Rachael menundukkan wajahnya sedikit, mencari nomor 5 pada pagar rumah-rumah yang dilewatinya, mengintip dari dalam mobil. Bahkan ia mengendarai mobilnya dengan lambat seperti kura-kura. Rumah-rumah di komplek ini terlalu besar, sedangkan nomor rumahnya tidak jelas. Ada yang berada di pagar, ada yang berada di tiang besar penyangga rumah dan ada juga yang berada di tembok rumah tepat di sebelah kanan pintu rumah. Komplek yang rumit.
"Nomor 3A, nomor 3B , 3C. Nah itu nomor 5!"
Tatapan Rachael terhenti pada rumah besar bernuansa putih coklat yang berada di sisi kiri komplek. Pagar hitamnya berdiri tinggi menjulang , dihiasi dengan pos satpam di sebelah kanan dalam pagar. Rachael membunyikan klaksonnya untuk menarik perhatian.
Tidak lama kemudian , terlihat satpam tua berjalan keluar dari dalam pos satpam menghampiri pagar tersebut. Ia lalu mengeluarkan remote kecil dari saku kiri kemeja putihnya, jarinya terlihat menekan tombol pada remote tersebut diiringi dengan pagar yang mulai terbuka secara perlahan dengan sendirinya.
Satpam itu berjalan keluar menghampiri mobil Rachael , membungkuk di depan kaca mobil Rachael yang sudah ia buka sebelumnya.
"Siang, ibu. Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya sambil mengintip sekilas ke dalam mobil Rachael.
Rachael menangkap perubahan raut wajah terkejut satpam tersebut. Saat satpam tersebut mendapati Marvel sedang tertidur di samping kemudi, dengan badannya yang dipasangi sabuk pengaman dan lehernya yang diberi bantal leher berwarna coklat.
"Den Marvel."
"Saya ibu guru di sekolah Marvel. Marvel sakit dan saya mengantarnya pulang. Saya sudah menghubungi papa Marvel, dan beliau mengirimkan saya pesan untuk mengantar Marvel ke alamat rumah ini. Kompleks Jaya Indah , nomor 5 dan nama bapak adalah pak Budi. Benar?"
"Ya, benar ibu guru. Silahkan masuk ibu guru."
Pak Budi melangkah mundur, memberi jalan kepada Rachael untuk mengendarai mobilnya masuk. Dari kaca spion utama , Rachael melihat pak Budi mengeluarkan kembali remote kecil yang sebelumnya sudah dimasukkannya kembali ke dalam saku kemeja, lalu menekan tombol untuk menutup gerbang. Pak Budi berlari menuju sepeda motor yang baru disadari Rachael ada di samping pos satpam , lalu mengendarainya dengan cepat mendahului Rachael seakan mengarahkan Rachael.
Rachael terkesima dengan rumah ini, bahkan jarak dari pintu gerbang saja cukup jauh. Rachael memarkirkan mobilnya tepat di depan tangga pintu utama, mematikan mesin mobil dan tidak lupa mengambil ponselnya yang berada di atas dashboard mobil.
Rachael memutari mobilnya dari depan lalu membuka pintu di sebelah kemudi. Pak Budi berjalan mendekat dan menggendong Marvel. Pak Budi berjalan masuk melalui pintu utama sambil memanggil mbok Inem yang saat itu tengah berada di dapur untuk memasak makan siang. Mbok Inem berjalan keluar dari dapur sambil mengelap tangannya pada celemek yang masih tergantung di leher.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETEST KARMA[ADA DI TOKO BUKU]
Romance!! WARNING -- EDISI BELUM REVISI !! [ADA DI TOKO BUKU @Penerbit Coconut Books] Highest #2 in Romance Jonathan Tanjaya , duda tampan beranak tiga serta mapan, pergi untuk menerima rapor ketiga putranya untuk pertama kali. Sejak saat itu juga...