Aku dicari cuman buat update #protes
👆 Baca bab 22 dulu,ya!
----
Rachael menyiapkan sarapan. Pagi ini, Jonathan , Alexander dan Marvel akan datang untuk sarapan sekaligus menjemput Kevin.
Ia juga menyiapkan bekal untuk Kevin karena tadi malam Kevin memintanya untuk membuatkan bekal. Rachael menghias tiga bekal dengan lucu, nasi berbentuk beruang untuk Marvel, mobil untuk Alexander dan hati untuk Kevin. Ia tersenyum bangga melihat bekal yang ia buat.
Kevin berjalan keluar dari kamar Rachael. Ia sudah memakai seragamnya dengan rapi, tas ransel juga sudah dibawanya.
"Mami..." Kevin berjalan mendekati Rachael setelah meletakkan tas ranselnya di atas kursi meja makan.
"Kok bekalnya ada tiga? Kan cuman buat Kevin." Protes Kevin. "Buat Alex sama Marvel juga ya? Gak boleh!"
"Kan Alex sama Marvel butuh bekal. Nanti mereka kelaparan gimana?" tanya Rachael dengan lembut sambil mengusap kepala Kevin setelah itu ia berbalik menuju kitchen set.
"Kalau gitu, bekalnya gak boleh ada bentuk-bentuk gitu. Punya Kevin yang bentuk hati, ya mami?" tanya Kevin sambil mengamati bekal-bekal yang disiapkan Rachael.
"Iya, punya Kevin yang itu." jawab Rachael yang tengah menggoreng telur.
"Ok! Gak apa-apa deh kalau mami buatin Alex sama Marvel bekal."
Rachael baru akan memuji Kevin ketika ia melihat nasi pada bekal Alexander dan Marvel sudah tidak berbentuk seperti semula.
"Cuman punya Kevin yang nasinya boleh ada bentuk."
Melihat senyum di wajah Kevin, Rachael ikut tersenyum. Sudah dua hari Kevin mengalami hari yang berat, jadi Rachael akan membiarkannya kali ini.
"Cuman hari ini aja,ya? Besok gak boleh seperti ini lagi. Mami gak akan buatin Kevin bekal kalau Kevin hancurin bekalnya Alex dan Marvel lagi, ok?"
"Ok,mami! Tapi punya Kevin harus tetap yang paling spesial,ya!" bujuk Kevin.
----
Jonathan melihat pemandangan di depannya dengan senyum lebar. Kevin sedang memeluk Rachael dengan erat sambil tersenyum lebar.
Rachael mampu meluluhkan hati mereka semua. Ia bangga terhadap kekasihnya.
Jonathan berjalan mendekati mereka, "Ehem!"
"Papa!" panggil Kevin, sambil berlari memeluk Jonathan.
"Anak papa senang sekali hari ini?" Jonathan mencium pucuk kepala Kevin.
"Iyaa.. mami buatin bekal khusus buat Kevin." pamernya.
"Bukan khusus, tapi dia hancurin bekal adik-adiknya. Hahaha." bisik Rachael pada Jonathan, lalu berjalan melewati Jonathan menuju meja makan.
Jonathan tersenyum geli.
"Anak-anak dimana?" tanya Rachael saat ia sedang menata makanan di atas meja makan.
"Di luar, lagi lihatin anjing tetangga kamu."
"Tenang... Sama pak Agus,kok." tambah Jonathan saat ia melihat muka panik Rachael.
Ia suka melihat perhatian yang diberikan oleh Rachael kepada anak-anaknya. Rachael terlihat seperti ibu kandung mereka.
"Mami!" teriak Alexander dan Marvel bersamaan. Mereka mendatangi Rachael, lalu memeluk Rachael sekilas.
"Ayo, makan! Nanti terlambat ke sekolah." ajak Rachael.
Anak-anak makan dengan lahap, sambil beberapa kali bercerita dan bertanya mengapa Kevin bisa menginap di rumah Rachael.
Mereka bahkan mengajukan protes, dan ingin menginap di rumah Rachael. Namun, Jonathan menenangkan mereka dan mengatakan bahwa Rachael akan menginap di rumah mereka minggu depan.
"Aku gak bilang kalau mau nginap di rumah kamu." protes Rachael saat hanya ada mereka berdua. Anak-anak sudah duduk di dalam mobil, sedangkan Rachael dan Jonathan masih berada di luar.
"Daripada anak-anak nginap sama kamu? Kamu mau?" tanya Jonathan.
"Gak apa-apa kok anak-anak nginap sama aku." Rachael menjawab dengan wajah tenang.
"Hah! Aku benci ini. Aku aja belum pernah tidur satu kamar sama kamu, tapi Kevin udah pernah."
"Mereka itu anakmu bukan,sih? Kok kamu protes?" tanya Rachael sambil meremas genggaman tangan Jonathan.
"Karena mereka anak aku, makanya aku protes! Aku aja udah kalah sama Marvel, lalu Kevin. Yang belum siapa lagi? Alex?" Jonathan berkata dengan tertahan, "Aku pergi."
Jonathan berjalan memutari mobilnya, lalu masuk ke dalam dan mengemudikan mobilnya menjauh. Dari jauh terdengar suara anak-anak yang berpamitan padanya.
Rachael tertawa geli, ia tahu Jonathan sedang cemburu.
----
Rachael tidak tahu bahwa kecemburuan Jonathan bisa bertahan sangat lama. Sekarang sudah pukul delapan malam, Rachael sudah selesai mengajar anak-anak. Bahkan Jonathan sudah pulang sejak dua jam yang lalu, namun pria itu mendiaminya. Pria itu menjawab pertanyaan anak-anak seperti biasa. Namun, pria itu menjawab perkataannya hanya dengan anggukan dan gelengan kepala.
Rachael menghela nafas, lalu berjalan mendekati Jonathan yang sedang duduk di atas sofa. Wajah pria itu menekuk seperti anak kecil yang tidak mendapatkan mainan kesukaannya.
Rachael beringsut mendekati Jonathan, lalu menyandarkan kepalanya pada bahu lebar Jonathan.
"Kenapa?" tanya Rachael.
Jonathan hanya diam, tidak berniat menjawab sama sekali.
"Kalau masih diam, aku pulang dulu ya. Besok pagi aku gak datang, mbok Inem sudah datangkan?" Rachael berdiri dari duduknya tidak mendapatkan respon apa-apa.
Saat ingin berjalan pergi, Jonathan menahannya. Rachael menahan senyumnya, lalu berbalik menghadap Jonathan saat ia sudah bisa mengendalikan ekspresinya, "Udah mau ngomong?"
"Nggak? Kalau nggak mau ngomong, lepasin tangan aku." tambah Rachael lagi.
"Duduk dulu." Akhirnya Jonathan berbicara, Ia menarik lengan Rachael untuk duduk di sampingnya. "Aku cemburu dan senang di saat yang bersamaan. Aku cemburu karena kamu dekat sama anak-anak melebihi aku, kamu juga lebih mementingkan mereka daripada aku. Aku senang karena anak-anak bisa terima kamu sepenuhnya, dan kamu juga terlihat menyayangi mereka."
Rachael tertawa geli, "Jadi kamu lagi galau? Hahaha."
"Iya." aku Jonathan. "Kamu udah lupa? Marvel aja lebih dulu kasih kamu mawar, Kevin yang duluan tidur sama kamu. Sisa Alex aja yang belum. Nanti Alex bakal ngapain?"
"Yaudah, kamu harus cegah Alex. Hahaha. Kamu juga harus lebih kreatif dan berjiwa muda." jawab Rachael sambil menahan tawanya. Jonathan cemburu dengan anaknya sendiri. "Kamu kan papa mereka, mereka bisa romantis kayak gitu, pasti dari kamu. Kamu jangan kalah, dong."
"Iya. Aku gak boleh kalah,lagi. Dan aku belum tua!"
Rachael melihat niat yang kuat pada kedua bola mata Jonathan. Dan ia kembali tertawa, namun kali ini ia tertawa terbahak-bahak.
"Kok kamu ketawa,sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETEST KARMA[ADA DI TOKO BUKU]
Romance!! WARNING -- EDISI BELUM REVISI !! [ADA DI TOKO BUKU @Penerbit Coconut Books] Highest #2 in Romance Jonathan Tanjaya , duda tampan beranak tiga serta mapan, pergi untuk menerima rapor ketiga putranya untuk pertama kali. Sejak saat itu juga...