PART 10

4.8K 629 46
                                    

Mr. Min
.

.

.

PART 10

Suga mengunci pintu kamarnya.

Sial! Wendy tidak tahu dimana ini. Yang ia ingat, Wendy tadi pingsan dan tau-tau ada di mobil Suga. Dan sekarang ia ada di sebuah rumah yang kelewat megah, Wendy tidak tahu dimana dirinya sekarang. Ia tidak berniat bertanya dengan Suga. Sedari tadi Wendy diam saja. Selain karena malas untuk berinteraksi dengan lelaki itu, karena Wendy juga lemas belum makan sejak malam.

Suga menuntun Wendy agar duduk di pangkuannya.

"Ngapain si lo Ga?!" Wendy bergerak rusuh, "Gue mau bangun!"

Bukannya melepaskan Wendy. Suga malah terkekeh geli karena pergerakan wanifa itu membuat tubuhnya geli sendiri.

"Ngapain lo ketawa?" Tanya Wendy geram.

"Abisan kamu gerak-gerak, geli tau gak."

Astaga! Tuhan kenapa kau membuat manusia aneh seperti ini? Wendy berteriak frustasi. Ia hampir saja mematahkan kepala Suga dengan sekali hentakan. Untung saja Wendy masih punya akal sehat.

"Mau lo apa si, Ga?" Ketus Wendy.

Wendy jadi bengis sendiri melihat Suga yang hanya cengengesan terus. Dengan sekuat tenaga, Wendy menginjak punggung kaki Suga. Membuat lelaki yang akan tetap putih walau di jemur 24 jam di Bali itu meringis.

Wendy berkacak pinggang, "Ga, lo tuh kenapa si? Nyulik gue kesini? Mau bunuh gue juga?" Teriak Wendy.

"Apasih Wen, mana tega aku bunuh kamu. Aku kesini mau ngajak kamu buat anak."

Gila! Siapa juga yang mau buat anak dengannya. Wendy menghentakan kakinya kasar, dengan emosi yang sudah melebihi batas, Wendy berjalan menuju pintu. Seribu sial, pintu itu terkunci. Bodoh! Bukannya tadi Suga yang mengunci.

Belum sempat Wendy ingin membalikan tubuhnya untuk kembali memarahi Suga, lelaki itu sudah beradi di hadapannya. Mengukung Wendy antara pintu dengan dirinya.

Wendy yang ingin kabur dari sebelah kiri harus mengurungkan niatnya saat tangan Suga lebih dulu mencegah. Dan begitupun saat ia ingin kabur dari sebelah kanan.

Tidak habis akal, Wendy berjongkok agar bisa kabur dari bawah, namun gerakannya kalah cepat dengan Suga yang ikut berjongkok.

"Mau kemana si?"

Wendy mengigit bibirnya. Sial juataan sial! Ada apa sebenarnya dengan tuan Suga ini.

Wendy mengangkat tangannya, sedikit mendorong dada Suga, "Ga, jangan gini please."

Oh jangan lagi. Suara Wendy bergetar. Keberanian Wendy beberapa detik yang lalu hilang seketika. Aura Suga mampu membuat siapapun meringis ketakutan. Suga kembali merengkuh tubuh Wendy, membenamkan wajahnya ke ceruk leher wanitanya itu.

"Jimin cerita apa sama kamu?" Bisiknya kelewat lembut. Wendy merinding sendiri merasakan hembusan udara di area kulitnya.

"Eunghh-- Ga." Lenguh Wendy saat merasaan basah di lehernya. Ck, lelaki itu sedang men-cupang leher Wendy.

Suga paling bisa membuat Wendy diam seribu bahasa. Gadis itu semakin kuat menggigit bibirnya, apalagi ketika tangan Suga mulai nakal berlayar kemana-mana. Wendy segera menghentikan tangan Suga, saat tangan laknat itu hampir menyentuh bagian terlembut Wendy, "Jangan Ga, aku mohon."

Suga menegakkan wajahnya, melepaskan sentuhan fisik yang dilakukannya kepada Wendy, "Jadi, Jimin cerita apa?" Tanya Suga ketus.

Wendy yang tidak berani menatap Suga, hanya menunduk tanpa berani mengeluarkan sepatah katapun.

"Wen, jangan sampe aku tanya tiga kali." Sahut Suga masih ketus.

Wendy bukannya tidak ingin menjawab. Namun entah mengapa bibirnya terasa beku untuk bergerak. Min Suga saat ini terlihat menyeramkan baginya, terlebih saat ia berbicara. Suga yang biasanya menggunakan nada lembut menjadi ketus dan menyeramkan. Wajah Wendy semakin tertunduk, jantungnya berdegup kencang karena takut.

Wendy bisa mendengar suara helaan nafas kasar dari orang di hadapannya. "Wen, jangan sampe aku tarik Jimin kesini dan kalau bisa aku bunuh dia karena udah berani ngerebut kamu dari aku."

Ancaman Suga berhasil membuat Wendy mendongkak. Apa yang diucapkan Suga itu tidak pernah main-main. Wendy menatap Suga dengan tatapan kesal, "Jangan coba-coba lo lukain Jimin!"

"Segitunya sama Jimin. Kamu suka sama dia?"

Wendy memutar matanya, "Jimin itu sahabat gue!"

"Tapi aku gak suka kamu terlalu deket dan percaya sama cowok lain termasuk dia."

"Ga! Gue ini bukan pacar lo lagi!"

"Sampai kapanpun kamu milik aku!"

Ugh! Wendy benar-benar skakmat mendengarnya. Matanya terbelak, mulutnya megap-megap dan pipinya mulai basah. Wendy mencekram kuat kaos yang dipakai Suga, "Lo gila ya?"

Rahang Suga mengeras, urat urat di tubuhnya timbul, ditambah kulit putih beningnya itu membuat semua itu semakin kentara. Suga menarik lengan Wendy, menghempaskannya ke atas kasur dengan kasar.

"Inget ini Wen-" Suga mendekatkan wajahnya ke Wendy, membuat gadis itu meringis ketakutan, "Aku gak akan biarin kamu ketemu sama cowok lain termasuk Jimin,"

Suga terus mendekat sampai Wendy terbaring di kasur "Dan kalau sampe kamu coba kabur dari sini. Nyawa Jimin yang bakal jadi taruhannya!"

Dikit dulu ya  :))
Sampe ketemu bulan depan 😋

Eh iya yang belum baca cerita baru ku yang 'destiny' monggo dibaca ya ^^
#PromosiTerusSampeMampus

Mr. MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang