BAB 16

117K 9.9K 54
                                    

#371 in Romance

Acara makan pagi itu berlangsung dengan tenang. Jonathan dan anak-anak makan dengan lahap, lalu mereka bermain bersama di ruang keluarga selama dua jam sebelum membersihkan diri mereka.

Rachael membersihkan dapur dan meja makan. Sejak makan pagi, Rachael menghindari tatapan Jonathan. Ia tahu, berkali-kali Jonathan meliriknya sambil tersenyum jahil. Jonathan juga mencoba untuk berjalan mendekatinya, namun saat Rachael melihat Jonathan berjalan satu langkah mendekat, Rachael akan berjalan satu langkah menjauh.

Rachael mengeringkan piring dengan kain lap sebelum menyusun piring-piring itu di dalam lemari. Rachael mencuci tangannya lalu mengeringkan tangannya pada kain yang tergantung di dinding. Ia membalikkan badannya, dan mendapati Jonathan telah berdiri beberapa langkah di depannya masih dengan senyum jahil yang sudah dari tadi pagi ditampilkannya.

Jonathan tampak sangat berbeda dengan awal pertemuan mereka. Rachael mengira bahwa Jonathan akan bersikap kaku seperti pria-pria yang sering dibacanya dalam novel. Namun selama ini ia salah besar. Jonathan benar-benar mirip dengan Alexander, jahil. 

Rachael berjalan cepat melewati celah kecil antara Jonathan dan meja keramik hitam. Jonathan membiarkan Rachael lewat begitu saja, ia menahan tawanya. Haaah~ ia senang. Menggoda Rachael membuatnya kembali seperti anak SMA.

Jonathan berjalan menuju ruang keluarga, lalu duduk di samping Kevin yang sedang membaca buku pengetahuan.

"Papa" panggil Kevin yang telah menutup bukunya, lalu menatap Jonathan.

"Ya?" Jonathan mengelus-ngelus pucuk kepala Kevin.

"Kenapa papa dan mama berpisah?"

Jonathan tertegun, ia tidak menyangka bahwa Kevin akan menanyakan hal ini. Kevin tidak pernah terlihat tertarik sedikitpun. Jonathan memutar pikirannya dengan cepat, mencari kata-kata yang tepat untuk digunakan sebagai penjelasan. "Papa dan mama tidak cocok satu sama lain."

"Maksudnya? Kenapa tidak cocok?"

"Jika papa dan mama tetap bersama, papa dan mama tidak akan terlihat serasi. Tidak akan terlihat indah."

"Contohnya?" Kevin menatap Jonathan dengan intens.

"Seperti ikat pinggangmu. Kalau ikat pinggangmu digunakan oleh Marvel apakah cocok? Pasti akan terlalu panjang. Kalau ikat pinggangmu digunakan oleh papa, tidak akan muat malahan bisa rusak. Saat Kevin yang memakai ikat pinggang ini, ikat pinggang ini dapat berfungsi dengan baik. Sama juga dengan papa dan mama, kami harus menemukan pasangan yang cocok" jawab Jonathan sambil menunjuk ikat pinggang yang terpasang dengan rapi di celana jeans Kevin.
"Suatu saat nanti, saat Kevin sudah dewasa. Kevin pasti akan mengerti." tambahnya lagi.

----

"Aku pulang dulu." pamit Rachael kepada Jonathan. Rachael mengambil tas tangannya, sambil memastikan semua barang bawaannya sudah lengkap.

"Ya. Nanti malam kita makan malam bersama."

Berdua? Rachael mencoba mengenyahkan pikiran itu. Rachael berdeham, membersihkan tenggorokannya.

"Bersama anak-anak. Apakah kamu keberatan?" tambah Jonathan lagi setelah ia melihat Rachael hendak mengucapkan sesuatu.

Rachael mencoba menyembunyikan ekspresi kecewanya, "Tidak apa-apa. Tentu saja anak-anak harus ikut."

"Thanks. Inilah resiko berkencan dengan duda sepertiku."

Rachael tertegun. Ya, seharusnya ia tidak memikirkan anak-anak sebagai beban. Bukannya sejak awal ia sudah tahu bahwa Jonathan itu duda dengan tiga orang anak? Ia tidak boleh mempermasalahkannya lagi, hal ini juga tentunya tidak mudah bagi anak-anak. Ada wanita baru yang mengincar posisi ibu mereka.

SWEETEST KARMA[ADA DI TOKO BUKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang