Coretan Ringan

169 21 7
                                    

"Kau siapa?"

Belle tak menjawab. Gadis itu mati-matian menyembunyikan wajah buruk rupanya dengan tudung mantel coklatnya.

Katakan Namjoon kurang sopan dengan menarik tudung gadis asing di hadapannya.

Tidak. Belle spontan berlari. Menjatuhkan setangkai bunga mawar yang penuh diri.

---------------------------

"Sepatuku lepas! Sepatuku ketinggalan!"

Tak ada waktu lagi untuk Seokjin. Pria itu dikejar sekumpulan penggemar yang mengejarnya dengan semangat berapi-api.

Ia harus rela membuat telapak kaki kanannya lecet akibat bergesekan dengan permukaan jalan.

Beruntung, Seokjin tiba-tiba melihat jalan kecil yang Seokjin yakini jika jalanan itu belum pernah ada sebelumnya. Setidaknya Seokjin cukup sering lewat jalan tersebut. Namun, bukan waktu yang tepat untuk bertanya-tanya perihal jalan kecil tersebut. Seokjin memasukkinya dan menghilang.

Pemilik sepasang sayap dengan serbuk ajaibnya tersenyum lembut dan puas saat melihat hasil kerjanya berhasil.

"Tinker Bell, terima kasih. Dan aku mendapatkan souvenir terbaik di dunia."

Cinderella memamerkan sebelah sepatu Seokjin yang tertinggal.

---------------------------

"Sudah kukatakan aku alergi apel! Mengapa kau malah menyajikan jus apel untukku?"

Gadis berkulit lebih pucat dari Yoongi itu membeku seketika. Hanya sekadar mengucap maaf pun, gadis itu takut.

Gadis itu hanya rindu dengan Pangerannya. Menyajikan segelas jus apel adalah harapan gadis itu. Harapan agar Yoongi bisa mengingatnya sebagai Snow White.

---------------------------

Hoseok mendongak. Menatap biasa namun masih membuat penasaran mengenai gumpalan awan putih cerah yang selalu setia bergerak mengikutinya.

Benarkah itu awan pribadinya?

Awan pribadi yang membuatnya tak pernah kedinginan saat musim dingin. Awan pribadi yang membuatnya sejuk saat musim panas tiba.

"Aku tahu jika kita sering berada di tempat yang sama. Bahkan saat di L.A pun, aku melihatmu. Jadi sudah sepantasnya aku mengenalmu."

Gadis yang mengenakan dress berwarna biru di hadapannya tersenyum tenang. Iris birunya mampu membuat Hoseok memuji dalam hati.

"Cukup sebutkan namamu agar jika kita bertemu sekali lagi, aku bisa langsung memanggil namamu."

Gadis itu membungkuk hormat. Lalu berjalan maju. Saat posisinya berada di samping Hoseok, gadis itu berkata,"Panggil aku Elsa. Aroma peppermintmu masih sama, Tuan Hope."

Gadis itu berlalu meninggalkan Hoseok yang dipenuhi pertanyaan.

---------------------------

Jimin pingsan saat jarum suntik itu menembus kulitnya. Dia hanya diberikan suntikan vitamin. Namun entah sejak kapan jarum-jarum itu terlihat sebagai senjata pembunuh bagi Jimin.

"Jadi? Bisakah aku tidak bersentuhan lagi dengan jarum?"

Jimin usai siuman terlihat sehat.

Gadis disampingnya menatap tak berkedip.

"Maafkan aku. Aku berjanji akan membuatmu normal."

Gadis itu beranjak begitu saja tanpa pamit. Jimin terkekeh,"Bahkan aku tidak tahu namamu."

Dan sebuah gelang yang memantulkan cahaya tergeletak di samping kaki Jimin.

Jimin memungutnya dan tersenyum saat melihat sebuah nama.

"Aurora."

---------------------------

"Tuan Ali, Anda nampak sehat. Aku sangat bersyukur. Ratu Jasmine akan sangat bahagia."

Taehyung tak habis pikir. Mengapa manager yang baru dipekerjakan oleh Big Hit ini tidak bisa memanggilnya dengan nama asli dan selalu menyebut nama perempuan asing?

"Namaku Taehyung. Kim Taehyung. Taetae, V. Bukan Ali, Tuan Genio."

Genio bisa dikatakan sebagai manager pribadi Taehyung. Genio selalu memastikan Taehyung aman.

"Maafkan saya, Taehyung."

Taehyung memejamkan kedua matanya hingga terdengar dengkuran halus.

Genio pun tersenyum lalu memberikan penghormatan.

"Hidup Yang Mulia Raja Ali. Semoga Yang Mulia diberikan umur panjang agar bisa berjumpa dengan Ratu Jasmine dan Pangeran kecil."

---------------------------

Jungkook merasa dirinya terlampau kuat sebagai manusia. Pemulihan dirinya sehabis jatuh ke laut kemarin terlampau cepat. Jungkook ingat, ia merasakan perih teramat sangat ketika seekor paus menggigit paha kirinya. Bukankah normal jika setidaknya ia kehilangan satu kaki?

Namun sekarang ia benar-benar dalam keadaan paling sehat di sepanjang hidupnya. Kaki kirinya baik-baik saja. Bahkan bekas gigitan tajam sang paus tidak berbekas.

Wajahnya semakin terlihat segar dari hari ke hari. Bahkan di tengah jadwal padatnya, Jungkook tak pernah kelelahan. Ia sanggup untuk tidak tidur selama seminggu!

Sekarang, Jungkook bersiap pulang dari rumah sakit. Ia membereskan barang-barangnya. Lantas kedua matanya terpaku pada sebuket bunga asing berwarna merah di tengah meja.

Jungkook mengambilnya dan melihat sebuah memo.

"Mutiaraku masih bekerja dengan sempurna. Ariel."

Jungkook mengernyit bingung.

--------------------------

BTS DAN TUJUH KEAJAIBAN

Ada yang rindu kisah mereka selanjutnya?

Bangtan Sonyeondan and Seven WondersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang