PART 7

5.6K 701 18
                                    

Un-edit 😂😂😂😂😂😂 sorry

Mr. Min
.

.

.

PART 7


Suga memijat keningnya. Sedari tadi lelaki itu terus menerus mengeluarkan keringat. Pikirannya-pun sudah tidak bisa menyerap semua dokumen-dokumen di depannya.

"Shit!" umpatnya.

Setelah hampir 7 tahun lelaki berkulit putih ini tidak pernah terserang flu sekalipun. Lelaki yang selalu sehat jasmani, mental, dan pikiran ini. Tiba-tiba merasa mual dan pusing, dan semua semakin parah ketika dia berangkat kerja. Badannya seketika memanas dan kadar pusingnya pun meningkat.

Tok... Tok...

Suga mengalihkan pandangannya ke arah pintu, matanya sayup dan memerah.

"Wah lu kenapa bang!" Namjoon yang baru saja masuk ke ruangan Suga kaget melihat bos-nya yang sudah pucat itu.

Suga memejamkan matanya kuat.

"Kepala gue pusing banget, ga enak badan kayaknya." Suga benar-benar di ujung kekuatannya. Badannya lemas, matanya panas dan kepalanya amat sangat pusing.

"Pulang aja gih, biar ini semua gue yang handle. Wendy mana? Gue suruh dia anterin lu pulang aja ya."

"Wendy gak berangkat hari ini. Dia ada urusan katanya."

Namjoon mengacak rambutnya, lelaki itu bergerak menghampiri Suga dan membantunya berdiri, "Yaudah bang ntar gue suruh supir gue aja nganterin lo."

Suga mengangguk lemah. Oh tuhan Suga rasanya ingin menertawakan dirinya sendiri. Seorang Min Suga yang sangat hebat, kuat, dan tempramental baru saja terkena flu. Jika para musuh di luar sana tau, mungkin mereka sudah menertawakannya. Penyakit yang 'tidak elit' bagi seorang pengusaha yang ditakuti di Korea.

Suga menidurkan dirinya di kasur. Lelaki itu memejamkan matanya kuat, menahan rasa pusing di kepalanya.

Suga tersenyum miris pada dirinya. Bayangan 7 tahun lalu terlintas di otaknya. Terkahir kali dirinya merasakan demam. Di saat itu seorang wanita megurusnya dan memperhatikannya dengan sangat baik. Wanita yang paling di cintainya, satu-satunya orang yang mengerti dirinya. Cinta sejatinya.

Lelaki itu meraih handphone-nya di saku. Menghubungi seseorang yang bisa menyembuhkan sakit di tubuh dan hatinya.

"Hallo," Suara manis khas Son Wendy menyambut dari sebrang sana.

"Kamu dimana?" Tanya Suga dengan suara seraknya.

"Suara tuan kenapa? Tuan sakit? Tuan dimana sekarang?" Suga tidak bisa menahan senyumnya mendengar suara cemas dari wanitanya.

Lelaki itu mengubah posisinya menjadi miring, "Iya aku sakit gara-gara kamu."

"Kok aku?"

Suga terkekeh, "Iya gara-gara kamu tadi malem gak meluk aku jadinya aku kedinginan, apalagi tadi malem kita ga selimutan."

Tidak ada jawaban dari sebrang sana, Suga kembali terkekeh karena dirinya tau pasti Wendy sedang blushing disana, "Makanya kamu harus tanggung jawab sekarang sembuhin aku." Lanjutnya

"Ih apaan sih, salah kamu sendiri gak pake baju."

Suga tidak bisa menahan senyumnya, suara malu-malu dari Wendy tadi benar- benar membuat hatinya berdesir. Gadis itu tidak lagi memanggilnya 'tuan', 'anda', atau 'bos'. Tapi kamu, yang bila ditunjukan kepada lawan jenis berarti mereka memeliki hubungan khusus.

"Jadi kamu mau ngerawat aku apa enggak?"

"Iya aku kesana."

Dan Suga kembali tertawa mendengar ucapannya.

©©©

Suga tidak bisa menahan geli di pipinya untuk tersenyum. Wendy benar-benar merawatnya hari ini. Gadis itu bahkan menyuapinya makan, mengompres tubuhnya, dan ehmmm- membantu Suga berganti pakaian. Walaupun Wendy sempat menolak keras saat atasannya itu memintanya, pada akhirnya dia kalah dengan lelaki itu.

Dengan penuh kehati-hatian takut salah sentuh. Wendy membuka dan memasangkan pakain di tubuh Suga. Dan bagi Suga itu adalah pertunjukan paling menyenangkan di dunia.

"Besok-besok bantuin aku mandi juga ya."

Dan sebuah bantal berhasil mendarat di wajahnya. Bukannya marah, Suga malah tertawa sangat keras.

"Duh gemes banget si kalo lagi kesel," Ucapnya seraya mencubit pipi Wendy.

"Sakit tau!"

Saat ini mereka sedang berbaring di kasur, saling berhadapan satu sama lain. Jelas ini adalah perintah Suga agar Wendy tidur di kamarnya. Tangan kanan Suga  bertengker lembut di pinggang Wendy, begitupun sebaliknya.

Wendy tidak marah kali ini. Karena sejujurnya ini membuat dirinya merasa nyaman. Dia baru mengetahuinya kemarin, jika berpelukan saat tidur akan membuatnya tidur berkali-kali lipat lebih nyenyak. Apalagi orang yang memeluk dan dipeluk kalian adalah lelaki tampan. Rasanya Wendy ingin memamerkan kepada seluruh wanita di dunia.

"Wen,"

Wendy menglihkan pandangannya ke arah Suga. "Hmm."

Dan beberapa detik kemudian, "I love you,"

Blam

Senyum di wajah Wendy memudar. Bukan! bukan karena dia tidak suka dengan pernyataan itu. Ini hanya saja terlalu mendadak bagi Wendy. Bahkan mereka baru saja mengenal beberapa hari-

"Tuan-"

Wendy tidak mampu berkata, mulutnya megap-megap ingin mengutarakan sesuatu tapi tidak ada yang keluar dari bibirnya.

"Inget Wen. Aku bukan nembak kamu kaya remaja baru kesemsem. Ini artinya perintah, kalo kamu punya aku, cuman aku! Dah tidur sana."

Suga menarik tubuh Wendy lebih dekat, memeluknya dengan penuh rasa kasih sayang.

"Good night." ucapnya mengecup puncak kepala Wendy.







Udah mau konflik yeayyy. Semoga cerita dan konflik tidak fail.

AMINNNNN

Mr. MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang