part. 11

394 28 6
                                    


Pagi ini terlihat dua namja bermarga kim sedang sibuk memilih baju di sebuah butik  yang akan mereka pakai dua hari lagi, tepatnya saat acara pertunangan salah satu namja itu.

"Hyung kau akan mengenakan apa? Gaun?" Tanya namja manis yang mempunyai dimple itu. Yang tak lain adalah myungsoo.

"Yaaakk myungie, apa kau fikir aku yeoja. Aniya tentu saja aku mau memakai jas saja"

Myungsoo hanya terkekeh mendengar jawaban menjengkelkan dari hyungnya.

"Ne, geure tuan putri" ejek myungsoo lagi.

"Aish anak ini, berhenti mengejekku atau aku akan mengelitikmu sampai kau menangis.." Sungyu sudah siap-siap menyerang myungsoo. Tapi myungsoo dengan sigap mengelak.

"Andwae, baiklah kaja kita lihat yang disana saja. Sepertinya lebih menarik"

Myungsoo menarik tangan sunggyu, dan sunggyu hanya pasrah mengikutinya.

******

Berbeda halnya dengan myungsoo dan sunggyu, woohyun semakin menarik selimutnya seperti tidam ingin melewati pagi ini terlalu cepat.

Seandainya dia bisa dia ingin mengulur waktu bahkan jika bisa dia ingin memutar waktu. Sehingga hidupnya tidak di permainkan dengan sangat lejam.

Tok tok tok.

"Woohyun-ah, ayo sayang sarapan sudah siap" teriak yeoja paruh baya di luar kamar woohyun.

"Ne, eomma"

Ya woohyun di minta untuk tinggal dirumahnya untuk tiga hari mendatang, karena tn. Nam ingin semua baik-baik saja sampai pertunangan itu selesai.

Tidak hanya itu tn. Nam yang tahu woohyun tidak menyetujui pertunangan itu, tn. Nam tidak segan-segan melarang woohyun keluar rumah. Takut jika woohyun berbuat yang aneh dan membahayakan dirinya.

"Sayang... Sarapan sudah siap ayo cepat turun" teriak ny. Nam lagi.

Tapi kali ini tidak ada jawaban. Ny. Nam tahu jika putranya sedang tertekan, hanya dia yang tahu kebenaran yang menyakitkan yang sedang putranya hadapi.

Ny. Nam mencoba mengetok pintunya sekali lagi, tapi tetap tak ada jawaban.

Karena kebetulan tn. Nam tidak ada mungkin dia bisa menenangkan putranya.

"Sayang eomma masuk ne.." Ny. Nam kemudian masuk.

Ny. Nam sedikit shock menemukan kamar kamar putra semata wayangnya sudah ssperti kapal pecah. Buku, bingkai foto bahkan bantal dan selimut berceceran dimana-mana.

Ya karena semenjak pulang ke rumahnya woohyun selalu mengunci diri di kamarnya, ny. Nam sendiri bisa masuk karena mempunyai kunci duplikat kamar woohyun.

Ny. Nam yang melihat putra seperti mayat hidup, hanya bisa meneteskan air mata. Hatinya sakit dia merasa ibu yang buruk karena membiarkan putranya menderita.

Ny. Nam menghampiri woohyun yang sedang duduk meringkuk di pojok kamarnya lalu memeluknya erat.

"Mainhae, jeongmal mianhae" ny. Nam terisak.

Woohyun yang memang tidak pernah tega melihat eommanya menangis apalagi karena dirinya langsung mendongakkan kepalanya, lalu mengusap air mata eommanya.

"Aniya eomma tidak salah, hanya saja takdir terlalu kejam" ucap woohyun dengan suara paraunya.

Ny. Nam sempat berfijir satu hal.

"Chagiya.. Bagaimana jika eomma  emmmh.." Ny. Nam swdikit ragu dengan apa yang ada di fikirannya.

"Ada apa eomma"

I just wanna to be with you (complete)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang