Sasuke Ultah?
Naruto milik Masashi Kishimoto.
Pairing : SasuNaru
Story by : mochan48
Genre : romance, OOC.
Rate : T
Just fanfiction.
Don't like don't read!
Note:
Di sini Sasuke pake kacamata yaa. ^^Happy reading~
.
.
.
"Nee, Naruto."
Pemilik bola mata biru itu menyahut tanpa memalingkan wajahnya dari sinetron pada televisi di hadapan mereka. Sasuke pun merasa sedikit kesal karena pemuda berambut pirang itu hanya melakukan hal yang sama saat dipanggilnya. Ini sudah yang ke-tiga kali Sasuke memanggil Naruto.
"Naruto." Empat kali sudah Sasuke memanggil kekasihnya itu.
"Bodoh sekali wanita itu!" Kali ini bukan menyahuti Sasuke, tapi malah membodoh-bodohi tokoh wanita di layar kotak itu.
Sasuke menghela nafas sambil membenarkan kacamatanya. Ia mencoba menahan emosinya agar tidak membanting remote tv ke layar supaya tatapan Naruto berpaling. Oh ayolah, ini adalah hari ulang tahun si bungsu Uchiha dan Naruto malah keasyikan dengan sinetron?
Hari sudah hampir berganti hari. Empat jam lagi tanggal 23 sudah berakhir dan Naruto tidak terlihat akan memberikan atau mengucapkan apa pun padanya. Sepertinya Naruto benar-benar melupakan hari ulang tahun Sasuke.
Pemuda bersurai hitam itu mengambil remote dan kemudia mengganti channel. Tentu saja Naruto langsung menoleh dan memasang wajah horror padanya. Namun, ternyata tatapan Sasuke lebih horror lagi.
"Apa maumu, teme?" Protes si pirang dengan wajah kesal.
"Kau melupakan sesuatu, dobe." Sasuke berucap dengan datar tanpa terpengaruh Naruto yang sedikit marah.
"Huh? Apa?" Pemuda bersurai pirang itu menyilangkan tangannya sambil mengerucutkan bibir.
Sasuke mendesah kesal.
"Nghhh aahhhh.."
Naruto dan Sasuke terperanjat kaget mendengar suara seorang wanita dari tv. Oh, shit! Sasuke salah memindahkan channel tv. Mereka pun mencoba untuk stay cool tanpa menghiraukan desahan itu.
Sasuke dengan santai mengganti lagi saluran televisinya. Namun...
"Aahh... moreee... Nghhh..." Sasuke membelalakkan matanya, sementara Naruto dengan wajah merah hanya terdiam. Kali ini desahan terdengar dua orang lelaki. Acara tv macam apa itu? Bagaimana kalau anak kecil yang menontonnya?
Kini Naruto yang merebut remote dari Sasuke, kemudian mematikannya.
"Uhm... Memangnya apa yang kulupakan?" Naruto berusaha mengalihkan perhatian.
"Kau lupa sekarang tanggal berapa, huh?" Sasuke sengaja tidak menatap sapphire itu.
"Sekarang tanggal dua puluh ti..." Naruto menghentikan kalimatnya saat ia mengingat sesuatu. Sial! Ia melupakan hal yang sangat penting.
Naruto menelan air liurnya. Apa yang harus ia katakan? Kalau Naruto bilang lupa, pasti Sasuke akan marah besar. Sekarang saja tampangnya sudah mengerikan seperti ini, lihat?
Naruto tertawa hambar. Dia harus berfikir keras untuk memberikan apa pada Sasuke di saat seperti ini? Ia tak memiliki persiapan apa pun. Matilah kau, Naruto!
"Jadi... mana hadiahku?" Nah kan, Sasuke menagih kado dari Naruto. Si pirang membeku di tempat, namun dalam hati ia kelabakan setengah mati.
Sasuke menoleh pada Naruto. Hal tersebut membuat si pirang hampir terkena serangan jantung mendadak. Keringat dingin mengucur dari dahi pemuda itu. Ia pun merogoh saku celananya untuk menemukan sesuatu yang siapa tahu pantas untuk diberikan pada Sasuke.
Pikiran Naruto terlalu konyol. Saku celananya bukanlah kantung Doraemon yang bisa mengeluarkan apa pun dari sana. Naruto menarik tangannya keluar. Hanya sebuah kain pengikat kepala miliknya yang ia temukan. Pemuda itu pun meruntuki ide bodohnya.
Sasuke mengeryit saat Naruto mengeluarkan kain putih itu.
"Jangan bilang kau benar-benar melupakan hari ini, Naruto?" Pertanyaan datar Sasuke membuatnya merinding.
"Ma... mana mungkin, kan? Haha." Naruto berusaha tertawa senatural mungkin.
Naruto menatap kain pengikat kepala di tangannya. Tiba-tiba saja ia mendapatkan sebuah ide gila. Pemuda pirang itu menggigit bibir bawahnya, ia tak yakin dengam idenya. Namun, ia harus mencobanya karena ini sangat-sangat genting.
"Tentu saja aku punya hadiah untukmu." Naruto tersenyum lebar pada pemuda di sampingnya.
Naruto mendorong Sasuke terjatuh ke sofa. Dengan tersenyum nakal, ia mengambil kacamata yang bertengger di wajah kekasihnya itu.
"Hmm, kau ingin menghadiahkan tubuhmu, sayang?" Wajah Naruto memerah. Sial! Kenapa malah dirinya yang tergoda.
Sasuke terbangun karena Naruto malah diam di atasnya tanpa bereaksi apa pun. Naruto yang ada di pangkuannya itu pun sadar jika sekarang onyx di hadapannya semakin mendekat.
Saat bibir mereka hampir bertemu, Naruto menarik dirinya. Ia tersenyum jahil pada onyx yang menatapnya dengan kesal.
"Kita pakai ini, oke?" Naruto melilitkan kain putih pengikat kepala itu pada mata Sasuke.
"Apa yang kau lakukan, dobe? Aku tidak bisa melihatmu kalau begini." Protes si raven lantaran matanya yang ditutup.
Naruto tersenyum kecil yang tak terlihat oleh Sasuke. Ia akan benar-benar melakukan ide gilanya.
"Nikmati saja, teme."
Suara Naruto bersuara sangat sexy tepat di telinga kekasihnya. Sasuke langsung terdiam, tak lama ia tersenyum.
"Kuharap kau membuatku puas, Naruto. Kalau tidak, aku akan menghukummu berkali lipat."
Naruto sempat terkejut dengan pernyataan si raven.
Cup
"Tenang saja, aku belajar dari gurunya. Kujamin kau akan puas, darling. Jadi terimalah kado dariku ini."
Ohh. Sejak kapan Naruto seberani ini? Tunggu, belajar dari gurunya? Memangnya siapa sosok guru yang mengajarinya sepeti itu?
"Siapa yang menjadi gurumu itu, anak nakal?" Tanya Sasuke yang matanya masih tertutup kain.
Naruto terdiam sejenak.
"Tentu saja kau, teme.."
Sasuke tersenyum lalu berkata, "Lakukan sesukamu, dobe."
"Tentu saja!" Ujarnya dengan bersemangat.
Naruto mengecup lagi bibir Sasuke, kali ini dengan pagutan yang lebih lama dan mesra.
'Otanjoubi omedetou, Sasuke.'
-END-
Hai semua~
Happy birthday, Sasuke!!!
Gemana? Maaf gak ada enaena karena gak mood bikin hehe. Ini saya bikin pas baru balik kampus, lebih tepatnya barusan.
Makasih buat seseorang yang tadi sempet saya ajakin ngomongin 'kacamata'. Saya jadi dapet ide ginian 😆😆
Tinggalkan jejak yaaa (Wajib!) xD
Wkwkwk maaf ya maksa :v
Mata nee~
KAMU SEDANG MEMBACA
Yaoi Fanfiction's
FanfictionKumpulan fanfic yaoi one shoot~ Beberapa cerita ini saya private karena suatu alasan. Cerita ini mengandung unsur BL, Yaoi, dll. Yang tidak suka tidak usah membaca.