9. Conflict

232 20 0
                                    

Jungkook tersenyum. Ayunda yang telah membaik mulai menghidupkan kembali rakyat dan prajuritnya yang terperangkap.

 Ayunda yang telah membaik mulai menghidupkan kembali rakyat dan prajuritnya yang terperangkap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahkan gadis itu juga melukis beberapa sosok dan menghidupkannya.

Bahkan gadis itu juga melukis beberapa sosok dan menghidupkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih." ucap Jungkook.

Ayunda hanya mengangguk. Setiap orang di aula sibuk. Rose sibuk mengendalikan Hope nya. Laras sibuk dengan latihan memanahnya. Detri sibuk melatih gerak bonekanya. Tika sibuk meracik sesuatu bersama Zayn, Nisa sibuk melatih gerak floranya dan Rika sibuk melatih pegangan pedangnya.

Jungkook mengambil pedangnya dan mulai beradu pedang dengan Rika.

"Jangan lengah nona." ucap Jungkook.

Rika hanya menatap tajam lelaki itu. Kemudian dengan lincah ia mengayunkan pedangnya berusaha menyerang Jungkook. Sinar warna warni terus keluar dari sorot matanya.

Detri menarik benang benang merah dari bonekanya. Sedetik kemudian benang benang itu terlihat tembus pandang. Kumpulan boneka mulai menyerang Jungkook yang terus menghindari serangan.

Nisa juga tak mau kalah, ia mengeluarkan sulur dari dalam tanah untuk membelit tubuh Jungkook. Jungkook tak bisa bergerak saat sebelah kakinya terlilit.

Tiba tiba saja sebuah panah menancap di sulur tanaman Nisa. Membuat belitan tanaman di kaki Jungkook putus begitu saja.
Panah dari Laras tersebut berhasil membuat Jungkook tersenyum penuh arti.

"Jangan percaya diri dulu. Aku melatih keakuratan tembakan dan kenormalan mataku." ucap Laras.

TRAS!!

Jungkook lengah. Lengannya tergores tombak yang baru saja dilempar oleh Rose.

"Ugh!" lelaki itu meringis pelan.

"Stop!" ucap Zayn tenang tapi terdengar menggelegar seisi aula. Lelaki berambut putih itu menghampiri Jungkook bersamaan dengan Tika yang mengoles luka Jungkook dengan tangannya. Alhasil luka tersebut pulih dengan sendirinya.

"Istirahatlah. Nanti bersiap untuk makan malam." ucap Jungkook.

Ketujuh gadis dari dunia manusia itupun kembali ke kamarnya masing masing. Beberapa tidur bersama dalam satu koridor. Ada yang satu koridor sendirian. Seperti Ayunda saat ini sedang berjalan menyusuri koridor kastil yang luas. Kamarnya berada paling ujung. Bisa menembus langsung taman bunga mawar putih di belakang kastil.

DEG!

Semuanya gelap begitu saja bersamaan dengan kesadaran Ayunda yang hilang ntah kemana.
.
.
.
.
.
.
.

"Aku lapar." ucap Jungkook.

Laras hanya diam dan masih meminum susunya.

"Hei. Kau tidak mendengarku?" tanya Jungkook.

"Aku dengar."

"Mengapa hanya diam?" tanya Jungkook.

"Kau lapar ya kan? Suruh salah satu pelayanmu untuk membuatkan makanan!" ucap Laras.

"Kau ini. Aku ingin kau memasak untukku."

Laras menggeleng. Namun ketika melihat wajah polos Jungkook yang memohon ia pun menghela nafas dan mulai membongkar bahan makanan. Membuat sesuatu dengan bahan yang ada. Jungkook menatapnya sambil tersenyum.

Tiba tiba saja lelaki bergigi kelinci itu memeluk Laras dari belakang. Meletakkan dagunya di bahu gadis itu.

"Y- Ya!!! Lepas!"

"Aku tidak mau. Diamlah sebentar. Aku lelah." ucap Jungkook.

GLUP!

Potongan ingatan itu kembali. Gelembung air, cahaya putih dan kegelapan jadi satu.

Laras memicingkan matanya. Tiba tiba kepalanya berdenyut. Jungkook yang menyadari hal itu kemudian mencium pelan pipi Laras.

"Itu ingatanmu sayang. Ingatan tentang kenangan kita." ucap Jungkook tersenyum.
.
.
.
.
.
.
.

Mata gadis itu terbuka. Melihat ruang temaram menyelubunginya. Dan tempat empuk yang sekarang menaunginya.

"Ah. Kau sudah sadar.."

Ayunda terperanjat kemudian duduk. Gadis itu menoleh ke sumber suara. Seorang lelaki sekejap memancarkan sinar merah menyala dari matanya kemudian sinar itu lenyap sedetik kemudian.

DEG!!!

"Aaarghhh!!!" Ayunda berteriak saat sedetik kemudian lengannya berdarah.

Slurp!

"Kau.. Umh.. Darahmu manis.. Kau pemilik pecahan stones." ucap lelaki tersebut.

"Jauhi aku!!" jerit Ayunda.

"Aku malah jadi semakin ingin mendekatimu.." ucap lelaki tersebut.

"Jangan ganggu dia dulu! Bangsat!" ucap seorang lelaki berjalan ke dalam ruangan.

"Paduka. Maaf. Aku hanya mengujinya.. Apa dia orang yang tepat.." ucap lelaki berlidah hijau tersebut.

Begitu yang dipanggil paduka itu mendekat hingga terlihat dalam pandangan, Ayunda terkejut bukan main

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Begitu yang dipanggil paduka itu mendekat hingga terlihat dalam pandangan, Ayunda terkejut bukan main.

"Jungkook?!"

Kedua pria itu tertawa menggelegar memenuhi ruangan.

"Tidak sayang.." ucap lelaki yang tadi disebut paduka pun mendekat ke Ayunda dan membelai rambut gadis itu.

"Aku Jeon." ucapnya dengan smirk mengerikan.

***

[END] Begin : Naughty RabbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang