PART 13

7.1K 585 52
                                    

Mr. Min
.

.

.

PART 13

Gaun putih yang menjuntai halus, membalut tubuh mungil Wendy dengan eloknya. Rambutnya ia sanggul, menyisakan helaian rambut tipis yang tidak ikut terikat. Sebuket bunga ia genggam, dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya, wanita itu jauh dari kata sempurna. Sangat sangat sangat luar biasa sempurna.

Wendy tidak habis pikir, menikah dengan seorang lelaki yang semenyebalkan Min Suga. Semenakutkan Min Suga. Se-egois Min Suga. Dan semaunya Min Suga.

Yang kata orang, siapapun yang macam-macam dengannya akan tinggal nama.

Yang kata orang manusia bengis tidak punya hati, seorang presdir yang sombong.

Yang orang lain juga segan dengannya.

Wendy memandang suaminya. Lelaki itu tampak sangat mempesona, dengan stelan jas putih yang membalut tubuhnya. Dia terlihat sangat bercahaya.

Suga berbalik memandang Wendy, sebuah senyuman semanis gula terpancar sempurna di wajahnya, "Wen makasih."

Wendy mengangguk, ia membalas senyuman itu tak kalah manis, "Aku yang harusnya makasih sama kamu, Ga. Kamu udah nerima aku apa adanya,  nunggu aku sampai sekarang."

"Kak Wendy ayo lempar!" Teriak Yeri yang sudah gemas menunggu buket bunga itu di lempar.

Wendy terkekeh ia segera membalikan tubuhnya, "Siap ya aku lempar!" Katanya.

Satu

Dua

Tiga

Buket itu melayang di udara, orang-orang bersorak ingin mendapatkan boneka itu. Terutama kaum hawa yang heboh sendiri.
Yeri bahkan mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Namun ternyata dia tidak berjodoh dengan bunga itu, "Yah gak dapet." Keluh nya.

Jimin yang melihat arah bunga itu mendekatinya, mengangkat tangannya agar lebih mudah digapai. Dapat, lelaki itu berhasil meraih bunga tersebut. Namun lelaki itu langsung mengeryitkan dahinya, ia tidak sendiri meraih bunga itu.

Seorang wanita lebih dulu memegang bunga tersebut, alhasil yang Jimin sentuh adalah tangannya.

"Gue dulu yang dapet." Kata wanita itu.

"Eh, iya sorry."

Wanita itu tampak berninar. Ia mencium aroma bunga mawar putih itu dengan kuat, "Bagus banget bunganya." Sahutnya.

"Iya kayak yang megang," Sela Jimin.

Gadis itu tersipu, pipinya merah merona mendapat gombalan receh dari cowok ganteng di sebelahnya.

Jimin mengulurkan tangannya kepada gadis itu, "Jimin. Kamu?"

"Eoh? lo Jimin temennya kak Suga ya?"

Jimin mengangguk, "Iya, kok lo tau."

"Iya dia pernah cerita tentang lo."

Jimin mengangguk seolah mengerti. Lelaki itu melirik ke arah tangannya yang masih terulur dan belum terjabat. Merasa mengerti maksud Jimin, gadis itu ikut mengulur tangannya untuk berjabat dengan Jimin, "Oh iya maaf. Gue Seulgi."

"Jadi, bang Suga cerita apa aja ke kamu."

Seulgi tidak mampu menahan rona pipi di wajahnya, suara lembut yang dikeluarkan lelaki itu memang terlalu indah. Apalagi saat dirinya memanggil 'kamu'.

Mr. MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang