[8] Ketua OSIS?

85 14 1
                                    

"Kita?? Maksud mu, apa Dara?" Tanya Fani.

"Aku akan berbagi dengan Deo. Lagian, nasinya juga banyak. Jika aku memakannya sendiri, maka tidak akan habis. Deo mau, kan?" Dara bertanya tidak yakin.

"Iya, deh..." Deo kembali duduk. Ia tidak bisa menolak pemberian Dara kali ini karena dia memang sangat lapar. Dara tersenyum. Lantas mengambil piring untuk Deo. Kemudian, membagi makanannya dengan Deo. Setelah membagi makanannya, Dara membali duduk. Menyuap nasi goreng yang dimasak Fani untuknya. Begitupun Deo, ia menyuap nasi goreng itu dan menikmati nasi goreng tersebut. Semua diam. Yang terdengar hanyalah  suara air hujan yang  mulai mereda, jatuh menimpa atap dapur sekaligus ruang makan yang diatas atapnya tidak dibangun ruangan bertingkat.
"Dara kelas berapa di SMA Dwiwarya?" Tanya Fani. Memecah keheningan.

"X MIPA 1, kak." Jawab Dar tersenyum. Lantas meneguk air putih yang ada di dekat piring nasi gorengnya.

"Oo.. tapi, kamu udah tau siapa ketua OSIS SMA mu?" Tanya Fani lagi.

"Hehe.. jujur, kak.. aku tidak mengetahuinya... bahkan, nama dan wajahnya saja, aku tidak tau.  Memangnya kenapa, kak? Apa kak Fani tau siapa ketos sekolahku?"

"Tentu."

"Siapa, kak?" Tanya Dara.

"Saat kamu PLS, wakil ketos tidak mengenalkan ketosnya kepadamu?"  Fani bertanya pada Dara. Ia melirik Deo sekilas.

"Hmm.. tidak, kak. Saat itu, ketosnya tidak di sekolah karena dia pergi kemah seluruh ketos di kota kita ini."

"Namanya Deo Anando."

"Uhuk-uhuk-uhuk.." Deo tersedak. Kemudian, meminum air putih.
"Kenapa kakak memberi tahu dia? Padahal, semua kelas 10, mungkin tidak mengetahuinya. Aku memang sengaja agar nanti saat aku mengenalkan diriku, semua orang mengingatku. Aku sudah merencanakn ini. Rencananya, aku akan mengungumkan siapa diriku besok. Kenapa kak Fani merusaknya?" Deo mengacak rambutnya, kemudian, meminum beberapa tegukan air.

"Kan cuma besok, jadi, sekarang tidak apa, kan?"  Ucap Fani.

"Ternyata kak Deo ya, ketos sekolah kita? Wah.. selamat, ya kak." Ucap Dara sembari tersenyum dan bertepuk tangan kecil untuk Deo.

"Terimakasih Dara. BTW, kamu jangan beri tahu teman-temanmu, ya... agar besok menjadi suprise untuk semua orang.''

"OK, kak Deo. Eh, Deo maksudnya." Dara nyengir.  Mengusap hidungnya yang tidak gatal.

"Yo, apa lo juga minta Dara agar tidak memanggil lo dengan sebutan 'kak'?" Tanya Fani. Ia mengacungkan telunjuknya ke arah Deo.

"Emangnya, salah?" Tanya Deo terlihat santai. Lalu menyuap sesendok nasi gorengnya.

"Kita bicara sebentar." Fani bangkit dari duduknya. Kemudian, ia menarik tangan Deo, membuat Deo mengikutinya.
.
Bersambung.
Terimakasih telah membaca. :v
Author harap, kalian suka sama ceritanya.. maaf part ini  terlalu pendek dan tidak ada feel nya,dan maaf karena author udah lama nggak post karena ujian dan tugas sekolah (curhat😂)

Stories with Rain [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang