10

697 41 0
                                    

"Prill..!" Mendengar namanya dipanggil ia segera menoleh.

Prilly langsung menghela nafas kasar saat melihat siapa yg memanggilnya. Ali dengan santai menghampiri Prilly.

"Kamu ngapain liatin gue kayak gitu? Hm?" Tanya Ali saat berada tepat di depan Prilly. Prilly menatapnya kesal. Heran deh gue! Perasaan baru 5 menit nih orang telepon-telpon gue!? Kok sekarang udah disini??
Atau jangan-jangan dia sejenis makhluk luar angkasa atau alien yg bisa teleportasi. Bathin Prilly.

"Ngapain kamu kesini?" Tanya Prilly.

"Terserah gue dong! Mau kemana aja" mendengar jawaban Ali, Prilly mengepalkan tangannya kesal. Merasa tidak enak melihat situasi ini, Mila memilih pamit pergi.

"Prill. Aku kesana dulu ya?"
Pamit Mila dan meninggalkan Ali dan Prilly.

"Bisa nggak sih, satu hari saja nggak ganggu aku?" Kesal Prilly.
"Kamu ngerasa terganggu?" Ujar Ali sambil memasukkan tangannya kedalam saku celana.

"Menurutmu?"

"Nggak!" Jawab Ali membuat Prilly ingin sekali memukul wajahnya yang sok kegantengan sampai babak belur. Ali menghela nafas.

"Kamu bisa kan temenin gue dinner nanti malam?" Prilly terbelalak mendengar kata DINNER, karna seumur-umur Prilly belum pernah di ajak yg namanya dinner, apalagi sama cowok. Prilly mendefinisikan kata DINNER itu dengan sejenis kencan romantis, tapi mengingat siapa yg mengajaknya, Prilly langsung memblacklish definisinya sendiri.

"Kenapa nggak ngajak pacar kamu aja?" Sanggah Prilly sedikit gugup, ia pura-pura merapikan barang di dalam rak yg sebenarnya tak perlu di rapikan. Ali menatap lekat wajah Prilly.

"Kamu Kenpa? Kok jadi gugup gitu?" Wajah Prilly memanas tera, terlihat rona merah di wajahnya, ia yakin sebentar lagi Ali akan menertawainya.

"Ng..nggak!" Jawabnya gugup.

Aiissshh!! Kenapa gue begini!
Ini bukan gue! Prilly merutuki dirinya sendiri.

"Hahaha. Kenapa jadi merah itu muka!? Jangan GR dulu, gue ngajak kamu dinner soalnya nanti sama temen-temen gue dan aturannya harus bawa pasangan, terus kenpa gue nggak sama pacar? gue males sama cewek-cewek yang cintanya cuma sama harta gue, bukan guenya!" Jelas Ali.

Sebenarnya Prilly ingin protes, tapi mendengar ucapan Ali, Prilly mengurungkan niatnya. Benar kata Ali, mungkin bagi gadis-gadis penggila harta, Ali adalah gudangnya. Selain kaya ia juga mempunyai wajah tampan dan body atletis. Tapi semua itu tak berlaku bagi Prilly, yang Prilly liat Ali adalah laki-laki jelek yang sangat menyebalkan dan sombong!

"Jadi gimana? Kamu harus mau!!"

Hadeeeehhh...
Sebenarnya ini pertanyaan apa pernyataan sih!! Aneh!! Keluh Prilly dalam hati.

"Gue harap kamu nanti pake ini"
Ujar Ali sambil memberikan kotak berpita yang tidak Prilly sadari keberadaannya sejak tadi.

Prilly menerima kotak pemberian Ali dengan wajah kaget.

"Nggak usah shock gitu kali! Kamu belum pernah mendapatkan perlakuan manis kayak gini yah?" Ali tersenyum miring.

"Yaudah nanti gue jemput kamu!" Sambung Ali mengacak rambut Prilly sekilas lalu pergi meninggalkan Prilly yg bingung oleh perlakuannya.

****

Prilly berdiri di depan cermin menatap pantulan dirinya disana.

"Ini beneran gue??" Gumam Prilly sambil berputar, menampakkan bagian belakang dress warna coklat soft yang Ali berikan tadi.

"Ehmm" Putri menghampiri Prilly.

"Mbaknya siapa sih cantik banget?" Goda Putri melangkah menghampiri Prilly.

"Haha. Mbaknya Putri dong!" Balas Prilly mengacak rambut adiknya gemas.

"Mbak nau kemana sih? Mau ketemuan ya?" Tanya Putri penasaran, Prilly memang memberitahu Putri jika malam ini akan keluar tapi tidak memberitahu dengan siapa dan kemana.

"Nggak dek, mbak cuma mau keluar sama temen" Jawab Prilly kurang yakin dengan alasannya.
Namun langsung di jawab "Oh" oleh adiknya.

"Yaudah mbak berangkat dulu" pamit Prilly.

"Iya mbak, hati2" Putri menyalami Prilly.

"Assalamualaikum "
"Waalaikumsalam "

Prilly sengaja keluar lebih dulu sebelum Ali benar-benar menjemput ke kostnya.

Tiiinnn tiiin...!

"Astaghfirullah!" Prilly terlonjak kaget saat tiba-tiba suara klakson terdengar ketika Prilly baru saja menutup pagar. Ali menurunkan kaca mobilnya.

"Masuk!" Titahnya. Prilly menurut.

"Loh! Depan!" Ujar Ali ketika melihat Prilly akan membuka pintu belakang. Prilly mendengus kesal lalu segera melangkah membuka pintu depan mobil.

"Nah gitu dong!" Ucapnya. setelah Prilly duduk disamping kemudinya. Prilly menatap kearah laki2 disampingnya, Ali menggunakan kemeja berwarna senada dengan gaun yg Prilly kenakan dengan lengan yg di gulung sebatas siku. Entah kenapa Prilly merasa Ali sangat terlihat, perfect!!

Prilly menggelengkan kepalanya cepat, menghilangkan pikiran-pikiran negatifnya. Ali mengernyit bingung melihat tingkah Prilly.

"Kamu Kenapa??"
"E..nggak papa, buruan jalan!" Titah Prilly berusaha menutupi kegugupannya. Kenapa gue jadi kayak gini sih!? Batin Prilly kesal. Tanpa menjawab, Ali malah memasangkan Prilly sabuk pengaman. Dan segera melajukan mobilnya. Membuat Prilly harus menahan napas untuk seperkian detik.

****

"Haii teman-teman" Sapa Ali saat melihat segerombolan teman-temannya sudah stay disana. Ali menggandeng tangan Prilly membuat Prilly sedikit kaget dan menoleh cepat seakan ingin mengungkapkan penolakan.
Tapi Ali segera mmberi kode agar Prilly menurut. Prilly pun mengerti lalu melangkah menghampiri teman2nya.

"Udah pada lama nunggunya?" Tanya Ali sambil menarik kursi untuk dirinya dan Prilly.

"Lumayan" Jawab salah satu temannya.

"Li itu cewek lo? Cantik banget"
Mendengar pertanyaan itu Prilly yg sedang menatap sekeliling restaurant langsung menoleh ke sumber suara.

"Buk_"

"Iyaa..ini cwek gue!"
Potong Ali cepat, memberikan jawaban pada temannya.
Hampir saja Prilly menjawab bukan! Tapi tak sempat.

Mungkin sekarang bukan saatnya. Tapi lihat saja nanti Ali!
Gue bakal hancurin pipi lo yg kayak bakpao itu sampai jadi krupuk! Bathin Prilly.

"Haii broo!" Sapa seseorang yg melangkah mendekat. Semua menoleh tak terkecuali Prilly. Prily langsung terbelalak mendapati siapa yg datang.

"Liaaaa" Pekik Prilly tertahan.

100 Day With Mr. AroganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang