PART 6

5.5K 748 28
                                    

Mr. Min
.

.

.

PART6


CIUMAN YUK.

Wendy hampir gila mendengar 2 kata itu. Mulutnya megap-megap matanya mengedip beberapa kali mencerna segalanya.

Tangan Suga semakin mendekap tengkuk Wendy agar wanita itu tidak mampu berpaling. Perlahan tapi pasti wajahnya mendekat ke wajah Wendy, sedikit lagi bibir mereka akan saling mengecup. Hanya tinggal beberapa centi lagi.

Lelaki itu menggeram kecil saat bibirnya berhasil bertemu dengan temannya. Bahkan Suga dengan lembutnya melumat gadisnya.

"Mr ... " Suga melepaskan ciumannya, gadis itu baru saja mendorong dadanya halus. Dibelai pipi semu Wendy yang memerah, "Kenapa sayang?"

Wajah Wendy semakin memerah. Beberapa detik yang lalu bos nya yang tampan tapi kata orang menyeramkan itu baru saja menciumnya dan barusan dia bilang, sayang?! Wanita mana yang tidak blushing diperlakukan seperti itu?

"Aku ... mau sikat gigi dulu."

Bodoh! Alasan macam apa?

Suga tertawa kecil, "Yaudah gih sikat gigi."

Wendy berlari langsung ke arah kamar mandi, ia menutup pintu dengan cepat dan menguncinya dari dalam.

Apa tadi barusan? Apa bos-nya baru saja meminum sianida?
Degupan jantung Wendy masih belum pulih. Oh Wendy baper.

Ia keluar dari kamar mandi. Setelah mencuci muka dan menyikat giginya, ah jangan lupa! setelah dia menormalkan jantungnya. Wendy berharap bos-nya sudah kembali ke kamarnya. Tapi setelah melihat kasurnya yang tiduri oleh seorang lelaki putih yang tidak memakai atasan, rasanya Wendy menyesal keluar kamar mandi.

"Ngapain diem? sini." Suga menepuk lahan kosong di sampingnya.

"Tuan, enggak balik ke kamar?" Tanya Wendy masih berdiri di tempat.

"Tadi udah ganti baju."

Ganti apanya? Yang ada ia hanya membuka bajunya! Wendy harus menelan salivanya saat melihat badan Suga yang tidak berbaju, menampakan kulit putih yang kurus namun tidak kerempeng.

"Terus tuan kenapa balik kesini?"

"Mau tidur bareng kamu."

Ada dua makna dalam maksud 'tidur bareng', tidur yang hanya berbagi kasur tanpa melakukan apapun selain tidur, atau tidur yang dilakukan setelah olahraga ranjang.

Wendy mendekap dirinya sendiri, ia seketika geram dengan bosnya  "Maaf tuan, saya tau saya miskin. Saya tau saya ini asisten pribadi bapak yang harus menuruti setiap perintah anda. Tapi maaf pak saya bukan wanita yang menjual dirinya demi sebuah uang."

Wendy geram seketika. Wendy tidak suka dilecehkan karena dia miskin. Apalagi memanfaatkan situasi demi lembaran won saja.

Ia semakin memeluk dirinya sendiri, Suga yang hanya memakai celana pendek menghampirinya. Lebih tepatnya menarik Wendy menuju kasur.

"Tidur." Perintah Suga skaktis.

Sepertinya Wendy menyesal mengutarakan isi pikirannya. sepertinya ini akan menjadi sia-sia. Mungkin sebentar lagi she is not virgin anymore atau yang lebih parah Wendy hanya tinggal nama.

Ayah ibu aku mencintai kalian, maafkan anakmu ini yang bawel. Jimin terima kasih untuk segala bantuanmu, aku menyayangi kalian semua Wendy membatin.

Wendy merebahkan tubuhnya perlahan di kasur. Dengan tubuh kakuny,a iya berbaring menahan nafas. Suga masih berdiri di sampingnya. Lelaki itu menatap Wendy dalam, memperhatikan gadis itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Geser." Perintah Suga lagi. Wendy mengkerutkan dahinya dan beberpa detik ia baru mengerti. Ia menggeser tubuhnya memberi lahan untuk Suga bisa ikut berbaring.

Wendy memejamkan matanya erat. Kasur sudah dihuni oleh dua manusia. Wendy terus mengucap doa dalam hatinya.

Wendy bisa merasakan perutnya memberat, lelaki itu baru saja memeluk pinggangnya. Mendekatkan tubuhnya ke arah Wendy, "Kamu ngomong apa sih? Aku cuman mau tidur bareng kamu gak ngapa-ngapain."

Wendy tidak berani membuka matanya. Tetap saja ini terasa aneh. tidur bersama seorang lelaki, ditambah lelaki itu memeluknya.

Suga mengerti ketakutan masih Wendy rasakan. Tubuh wanitanya yang menegang dan matanya yang di pejam-pejamkan. Suga tersenyum sekilas,

"Good night, sayang." Suga berbisik dan mengecup kening Wendy.

Well apa tadi? Wendy langsung membuka matanya, ia menoleh ke arah Suga. Lelaki itu sudah memejamkan matanya, tangannya bertengker lembut di perut Wendy.

Entah kenapa Wendy senang sendiri mendengarnya. kedua sudut bibirnya tidak tersadar terangkat.

Wendy bisa merilekskan tubuhnya, tidak tegang atau takut. Ia bahkan dengan cepat menyusul Suga tidur.

Mr. MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang