PART 4

5.8K 797 48
                                    

Aku gatau lost banget sama cerita ini. Ngerasa ga nge-feel sendiri masa :(

Mr. Min
.

.

.

PART 4

Pub itu sudah mulai sepi. Hanya beberapa pengunjung dan waiters saja yang ada.

"Woi bro!" Taehyung menghampiri salah satu orang yang masih menetap disana, "Nggak balik?" Tanyanya seraya duduk disebelah Jimin.

"Belum mau." Jawab Jimin sekenanya.
"Kenapa lo?" Ini bukan pertama kalinya Taehyung mengenal Jimin. Sahabat sejak mereka bahkan belum dibuat. Ayah mereka yang notabene juga bersahabat menularkan persahabatan kepada kedua anaknya.

Jika Jimin terlalu lama di pub, itu artinya ada yang dia pikirkan.

"Kepikiran Wendy."

"Wendy? Wendy sahabat lu itu? Yang lu rela pindah ke apartment murahan demi dia?"

Jimin menghela nafasnya, ia hanya mengangguk sekali.

Taehyung mengerutkan dahinya, "Kenawhat dia?"

"Gue gak ngerti. Dia dipanggil buat kerja, dan dia disuruh tinggal sama bosnya."

"Ya baguslah. Kalo misalkan Wendy dapet kerja harusnya lo seneng. Lagian kalo masalah tinggal bareng, banyak ko bos yang tinggal sama karyawannya."

"Masalahnya bukan itu. Lo tau gak? Siapa yang ngerekrut dia pekerjaan?"

"Siapa? Min Suga? Ya kali."

"Tuh tau."

"Yaelah Suga ini ... WHAT THE HELL? SERIUSAN SUGA? KOK BISA? KENAPA? TUH ALBINO KERASUKAN APA SHIT."

Dasar Taehyung! Bahkan teriakannya jauh mengalahkan suara musik dari DJ. "TERIAK LO TUH DI KONTROL?!" teriak Jimin tidak kalah kencang.

"Tapi tunggu. Itu gimana ceritanya bang Suga bisa minta Wendy buat tinggal sama dia? Itu seriusan Min Suga si albino yang kerjaannya molor?"

"Iya astaga!"

Taehyung menelan ludahnya bulat bulat. Ekspresi wajah yang dibuat buat terkejut dan dijelek-jelekan membuat Jimin tertawa melihatnya.

Dan beberapa saat Jimin kembali terdiam. Teringat bagaimana nasib Wendy ditangan Suga. Jimin tidak tahu apa yang direncanakan Suga sehingga membawa Wendy kekediamannya. Well, bagaimanapun Wendy sahabatnya.

"Menurut lo, Wendy bakal diapain sama Suga?"

"Paling dibuntingin." Jawab Taehyung sekenanya.

"Pokoknya kalo sampe Wendy diapa apain gue bunuh si Suga."

"Emang berani?"

"Kagak."

Taehyung-pun memutar bola matanya.

©©©

"Loh diganti pak?"

"Udah saya bilang. Jadwal saya hari jum'at harus dikosongkan. Apa Anda belum bisa mengerti juga."

"Tapi pak saya sudah mengganti ini sebanyak sepuluh kali dan bapak terus mengganti jadwal yang ada."

"Kamu mau ngebantah saya?"

"Bukan begitu pak, tapi sa-"

"Kamu saya pecat!"

Wendy membelakkan matanya. Melihat pertengkaran secara live seperti membuat dirinya mengingat beberapa adegan sinetron yang tadi malam dia lihat.

Wow, baru saja bos-nya yang memang ternyata menyeramkam itu, sekenanya memecat seketarisnya yang sudah bekerja dengannya dua tahun.

Hyena menghentakan kakinya kesal. Dipecat secara tidak hormat? Karyawan mana yang tidak kesal. Wanita itu segera meninggalkan ruangan, takut takut emosinya memuncak dan berakhir dibawah tanah.

"Kamu-"
Suara dingin itu berhasil menegakkan tubuh Wendy secara refleks.

"Iya pak."

"Kamu gantiin dia jadi seketaris saya. Urus semua jadwal saya!"

"Hah?!"

Wendy tidak habis pikir. Ex-sekertarisnya yang sudah berpengalaman saja beberapa kali harus mendapat teguran yang berakhir dipecat. Bagaimana dengan dirinya yang tidak pintar dan punya pengalaman sama sekali.

"Tapi Mr. saya gak punya pengalaman-"

"Turuti apa kata saya, atau kamu mau berakhir seperti dia. Mungkin lebih mengenaskan."

Wendy mengatup bibirnya rapat. Atmosper ruangan yang awalnya menyeramkan bertambah menjadi sangat menyeramkan. Suga menatap dirinya tajam. Tubuhnya seketika membeku karena takut.

Apa yang bisa dilakukan Suga jika membantah perintahnya.

"Baik Mr." Wendy menundukan wajahnya, ia menghampiri Suga yang masih duduk disinggahsananya.

"Perbaiki jadwal saya."

Dan terpaksa dengan otak seadanya. Pengetahuan seadanya Wendy membenarkan jadwal Suga yang sumpah demi tuhan tidak mengerti dimana letak titik salahnya. Dan apa yang harus Wendy benarkan?

And the happened is … Wendy membenarkan EYD dari penulisan jadwal di setiap tanggal. So stupid. Dia tidak tau apa yang salah, yang ia tahu ada yang salah dalam jadwal tuan Min. dan menurut Wendy kesalahan ada di dalam EYD.

Suga memperhatikan jadwal yang sudah diperbaiki oleh Wendy. Lelaki itu memicat pelipisnya, "Saya bilang perbaiki jadwal saya Son Wendy." Ucap Suga penuh kesabaran.

Wendy mengerutkan dahinya, wajahnya tampak sedang berpikir, ia lalu kembali tersenyum "Itu sudah saya perbaiki Mr."

"Ini tidak ada yang berubah dari sebelumnya."

"Mr.Min coba anda lihat baik-baik. Saya sudah memperbaiki penulisan yang salah dalam jadwal. Itu artinya jadwal anda sudah saya perbaiki."

Oh tuhan! Suga membulatkan matanya seketika. "SON WENDY SAYA MINTA ANDA UNTUK MEMPERBAIKI JADWAL SAYA. BUKAN PENULISANNYA."

"Itu-" Wendy gelagapan seketika. Lelaki itu jika sedang marah sangat menyeramkan. Wajah manisnya hilang seketika. Suga terlihat sudah memuncak, wajahnya yang seputih salju berubah merah padam. Wendy baru saja membangunkan sesosok devil.

"Stupid girl! Shit, kenapa kamu bodoh sekali, huh?!"

Padahal Wendy tidak tahu salahnya apa, "Maaf,"

Wendy hampir saja menitihkan air matanya. 23 tahun dia menghirup udara di bumi belum pernah ada orang yang mengatainya bodoh. And know, hanya karena ketidak-mengertiannya akan sesuatu dia disebut bodoh.

"Jangan cengeng! Cepat perbaiki jadwal saya, atau saya bunuh teman kamu yang bernama Jimin itu."

Dasar Min Suga gila!

Mr. MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang