Kucing dan tulang

24 0 0
                                    

Di siang terik ini, aku membuka bekalku di pinggiran sebuah masjid tempatku shalat tadi. Sebuah bekal yang kubeli tadi dari seorang ibu tua yang ada di kantin kampusku, nasi kuning lengkap dengan ikan goreng dan ayam goreng yang membuat perutku segera keroncongan.

**Aku dengan lahap makan bekalku siang ini, ayamku kuhabiskan hingga sissa tulangnya saja, begitupun dengan ikan gorengnya. Nasinya pun telah tandas kuhabiskan. Akupun mengumpulkan tulang-tulang tadi dan membuangnya begitu saja. Tiba-tiba terdengar suara kucing yang ternyata menuju tulang telah aku buang tadi, aku terpana, saat melihat seekor kucing dengan ukuran yang lebih besar mengambil bekas tulang ayam yang aku makan tadi dengan mulutnya yang ternyata dia berikan pada seekor kucing kecil lain yang ada di belakang masjid.

**Aku terperangah dengan kejadian itu, aku tak menyangka binatang yang dikenal tak memiliki akal pikiran ternyata juga diberi insting untuk saling memberi. Aku tak yakin bila si kucing besar tadi adalah induk si kucing kecil karena memiliki pola dan warna bulu berbeda. Kusimpulkan bahwa untuk saling memberi itu tak perlu harus mengenai siapa kita dan siapa yang akan kita beri, yang terpenting bahwa dia membutuhkan hal itu.

Cerita kemarin soreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang