1. About Laras

347 33 7
                                    

Gadis berkulit kuning langsat itu baru saja menyelesaikan tugasnya. Ia harus giat. Benar benar giat. Beasiswa yang ia dapatkan tidak semata mata mempermudah jalannya.

Ada nilai yang harus ia pertahankan agar uang saku dari beasiswanya tidak dipotong. Ada kegiatan ekstra yang wajib diikuti oleh penerima beasiswa sepertinya. Belum lagi jurusan arsitek yang terkenal seperti neraka di fakultasnya.

Gadis itu harus berjuang sedemikian keras agar cita citanya tercapai. Tapi hidup sendirian di negara orang lain juga sebuah tantangan. Ada biaya hidup yang harus ia penuhi.

Gadis berambut ikal itu berjalan menyusuri lorong kampus. Dress merahnya melambai anggun mengikuti irama langkahnya yang terburu buru.

Diluar hujan. Gadis itu hanya membawa payung tanpa membawa jaket. Bodoh? Kadang gadis itu memang seperti itu. Ceroboh juga iya. Pikirannya saat ini hanya ingin cepat kembali ke rumah kecilnya menikmati secangkir kopi dan roti coklat kesukaannya.

Gadis itu mendadak badmood melihat hujan yang turun lumayan deras. Ia tak bisa menunggu selamanya. Gadis itu pun berlari menembus hujan dengan payungnya.

Sesampainya ia di halte, gadis itu secepat kilat naik ke dalam bus begitu kendaraan umum itu berhenti di dekatnya. Menunggu selama hampir satu jam untuk sampai ke pemberhentian berikutnya.

Laras mengeluarkan cermin kecilnya dari dalam tas. Merapikan rambut ikalnya yang sedikit berantakan. Tersenyum kecil dengan pipi chubby yang menjadi ciri khasnya.

Sampai!

Gadis itu turun dari bus. Mengembangkan payungnya dan melangkah menuju perumahan sederhana yang akan mengantarnya pulang.

Bersabarlah Laras! Hanya beberapa block lagi kau sampai!
Batin Laras.

Gadis itu terpaku. Seperti ada aliran listrik kecil mengalir membuat tubuhnya menegang tanpa alasan yang jelas. Gadis itu berhenti di depan sebuah taman.

Matanya menyusuri sekeliling. Ia terpaku pada sesuatu. Laras memicingkan matanya saat melihat sebuah kotak misterius di tengah taman tanpa pelindung.

Apa itu bom? Berbahaya tidak jika kudekati?
Batin Laras.

Meski ragu awalnya namun ia penasaran juga. Penyakit keponya bangkit melihat kotak tersebut.

"Astaga!!" Laras menjerit pelan.

"Siapa yang tega memperlakukanmu seperti ini?!" Laras merengkuh seekor kelinci putih yang basah kuyup ke dalam gendongannya. Kemudian ia berlari menuju rumah kecilnya.

Membuka kunci rumah, gadis itu mengambil handuk untuk mengeringkan si kelinci.

"Aish! Aku akan memberimu makan."

Laras melangkah ke belakang rumahnya melihat rerumputan yang basah terkena air hujan. Gadis itu mencabutnya dan memberi makan si kelinci.

 Gadis itu mencabutnya dan memberi makan si kelinci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[END] Begin : Naughty RabbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang