11

664 41 4
                                    

"Prilly!" Pekik Lia saat jaraknya semakin dekat dengan Prilly.

"Emmh Lia?" balas Prilly canggung.

"Kalian saling kenal?" Tanya Ali yg duduk disamping Prilly.

"Ya Li gue kenal sama Prilly, gue satu kampus sama dia cuma beda jurusan" jelas Lia. "Iya kan Prill?" Lanjut Lia.

"Hmm iyaa" Prilly mengangguk.

"Jadi disini Prilly bareng sama lo?" Tanya Lia menatap Ali.

Prilly khawatir sebentar lagi Lia akan menanyakan tentang Prilly kepada si kupret. Lia tersenyum menggoda dan mengedipkan matanya pada Ali.

"Hmm jadi Prilly ini pacar lo Li?"
Mata Prilly membulat sempurna, benar yg Prilly duga! Pasti Lia akan menanyakan itu, dan apa jawaban Ali? Oohh! Prilly seperti tak ingin mendengarkan jawabannya, dan akan menutup telinganya rapat-rapat. Terlihat Ali menghela nafas.

"Iya gue pacarnya Prilly" jawab Ali santai, lalu tersenyum kearah Prilly. Berbeda dengan Prilly yang sangat kesal mendengar jawaban Ali.

"Yeaaayyy, ternyata temen gue udah doyan sama cowok" Lia menatap Prilly.

"Gue_"

"Prill lo kenapa nggak ngasih tau gue sih kalo lo udah jadian sama Ali?" potong Lia cepat tak memberi kesempatan pada Prilly untuk bicara.

Prilly menatap Ali kesal karena tersenyum penuh kemenangan.
Awas saja nanti kupret!  Bathin Ega.

"Prill. Kapan lo jadian sama si Ali?" Bisik Lia.

"Gue bukan pacarnya" Prilly memberi pengertian.

"Hallaah nggak usah bohong deh Prill, gue seneng kok lo sama Ali, cocok." Lia melirik Ali kemudian menatap Prilly.

"Kalian mirip tau" lanjut Lia yang membuat Prilly membelalakan matanya.

"Mirip darimana coba? Cantikan gue" protes Prilly. Lia mengerucutkan bibirnya.

"Gue tau Prill. Pasti cantik lo kan cewek, maksud gue itu mukanya mirip rip rip"

"Lebay lo!" Bisik2 tetangga mereka berhenti seiring dengan adanya pesanan makanan yg mereka rasa tidak memesannya,
ini ulah para cowok-cowok semaunya sendiri tanpa mmberi persetujuan dari cewek-ceweknya.

"Di makan dulu sayang" titah Ali pada Prilly.

Sayang? What? Ali bilang apa tadi? Prilly lagi nggak tuli kan?
Bukannya suka Prilly merasa eneg di panggil sayang, karena ulah Ali, Prilly menginjak kaki Ali dengan keras. Ali meringis menahan sakit di kakinya.

"Bisa lembut dikit nggak sih!" Desis Ali pelan.

"Nggak!" Balas Prilly kesal.

****

"Ohiya, liburan kali ini kita bagus kali kalo ke Bali ya gak? " Kevin mengusulkan pendapatnya selaku ketua.

"Ukhemm" Prilly tersedak.

"Kamu nggak apa-apa?" Ali terlihat panik sambil mengusap-usap punggung Prilly dan mwnyodorkan segelas air minum. Prilly menggeleng, ia kaget mendengar info itu, karena Ali tak mengatakan apapun selain dinner bersama teman2nya tanpa berbicara mengenai rencana liburan, Sumpah!! Prilly terlihat kesal.

"Maaf" Ucap Prilly kemudian karna merasa menjadi pusat perhatian.

"Lo nggak apa-apa Prill?" Tanya Lia. Prilly hanya menggeleng.

Ia sangat kesal dengan Ali, Ali tak pernah meminta persetujuan Prilly sebelum bertindak. Dan ini bukan kali pertama yg Ali lakukan.

Prilly berharap semoga lain kali tidak meminta Prilly menikah dengannya tanpa persetujuan,
Jika terjadi? Mungkin bisa saja membuat Prilly benar-benar gila!

****

"Prill..?" Suara Ali memecah keheningan didalam mobil sejak tadi keluar dari restaurant. Prilly tetap diam menatap jendela mobil tanpa menoleh pada Ali.

"Lo marah sama gue?" Tanya Ali lagi. Prilly masih diam, membuat Ali juga kembali diam.

"Oke lo boleh marah sama gue, tapi niat gue biar lo__" ucapan Ali terhenti.

"Sudahlah gue minta maaf, kalo lo mau maafin gue syukur kalo nggak ya gak apa-apa! Yg penting gue udah minta maaf"

Kesal! Itulah yg Prilly rasakan, Ali memang menyebalkan nggak bisa apa kalo ngomong itu baik-baik! "Dasar arogan!" Bathin Prilly.

Suasana kembali hening, hanya suara music dari tape record di dalam mobil yg terdengar.

"Siapkan dirimu buat liburan kita nanti" celetuk Ali berhasil membuat Prilly menoleh kearahnya.

"Kamu selalu begitu wan! Bisa nggak sih ngomong baik-baik dulu sebelum bertindak! Kamu nggak beri aku kesempatan untuk bicara! Aku juga belum menyetujui soal ini! Tapi kamu udah iya-iya aja!" Kesal Prilly. Dadanya naik turun menahan amarah matanya berkaca-kaca.

"Kamu nangis Prill?" Tanya Ali. Bego. Tak ada rasa bersalah sedikitpun.

"Nggak, gue lagi ketawa!" Kesal Prilly. Ali malah mengernyit.

"Sorry" Hanya kata itu yang keluar dari mulut Ali dan kembali fokus menyetir, membuat Prilly mengepalkan tangannya.

Sepuluh menit kemudian mobil Ali berhasil mengantarkan Prilly sampai di kompleks tempat tinggalnya.

"Prill." ucap Ali mencekal lengan Prilly yg akan turun.

"Kenapa?" Ketus Prilly.

"Kamu jangan marah dong, bukannya aku maksa kamu buat ikut tapi aku itu bener-bener pengen kamu tau kalo aku_"

"Sudahlah Li! Ini udah malem banget kita bicarakan besok saja, Putri pasti sudah nungguin aku" potong Prilly membuat Ali menghela nafas panjang, melepaskan cekalan tangannya.

"Makasih" ucap Prilly dingin sebelum keluar dari mobil Ali.

Ali menatap punggung Prilly yg berjalan menjauh.
"Kenapa susah banget sih buat deketin lo Prill.!" Gumamnya frustasi.

100 Day With Mr. AroganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang