FF#6

3 1 0
                                    

Dirly mengintip dari balik pohon saga yang rimbun. Nyamuk hutan mulai menghisap darahnya, meninggalkan rasa gatal di sekujur lengannya. Ia mengibaskan kedua tangannya perlahan, berharap nyamuk-nyamuk itu meninggalkannya. Suara kakinya yang bergesekan dengan serasah mengejutkan keempat pemuda yang menangkap Bara.

"Tangkap dia!" perintah salah seorang diantara mereka. Pemuda-pemuda bertopeng itu menatap nanar ke arahnya. Terpaksa Dirly keluar dari persembunyiannya. Kedua pemuda bertopeng itu sudah berada di hadapannya. Mereka memegang sangkur. Dirly meloncat dan berguling ke kanan. Dengan sigap ia mengambil sebuah balok kayu untuk dijadikan senjata.

Seorang pemuda bertopeng menyerangnya, mencoba menyabet perutnya dengan sangkur. Dirly merundukkan badannya. Ia memukulkan balok kayu itu ke kaki kiri sang musuh. Lelaki itu pun jatuh tersungkur. Pemuda satunya dengan cepat menancapkan pisau itu ke arah Dirly. Tak ayal, mata pisau menancap di lengannya dan dicabut kembali.

"Aargh!!" teriak Dirly. Kedua pria bertopeng itu sudah berdiri sumringah di depannya.
Ia mencoba mencari akal. Dirly mundur selangkah. Ia mulai menyerang manusia bertopeng itu satu persatu dengan baloknya. Mereka menjadi marah. Kedua pria itu mengarahkan sangkurnya dengan cepat ke arah Dirly yang berada di tengah. Namun Dirly menjatuhkan badannya terlentang, dan masing-masing pemuda pun roboh dengan sangkur tercacak di dada mereka.

Dirly mengejar dua pemuda lagi yang menyeret Bara ke dalam gubuk. Ia mendengar mesin pemotong kayu dihidupkan.
"Ooh, tidak!" teriak Dirly. Ia pun mengejar suara Bara yang meronta minta tolong.

"Hentikan!" ujarnya dengan mata penuh amarah. Ia melihat seorang pria memegangi Bara dan yang satunya lagi memegang mesin pemotong kayu. "Gila!" serunya sambil melempar balok itu ke arah si pemegang mesin chainsaw. Ia pun terpelanting ke belakang.

Dirly mulai kalap. Ia pun melangkah mendekati pria itu, menghantam dan menghujaninya dengan pukulan. Pria bertopeng itu sepertinya tidak mau kalah. Ia pun merunduk dan memukul telak perut Dirly hingga terpental dan menubruk kursi malas usang di ruangan itu.

Dirly bangkit dan memberikan tendangan mautnya pada pria itu.
"Hiyyaaaaa ...." teriakannya memecah malam. Pria itu melenting menubruk dinding dan jatuh ke lantai, tidak bergerak lagi.

"Plaaak!!" Dirly merasakan kepalanya dihantam dari belakang. Ia pun limbung.

Kumpulan Flash fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang