BAB 21

109K 10.6K 86
                                    

#310 in Romance

#perayaan1000🌟

ternyata aku dikenal sbg orang yang tiap hari update.. >.< #bangga #tepuktangan

"Hmm... Aku belum bayar taksinya,bu Rachael."

Langkah kaki Rachael terhenti ketika ia mendengar ucapan Kevin. Rachael merogoh saku celananya, kosong. "Sebentar,ya!"

Rachael berjalan mendekati taksi itu, "Berapa ya pak ongkosnya?"

"Tujuh puluh ribu,bu." jawab supir taksi itu dengan ramah masih sambil memegang kemudi mobilnya.

"Sebentar ya,pak." Rachael berjalan mendekati Kevin, lalu mengambil alih tas ransel anak itu yang cukup berat. Rachael membawa Kevin memasuki kamarnya. Ia menatap Kevin sebentar, "Kevin tunggu sebentar di sini,ya. Ibu mau bayar ongkos taksi dulu." 

Rachael berjalan menuju meja rias, lalu mengambil dua lembar uang lima puluh ribu dari dompetnya yang terletak di atas meja rias. Rachael berjalan keluar dari kamarnya, lalu berjalan menuju taksi yang masih terparkir di depan rumahnya. 

"Ini uangnya, bapak ambil saja kembaliannya. Terima Kasih ya, pak!" Rachael mengulurkan uang itu, kemudian disambut oleh supir taksi yang terus mengucapkan terima kasih.

"Mbak, itu anaknya ya? Nangis terus sepanjang jalan. Lain kali jangan dibiarin pergi lagi, tadi sembarangan nyebrang loh. Bahaya." ucap supir taksi itu sebelum menjalankan mobilnya.

Rachael berjalan memasuki rumahnya setelah menutup pagar. Rachael berjalan dengan cepat memasuki kamarnya sambil membawa segelas air putih. "Ini minum dulu" ucap Rachael saat ia melihat Kevin masih berdiri kaku di samping kasurnya.

"Duduk dulu." tambah Rachael lagi setelah Kevin selesai minum.

"Terima Kasih..." Kevin berucap dengan malu-malu, orang yang selama ini dia diamkan menjadi tempat terakhirnya berlindung.

"Papa dan mama kamu cemas. Ibu kabarin mereka,ya?" 

Kevin menjawab dengan anggukan pelan. 

Rachael mengambil ponselnya yang berada di atas nakas, lalu menelepon Jonathan. Pria itu cemas setengah mati, bahkan menyalahkan dirinya sendiri karena telah memperbolehkan Kevin bersama dengan Hanna.

Jonathan langsung mengangkat teleponnya pada dering pertama, suara pria itu terdengar frustasi, "Sudah ketemu? Aku sudah berkeliling di sekitar rumah Hanna. Tapi Kevin masih belum kete-"

"Kevin ada di rumahku. Kamu tenang saja."

"Ada di rumahmu? Aku ke sana." Jonathan menjawab dengan cepat, seketika hatinya menjadi lega.

"Mau ke sini?" Rachael melihat perubahan wajah Kevin, ketika ia bertanya kepada Jonathan. Kevin menggelengkan kepalanya, ia tidak mau papanya datang. "Sebaiknya jangan, biarin Kevin sama aku dulu,ya. Ok? JANGAN DATANG! Bye!"

Rachael memutuskan panggilannya, ia duduk di samping Kevin. "Papa gak jadi datang, kamu tenang aja. Ibu tahu kalau kamu ingin menenangkan diri dulu."

"Makasih,Bu." Kevin mengucapkan terima kasih sambil menahan tangisnya, suaranya sudah bergetar. 

"Iya, sama-sama." Rachael memeluk Kevin, menepuk-nepuk punggungnya pelan. "Kalau sudah siap, kamu bisa cerita sama ibu. Sekarang kamu tidur dulu,ya. Tidur di kamar ibu gak apa-apa,kan? Ibu cuman punya satu kamar di rumah."

"Ibu tidur di mana?" tanya Kevin.

"Ibu bisa tidur di bawah, ibu ada kasur lipat. Kamu tidur,ya. Tapi janji sama ibu, besok kamu harus bicara sama papa dan mama kamu. Minta maaf juga." Rachael mengelus pucuk kepala Kevin, lalu mengarahkan Kevin untuk tidur. Rachael menyelimuti Kevin.

SWEETEST KARMA[ADA DI TOKO BUKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang