8. The Power of others

118 21 0
                                    

Zayn meletakkan tubuh kecil gadis itu di ranjangnya.

"Maaf." gumamnya menatap wajah Ayunda.

"Terima kasih." ucapnya pelan.

Sementara itu di aula keadaan masih terasa menegangkan. Laras maju tampak waspada. Gadis itu hendak meraih sebuah pedang namun pedang tersebut tiba tiba saja menghujam ke arahnya. Jika ia tak menghindar, tentu pedang itu akan membunuhnya.

"Bagaimana kalau salah satu dari kami mati karena barang barangmu ini?!"

"Barang barang ini tidak akan membuat kalian mati." ucap Jungkook dengan senyumannya.

Laras beralih menghampiri sebuah tombak. Namun baru saja akan menyentuhnya, tombak itu hilang seketika sehingga Laras terkejut dan tak sengaja menyenggol anak panah hingga jatuh ke lantai. Ia pun menaruh kembali anak panah itu ke atas meja.

Jungkook tersenyum menahan tawa. Teman teman Laras yang lain juga ternyata sama.

"Mengapa kau meletakkan panah itu di atas meja?" tanya Nisa dengan menahan tawa.

"Lantas harus apa? Menyentuhnya dan terluka?" tanya Laras.

Tika dan Detri hanya menggeleng.

"Kenapa sih? Apa aku harus memegangnya seperti ini?" ucap Laras memegang anak panah.

"Dan aku akan terluka begitu?" lanjut gadis itu.

"Anak panah itu milikmu sayang. Milikmu.."ucap Jungkook menyadarkan Laras.

Gadis itu merona hebat sekaligus menutup mulutnya.

"Aku.. Aku? Pemanah?" ucap Laras.

"Tapi mengapa tak ada cahaya atau sesuatu seperti yang lainnya?" ucap Rika mengutarakan isi pikirannya.

"Iya ya? Kok bisa begitu?" tanya Tika.

"Mungkin karena darinya sendiri kekuatan itu belum sempurna." ucap Jungkook lalu berjalan dan mengusap kepala Laras.

"Kekuatanmu akan sangat hebat. Aku percaya itu." ucap Jungkook kemudian melirik Detri.

"Giliranku ya kan?" tanya Detri.

Detri maju kemudian dengan enteng memegangi sebuah benang tipis yang seketika menggores tangannya hingga berdarah.

"Ah. Sepertinya bukan ini." ucap Detri meringis pelan.

Darahnya menetes ke benang tersebut. Membuat benang tersebut berubah warna menjadi merah. Seakan menyerap darah Detri, benang tersebut berubah secara keseluruhan menjadi warna merah kemudian bersinar terang membentuk banyak sosok manusia. Tepatnya boneka. Ada yang utuh dan ada yang hanya berwujud tangan.

 Ada yang utuh dan ada yang hanya berwujud tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau sang pengendali boneka. Selamat." ucap Jungkook tersenyum.

Tika dan Nisa saling berpandangan lalu tiba tiba berlari. Nisa berlari ke arah seikat bunga sedangkan Tika berlari ke arah secangkir minuman.

Begitu mereka berlari, kelopak bunga berguguran mengerubungi tubuh Nisa. Mengeluarkan cahaya kebiruan yang lembut. Menari bagai angin memancing senyum Jungkook.

"Selamat. Kau pengendali bunga. Seiring berjalannya waktu kau juga bisa mengendalikan tumbuhan lain. Dan lebih sempurnanya lagi kau bisa mengendalikan alam." ucap Jungkook.

Tika terpeleset jatuh. Membuat cangkir minuman jatuh dan pecahannya mengenai kakinya. Gadis itu meringis lalu mengusap lukanya. Sekali usapan lukanya berangsur sembuh bersamaan dengan sinar merah menyala yang terlihat dari matanya.

Jungkook menatap Tika serius.

"Ini pertama kalinya. Kerajaanku kembali mendapatkan healer. Harusnya healer di kerajaanku sudah punah berjuta dekade yang lalu." ucap Jungkook.

Jungkook menatap Rika yang hanya berdiri. Hanya tersisa satu barang di atas meja. Sebuah pedang.

Jungkook berjalan pelan meraih pedang tersebut lalu berlutut di depan Rika. Menyerahkan pedang tersebut.

"Kurasa ini milikmu." ucap Jungkook.

"Benarkah? Kurasa ada tombak tadi.." ucap Rika.

"Tombak itu milik Rose. Ia harus memiliki kudanya dulu baru bisa memiliki tombak." ucap Jungkook.

Rika menyentuh gagang pedang. Membuat sebuah warna warni terang menyilaukan seakan menggenggam tangannya. Terlihat sebuah sosok berlutut dihadapannya menyerupai bayangan kemudian memudar dan menghilang.

"Kau tak perlu merasakan rasa sakit seperti temanmu yang lain. Aku rasa kau juga istimewa." ucap Jungkook.

"Aku.. Ntahlah.." ucap Rika kebingungan sendiri.

"Pada saat yang tepat nanti aku akan katakan mengapa kalian bisa memiliki serpihan stone yang membuat kalian memiliki kekuatan ini. Akan kukatakan nanti.

.
.
.
.
.
.
.
Sementara itu Jeon sedang menikmati salah satu pelayannya.

"Tuan."

"APA?!" ucap Jeon mendorong pelayan wanitanya ke lantai saat seorang lelaki menginterupsi kegiatannya.

"Aku mengabarkan berita menarik tuan." ucap sang lelaki bertaring tersebut.

" ucap sang lelaki bertaring tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Saudaraku.. Saudaraku bangkit tuan.." ucapnya.

"Maksudmu Zayn?" tanya Jeon.

"Ya tuan." ucap lelaki bernama Nyaz tersebut.

"Bagaimana mungkin? Siapa yang berhasil membangkitkannya? Kekuatan Jungkook tak cukup kuat untuk itu." ucap Jeon tersenyum meremehkan.

"Ada 7 gadis asing datang tuan. Sesuai ramalan. 7 gadis yang katanya akan merobohkan ideologi seven sins kita tuan." ucap Nyaz.

"Siapa yang membangkitkan Zayn?! Bawa dia padaku!"

"Perintahmu adalah kewajibanku tuan." ucap Nyaz dengan senyumannya.

***

Yunalexander

[END] Begin : Naughty RabbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang