part. 21 meet you p.2

333 24 24
                                    

Woohyun pov.

Jam masih menunjukkan angka 7:30 aku bangun dan mendapati dongwoo hyung masih terlelap akhirnya aku memilih untuk mandi.

Setelah selesai aku membangunkan dongwoo hyung yg memang sangat sulit bahkan hanya untuk bergerak pu dia benar-benar seperti orang mati ketika tidur.

Setelah sudah payah membangunkannya, akhirnya dia bangun dan sekarang kami audah rapi dengan stelan jas, kemeja dan celana hitamku. Membuatku terlihat seolah aku benar-benar orang besar.

"Hyung jadwalku pagi ini apa? " dongwoo hyung mengeceknya.

"Tidak ada duryeonim, pagi ini anda free sampai nanti siang jam 1 kita ada janji makan siang dengan tuan mark lee" aku mengangguk jadi hari ini aku bisa pergi ke pameran karya seni itu.

Entah mengapa aku sangat ingin kesana, semoga saja aku bisa bertemu dengannya.

"Baiklah kalau begitu mari kita pergi ke pameran karya seni saja hyung? " ajakku antusias.

"Ok duryeonim, tapi sebelum kesana. Aku rasa ada hal penting yg harus kita lakukan? " ada apa lagi ini.

"Apa lagi hyung? " dia menarik nafas lelah.

"Kau lupa duryeonim. Kau belum memberiku dan para body guard mu itu makan. Bagaimana kalau nanti kita pingsan berjemaah karena kelaparan saat sampai disana. Kan itu tidak lucu" aku hanya memutar bola mata malas. Iya aku lupa itu, tapi tidakkah itu terlalu berlebihan.

"Kau terlalu berlebihan hyung. Bilang saja kalau kau lapar" dongwoo hyung memang selalu seperti itu lebay nya ke bangetan.

"Hehe iya deh" akhirnya kami memilih makan terlebih dahulu. Baru setelahnya kami pergi ke rameran itu.

Kami sampai di sana jam 09:45 ya lumayan banyak pengunjungnya. Aku terus menyusuri tiap hasil karya mereka. Sungguh ini dan ini mengingatkanku pada seseorang.

'Hyung! Suatu saat nanti aku akan jadi photographer yg hebat' suara itu terdengar bagai alunan syair yg Indah. Aku sangat merindukan pemilik suara itu.

'Dan aku akan pastikan orang yg melihat potretan pertamaku adalah kau hyunnie hyung' lagi aku mengingat lagi tentangnya, sungguh suaranya terdengar bagai irama dalam setiap dentuman nafasku. Setiap hal yg membuatku harus mengingatnya dan semua kenangan tentangnya bagai melodi yg mengiringi setiap derap langkahku.

Aku benar-benar sangat merindukannya, apa dia baik-baik saja?. Entah kenapa hatiku merasakan kehadirannya disini. Aku dan dongwoo hyung mengelilingi sampai pada sebuah gambar yg membuatku terpaku. Tidak bukan pada hasil potretanya aku terpaku pada namja yg berdiri di depan gambar itu.

Namja yg selama ini aku cari, benarkah dia? Dia berdiri dengan tetap menatap gambar itu. Entah apa arti dari gambar itu sehingga dia sangat memperhatikannya. Dan tanpa sku sadar aku sudah berada tepat di belakangnya, dan aku segera memeluknya seakan-akan jika aku membiarkannya dia akan pergi bersama kupu-kupu Yg hanya ingin menunjukkan keindahannya. Tapi pergi saat akan di gapai.

"Hiks aku merindukanmu hiks hiks" tanpa terasa air mataku sudah meluap, aku sungguh merindukannya dan sekarang dia di pelukanku.

"Hiks jangan pergi lagi, hiks hiks jangan pergi " ku semakin terisak, air mata ku sudah tidak bisa lagi di bendung. Aku tidak mempedulikan ddaku yg sesak yg aku tahu aku pasti tidak bermimpi karena aku benar-benar merasakan dia dalam dekapanku. Tapi entah kenapa dia memberontak hingga akhirnya aku melepaskan pelukanku.

Dia menatapku seolah tak percaya bahwa itu aku, tuhan jika aku boleh meminta aku ingin waktu berhenti saat ini juga, dan biarkan kami terus bersama kembali.

Aku ingin memilikinya sepenuhnya, dan aku akan menjelaskan semuanya. Aku lihat dia mundur, oh tidak jangan biarkan dia pergi aku mendakitnya lagi. Aku tidak mau fia benar-benar pergi dan meninggalkan ku kembali.

"Please! Jangan mendekat" ucapnya lirih tapi aku bisa mendengar dengan jelas, akhirnya dia berkata sesuatu aku merindukan suara hangatnya. Aku terus maju ke arahnya.

"Myungie, aku Merindukanmu myungie-ah aku mohon jangan pergi lagi. Kembalialah" ucapku lagi air mataku ini sudah tidak bisa di bendung lagi, ternyata stok air mataku masih banyak walau pun aku sering menangis tapi kiat kali ini fia keluar tanpa ku minta.

"Jebal. S-saya tidak mengenal anda. " dia berlari, dan perkataannya itu sukses membuat dadku semakin sesak, aku memegangi dada kiriku.

Apa? Dia tidak mengenaliku? Tidak apa yg terjadi padanya. Dia harus kembali padaku.

"Hyun kau tidak apa-apa? " tanya dongwoo hyung khawatir.

Aku hanya menggelengkan kepala lalu mengejarnya kembali. Dadaku semakin sakit, dan sialnya obatku ketinggalan di apartement. Aku terus berlari mencoba menggapainya, aku tidak mau dia menghilang lagi, aku tidak mau di menunggalkanku sendiri lagi. Ini saatnya dia kembali. Tapi sungguh di sayangkan sepertinya tubuhku kali ini tidak sejalan, kepalaku semakin pusing, seiring dengan dadaku yg semakin sesak. Dan gelap.

.
.
Ku membuka mataku melihat di sekitarku, ku mencari sosok itu. Tapi aku tidak menemukanya yg ku temukan hanya dongwoo hyung. Apa aku hanya bermimpi tadi? Ku melihat jam di nakas pukul 17:18 ini sudah sore, apa aku terlalu nyenyak tidur hingga baru bangun. Tapi tidak semua itu terasa nyata aku bertemu dengan myungsoo. Ya aku bertemu dengannya.

"Hyung" aku membangunkan dongwoo hyung. Aku harus bertanya padanya apa aku bermimpi atau tidak. Jika tidak maka dimana myungsoo sekarang.

"Enngggh, hyun kau sudah sadar? " tanyanya sumringah.

Dengan pertanyaan dongwoo hyung aku bisa menebak, kalau aku bukan bangun tidur. Tapi aku baru saja pingsan, dan kejadian itu aku yakin bukan mimpi.

"Kau membuatku khawatir tahu gak, kau sudah tidak apa-apa kan? " tanyanya.

"Dimana dia hyung? " tanyaku langsung, dadaku sesak lagi. Seperti tahu apa yg aku alami dongwoo hyung memelukku mengusap punggungku.

"Sudahlah tenangkan dirimu dulu" dongwoo hyung melepas pelukannya dan mengabil obatku.

"Sekarang minum obatmu, dan tenangkan dirimu ok" dongwoo hyung ngaih obat itu dan mengambil air. Aku meminumnya karena aku tidak mau myungsoo melihatku yv seperti ini. Aku harus sembuh dan menemukannya kembali.

Woohyun pov end.

.
.

Seungho pov.

Aku dan myungsoo baru sampai rumah, aku melihat dia hanya melamun dari tadi. Setiap di tanya dia akan bilang 'aku baik-baik saja'.

Tapi tidak aku tahu itu, bahkan aku tahu penyebab dia sering melamun. Namja itu, namja itu hadir kembali.
Aku melihat kejadian itu dari awal tapi aku bersembunyi, aku hanya ingin tahu bagaimana reaksi myungsoo. Myungsoo benar-benar sudah melupakannya atau belum.

Awalnya aku fikir dia sudah melupakannya, tapi sepertinya dugaanku salah. Dia terlihat gelisah, cemas dari tadi.

"Chagiya kau sungguh tidak apa-apa? " tanyaku lagi, entah sudah ke berapa kali.

"Hemmh, aku hanya lelah. Aku mau istirahat" dia pergi kekamar tanpa menoleh lagi. Ya setelah aku melihat karyanya dia minta pulang. Akhirnya kami pulang.

Apa dia masih punya perasaan pada namja itu? Aku tidak akan pernah membiarkan myungsoo bertemu lagi dengan namja itu. Tidak! Dia tidak boleh merebut kembali yg sudah menjadi milikku. Aku akan tetap mempertahankan myungsoo apapun yg terjadi. Camkan itu!.

Tbc.

I just wanna to be with you (complete)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang