Belief in love

564 49 19
                                    

Part 1

Kesunyian pecah saat tamu undangan datang menghadiri pesta pernikahan, yang sebelumnya telah dilaksanakan pertunangan antara dua belah pihak yang saling mencintai, tetapi berbeda dengan pasangaan kali ini menikah bulan di dasari oleh cinta, tetapi paksaan dari orang tualah yang membuat mereka menjalankan pernikahan tampa cinta. Pasangan itu adalah JAMES REID dan NADINE LUSTRE. Sebelumnya mereka berdua belum saling mengenal. Tetapi orangtua merekalah yang saling mengenalkan lantaran bisnis yg akan dijalankan oleh james dan nadine sebagai putra-putri tunggal.

James adalah anak dari pasangan terpandang yaitu MALCOLM REID dan APRILYN MARQUENEZ. Ayah dan ibu dari james reid telah bekerja sama dengan kedua orang tua dari nadine lustre yaitu MYRAQUEL PEGUIS-LUSTRE dan ULYSyESS LUSTRE.

James dari kecil telah di didik untuk di siplin dalam hal apapun termasuk dalam pekerjaan. James begitu profedional dalam bekerja bahkan kantor telah dianggap sebagai rumah nya. Tetapi sebagai manusia biasa james juga memiliki kebiasaan buruk yaitu bar, ya bar. Karena jika ada masalah james akan pergi ke bar ia merasa lebih baik jika sudah ke bar. Sedangkan nadine adalah wanita yang penyabar dan juga sopan. Tetapi bukankah kesabaran ada batas nya?.

***
Setelah resepsi pernikahan selesai, cukup melelahkan bagi james dan nadine. Tentu saja, karena mulai dari pagi(09.00) sampai menjelang malam(6.30) barulah resepsi pernikahan itu selesai.
Setelah mandi nadine keluar dari kamar mandi dengan menggunakan baju tidur berwarna orange yang sangat elok di kenakan nya. Langsung di bersihkan nya tempat tidur agar nyaman ditiduri. Walaupun pernikahan mereka hanya dibangun oleh paksaan tetaplah ia melakukan sebagaimana istri memperlakukan suami nya. Karena tubuh nya sekarang bukan hanya miliknya tetapi milik suami nya james.

"Hmm... Maaf"
James datang saat nadine sedang membersihkan tempat tidur yang empuk itu.

"Ehh... Maafkan saya, saya tadi hanya membersihkan tempat tidur ini saja".
Nadine berbalik badan menyunggingkan senyum manis nya kepada james, tetapi itu tak berpengaruh kepada james mukanya terlihat biasa-biasa saja.

"Anda bisa tidur disini, dan saya akan tidur di sofa sana".
Menunjuk kearah sofa yang menganggur dari tadi tampa sentuhan dari james, seperti biasanya.

"Oh... Benarkah?
Baiklah jika itu tidak masalah dengan anda". Nadine begitu kaku tak percaya dengan perkataan james ia mengira akan melakukan hubungan suami - istri sesudah menikah, ternyata itu tak berlaku bagi james.

James begitu dingin dengan nya hingga dirinya hanya di panggil dengan "Anda" sungguh mengecewakan bukan?.

"Baiklah saya harus tidur sekarang dan besok saya harus pergi ke kantor"

Sekali lagi nadine hanya tersenyum kepada james. Setelah itu nadine mulai menaiki ranjang tidur itu, mengambil bantal dan menarik selimut hingga hampir menutupi seluruh tubuh nya terkecuali kepalanya. Hingga ia pun tertidur pulas, mungkin karena terlalu capek seharian berdiri bersanding dengan james menyalami tamu pernikahab, tak makan waktu lm nadine pun tertidur, esok haru nadine harus bangun pagi karena harus menyiapkan perlengkapan james ke kantor.

*kringgg... Kringgg... *(05.00)

Jam alarm berbunyi, nadine segaja memasang nya agar tidak terlambat bangun pagi. Nadine terbangun dari tidur nya, lalu ia menuju kamar mandi yang tak jauh dari kasur empuk nya membersihkan mukanya. Setelah itu ia pun menuju dapur, tali ia tak lupa menatap suaminya yang masih tertidur pulas, mukanya menggambarkan kelelahan.

***

James terbangun saat jarum pendek jam yang tertera di dinding menunjukkan pukul 6 pagi, james menatap sekeliling kamar sudah rapi, nadine pun tak terlihat. Tapi tak ambil pusing james mengambil handuknya dan menuju kamar mandi. Sesudah mandi james melihat jas kantornya telah disiapkan. James pun memakai nya. Rapi, sudah. Setelah rapi james turun kebawah dengan bawaan tas kecil di tangan kanan nya.

"Hmm... Selamat pagi"
Sapa nadinr ramah saat mendapati james melangkah di ujung tangga terakhir.

"Iya".
James menerima telfon. Sepertinya telfon dari kantor.

"Ini saya siapkan sarapan buat anda, karena tidak mungkin anda pergi dengan perut kosong"

"Sepertinya saya tidak sempat memakan nya, karena saya harus buru-buru"jawab james melihat jam yang menempel di tangan nya.

"Kalau begitu, saya akan memasukkannya kerantang, agar anda dapat memakan nya di kantor".
Nadine mempersiapkan rantang dan mulai memasukkan makanan yang akan di bawa oleh james.

"Ini" nadine menyodorkan rantang kepada james.

"Letakkan saja di sana"kata james.

Nadine meletakkan rantang itu ke meja lalu menuju kamar.
Mungkin karena buru-buru james meninggalkan rantang itu.
Nadine keluar dari kamar menuju dapur dilihat nya rantang itu masih di tempat nya.

"Kenapa rantang nya masih di sini,? Mungkin james lupa membawa nya. James mungkin sudah jauh, bagaimana ini apa aku harus mengantarkan nya ke kantor?
Hmm... Baiklah, tidak mungkin dia tidak makan"kata nadine berbicara sendiri.
Tak buang waktu lama nadine bersiap dan langsung mengambil rantang dari atas meja dan menuju teras rumah.

"Selamat pagi nyonya, nyonya mau pergi? "Sapa supir.

"Iya, saya harus mengantarkan rantang ini ke tuan".

"Oh.. Baiklah ayo saya antar nyonya".

"Baiklah"nadine menaiki mobil itu.

Sekitar 40 menit nadine pun sampai di kantor james yang berdiri kokoh di tengah-tengah keramaian kota manila. Nadie melangkah memasuki gerbang utuma yang di jaga oleh security.

"Pagi nyonya reid"sapa security tersenyum.

"Iya"balas nadine ramah.

Nadine memasuki ruangan kantor dan menyusuri anak tangga menuju ruangan james. Sesudah sampai di depan pintu nadine langsung membuka pintu itu. Nadinr melangkah memasuki ruangan kantor dan berhenti saat seluruh mata menatap nya serius. Rapat, ya rapat mungkin karena ini lah james terburu-buru ia harus menghadiru rapat kantor yang sedang membahas saham baru sampai meninggalkan rantang yang di pegang nya sekarang.

James menatap nadine berdiri dengan tatapan malu dan hanya bisa tertunduk diam di tempat nya.

"Maaf, "james berdiri dan menarik nadine keluar dari ruangan.

"Saya hanya ingin mengantarkan ini, Anda lupa membawa nya"nadine hanya dalam posisinya tertunduk tak berani menatap james yang mungkin marah kepadanya.

"Baiklah, tapi mengapa anda langsung masuk saja?, apakah anda tidak di beritahu kalau kami sedang rapat? "Tanya james penuh teliti.

"Saya tadi sudah di beritahu... Tapi... "Jawab nadine gugup.

"Apakah hanya rantang ini alasan anda datang ke kantor ini? "

"Saya khawatir jika anda bekerja tetapi dengan perut kosong bahkan dapat membuat anda sakit nantinya".

"Baiklah, hanya kali ini. Saya tidak ingin lagi rapat saya berantakan hanya karena rantang yang berisi makanan"kata james tegas, nadine mengangguk mengerti lalu pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Believe In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang