08

645 42 0
                                    


Ali menghentikan mobilnya tepat di depan kampus Prilly. Ia menatap keluar jendela mobil.

"Jadi kamu kuliah disini ya?" Tanya Ali sambil membuka kacamata hitamnya.

"Iya" jawab Prilly singkat dan segera turun dari mobil. Tanpa berniat mengucapkan terimakasih.

"Haii nggak ada sopan-sopannya, udah dianter main nyelonong aja tanpa terimakasih!" Prilly yg mau menutup pintu ia urungkan karna omelan nggak jelas dari Ali, siapa juga yg meminta dirinya agar mengantar Prilly.
Bukannya tadi malam ia yg menelpon ingin mengantar dan menjemput Prilly besok, cih!! Benar2 menyebalkan. Prilly memutar bola mata malas.

"Makasih" ucapnya kurang ikhlas.

"Lo bener-bener ya..!" Geram Ali. Tanpa memperdulikan Ali, Prilly melangkah pergi. Ali berdecak sebal, melihat Prilly yg mulai menjauh menuju gerbang kampusnya.

"Aaaarrghhh. Benar2 dia membuat gue gila" Ali mengacak-acak rambutnya. Dan tak lama kemudian melajukan mobilnya meninggalkan kampus Prilly.

****

"Prilly, tadi siapa yg nganter lo?" Tanya cowok berkacamata tebal yg tanpa sengaja tadi melihat Prilly turun dari mobil sport dengan seorang laki-laki di dalam mobil itu.

"Oh tadi, dia bos gue" jawab Prilly santai.

"Bos?" Ricu melongo, Ya! Cowok berkacamata itu adalah Ricu sahabat Prilly.

"Iyaa! Kenapa emang?" Ricu menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Bukannya bos lo itu pak Reza ya? Emang pak Reza habis operasi plastik ya Prill? Kok mukanya beda banget dari yg kemarin gue lihat" Ujar Ricu dengan tampang yang benar-benar ingin membuat Prilly menutupnya dengan kantong plastik. Polos dan oon!

"Iyaa! Dia Baru operasi plastik" balas Prilly dengan nada tinggi dan segera meninggalkan Ricu. Prillu tak habis fikir, kenapa ia mempunyai sahabat yang kelewat polosnya sampe bisa di katakan oon!

"Prill. Prilly..kok ninggalin gue" Ricu berlari kecil menyusul Prilly.

****

Braaaakkk!!

"Astaghfirullah" pekik mbak Imah saat melihat Ali membanting pintu.

"Mbaak!! Buatin jus jeruk!" Teriaknya.

"Iya den!" Sahut mbak Imah cepat.

"Cepetaaaann!!!" Teriaknya lagi dengan tidak sabar.

"Iya den" mbak Imah segera menuju dapur untuk membuatkan jus.

"Den Ali kenapa mbak?" Tanya Itte.

"Entahlah, biasa anak muda. Mungkin lagi ada masalah sama pacarnya" jawab mbak Imah sambil menuang jus kedalam gelas, Itte mengangguk.

"Loh jadi benar mbak gadis itu pacarnya?"

"Mungkin" jawab mbak Imah singkat.

"Ini dianter ya?" Pinta mbak Imah sambil memberikan gelas yg berisi jus kepada Itte. Itte segera melangkah.

"Tapi mbak" Itte menghentikan langkahnya.

"Kenapa?"

"Kan tadi den Ali minta sama mbk, mtar kalo Itte yg nganterin dianya marah gimana mbak?"

"Sudahlah antarkan saja, nanti kalo lama-lama tambah marah"

"Iya mbak" Itte menurut. Terlihat Ali yg sedang duduk di kursi samping kolam renang sambil memainkan ponselnya. Itte sedikit ragu untuk melangkah, akan tetapi ia lanjutkan.

"Ini den" Itte menaruh jusnya di meja samping Ali.

"Hmm" sahut Ali tanpa menoleh. Itte segera melangkah pergi.

"Itte!" Tiba2 Ali memanggilnya.
membuat Itte menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Iya den?" Sahutnya.

"Lo bisa nggak bantu gue!"

100 Day With Mr. AroganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang