadani ajaib ini.”

Tae Hyung menyentuh permadani yang awalnya tergulung. Kini permadani itu tergerai. Seketika si permadani menjadi lincah dan bertingkah laku layaknya seekor anjing peliharaan.

“Wah, bisakah aku mencoba menungganginya lain kali, Tae?” pinta Jimin.

“Tentu. Nanti aku akan mengajakmu mengunjungi negeri 1001 malam. Aku sudah berjanji untuk menemui Jasmine kembali.”

*_*_*_*_*_*_*_*_

“Apa kau menukar suaramu untuk sepasang kaki ini?”

Ariel mengangguk sedih.

“Apa kau melakukan kesepakatan bersama Ursula? Apa Ursula yang mengusulkan kesepakatannya?”

Ariel kembali mengangguk.

“Kenapa kau melakukannya? Seharusnya kau tidak melakukannya. Kau dibodohi Ursula,” omel Jung Kook.

Ariel menatap sedih pada Jung Kook. Jung Kook terlihat kesal. Ia ingin menjelaskan segala yang ia pendam sekarang. Namun hanya deru napas yang bisa terdengar dari Ariel. Entah terselip rasa sesal sekarang, Ia tak mampu lagi mengatakan betapa ia mencintai Jung Kook. Ariel hanya bisa menangis. Bulir-bulir air mata itu mengalir setetes demi setetes. Jung Kook merasa bersalah pada Ariel. Segera didekapnya erat sang kekasih sambil mengucapkan kata maaf dan kata cinta.

Saat itulah keterkejutan Jung Kook bertambah. Ketika pelukan itu terlepas, Jung Kook bermandikan mutiara-mutiara seukuran kacang pilus. Juga disekitarnya, bertebaran mutiara.

Jung Kook menatap Ariel dan mutiara bergantian.

“Ariel, apa ini? Apa benar mutiara-mutiara ini adalah air matamu?”

Ariel tak merespon. Makhluk air itu hanya menghapus air matanya. Jung Kook menggenggam mutiara-mutiara yang bahkan jumlahnya tak sanggup diraup kedua tangannya. Jung Kook tertawa bahagia.

“Apa kau tahu jika setetes air matamu saja bisa membuatku kaya?”

Ariel menatap polos Jung Kook yang sudah membuka kemejanya. Ia hampar kemejanya dan memasukkan semua mutiara ke dalamnya.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.”

Jleb!

Jung Kook dan Ariel mendongak bersamaan. Keduanya saling menatap heran seolah bertanya ‘suara apa yang baru mereka dengar tadi?’

“Apa itu? Sepertinya itu suara teriakan Nam Joon Hyung.”

Dari luar kamar Ariel, terdengar tapak kaki Snow White dan Elsa berlari kembali ke dorm Bangtan Sonyeondan.

Jung Kook pun spontan berdiri. Meninggalkan kemeja berisi tampungan mutiara.

“ARIEL, AKU AKAN MEMERIKSA APA YANG TERJADI SEBENTAR. KAU TUNGGU DI SINI.”

Jung Kook berlari dalam keadaan telanjang dada. Secepatnya ia menerobos masuk pintu dorm yang memang dalam keadaan terbuka. Namun apa yang ia lihat bukanlah sesuatu yang bagus.

Ho Seok kembali pingsan. Snow White dan Elsa berteriak. Olaf memojok ketakutan di balik gaun Elsa. Tae Hyung dan Jimin gemetar. Keduanya terjerembab di lantai seraya terbelalak menatap hal ganjil di depan mata mereka.

Yoon Gi terduduk di lantai. Mulutnya menganga dan kedua mata sipitnya membesar seketika. Dan Seok Jin menangis seraya mendekati Nam Joon perlahan. Mendekati Nam Joon yang bukan seperti Nam Joon lagi.

Pakaian Nam Joon robek di beberapa bagian akibat pembesaran struktur tubuhnya. Bulu-bulu lebat tumbuh di sekujur tubuh Nam Joon. Nam Joon duduk ketakutan membelakangi semua orang. Jari-jari tangan dan kakinya berubah layaknya jari-jari kaki dan tangan seekor singa.

Seok Jin semakin mendekat. Dipaksanya Nam Joon untuk menatapnya. Dan Seok Jin semakin menjerit saat melihat wajah Nam Joon yang bukan seperti Kim Nam Joon selama ini. Tak ada lagi dua lesung pipi manis yang menjadikan ciri khas rapper Bangtan Sonyeondan bernama panggung Rap Monster itu. Yang ada hanya bulu-bulu lebat yang tumbuh menjadi jabis. Kedua matanya merah dan mengisyaratkan kemarahan. Dan bagian yang paling mengerikan adalah taring panjang dan kedua tanduk yang tiba-tiba muncul. Kim Nam Joon benar-benar menjadi seorang monster.

To Be Continued

Bangtan Sonyeondan and Seven WondersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang