Bahagia

6.2K 250 22
                                    

Utamakan Votte diawal :)

Author's POV

Menunggu dan menunggu. Hal yang Rista lakukan hanya menunggu, sembari memasak rista masih menunggu, dan ia sudah menghidangkan makanan di meja makan, lama kelamaan rista jadi lelah, sampai sampai ia tertidur di atas meja makan.
.
.
.
.
.
.
.
Clarista POV

"Eenghh......"
Aku bangun dari tidurku, aku merasa ada yang berbeda. Yaa ada selimut di badanku, aku kaget kok bisa ada selimut di badanku.....?

"Kau tidak makan ?" ucap seseorang dari belakangku. Orang itu daniel

"Kenapa kau tidak makan duluan saja ?" tuturku

"Aku menunggumu sayang !" ucapnya manja.

Hah? Apa? Sayang? Apa aku bermimpi? Apakah aku masih tertidur saat ini? Batinku

"Aww" teriakku.

"Kau kenapa?" ucapnya bingung.

"Ah! tidak aku hanya mencubit lenganku" kataku sampil tertawa kecil.

"Kenapa kau cubit?" ucapnya.

"Aku tak percaya kau akan mengatakan sayang kepadaku" ucapku masih tak percaya.

"Oh apa kau butuh bukti lagi?" ucapnya sembari menghampiriku.

Cuups.....

Apa ini? Kenapa? Bagaimana? Maksudnya? Ah aku bingung, tak ku sangka Daniel menciumku. Tidak! Dia mencium bibirku, ya kalian benar mencium bibirku, aku tak menyangka Daniel melakukan ini semua. Aku tak menyangka.

Perasaanku tak karuan saat ini, rasa bahagia, takut, haru bercampur jadi satu, tapi aku hanya bisa membelalakkan mataku melihat semua ini.

"Apakah masih kurang bukti?" ucap Daniel nakal.

"Daniel---" ucapku gemetar

"Kau kenapa sayang? Apakah tadi sakit?" ucapnya khawatir.

"Aku hanya terharu" ucapku sambil sedikit menangis.

"Kau tak perlu menangis saying! Aku minta maaf kalau tadi sakit!" ucap Daniel menatapku sambil mengusap air mata yang membasahi pipiku, lalu daniel pun memeluk diriku dan semakin pecah tangisanku.

Yaa tuhan jadikan kami pasangan yang setia sehidup semati, aku tak ingin kehilangannya saat ini, aku ingin selalu bersamanya, berjalan beriringan dengannya dan menempuh hidup dengannya hingga kita menua.

Karena hari sudah larut malam, kami bergegas diri untuk segera beristirahat, karena lelah, penat dan kantuk bercampur jadi satu akhirnya kami segera ke kamar masing-masing untuk beristirahat.

Tapi saat aku sudah bersiap menyelimuti tubuhku dan hendak mematikan lampu yang ada dimeja mungilku, tiba-tiba daniel datang dengan membawa gulingnya.

"Sayang! Aku boleh tidur di sini tidak? Kamar aku bocor!" tutur Daniel lembut.

"Iya boleh" ucapku membolehkan.

"Aku akan ambil kasur lantai dulu, aku tidur dibawah saja!" katanya sembari mencari kasur lantai di almari kamarku.

Aku bangkit dari tempat tidur dan aku langsung meraih tangan kekar Daniel dan segera mengajaknya ke kasurku, kita duduk dipinggir kasur dengan raut muka Daniel yang seperti orang kebingungan.

"Tidak perlu sayang!" tuturku sambil mengelus surai rambutnya.

"Lalu aku tidur dimana?" ucapnya masih bingung.

"Kau boleh tidur dikasurku kok!" ucapku menepuk pundaknya lembut.

Daniel senang sekali mendengarnya, sampai-sampai aku dipeluk hingga aku sesak napas, lalu kami ketengah kasur dan daniel langsung menuju pangkuanku untuk tempatnya tiduran.

"Dasar, pantat ayam" pekikku pelan, tapi dapat didengar Daniel.

"Tapi sayang kan?" ucapnya gemas mencubit kecil pipiku.

"Iya iya!" jawabku lembut sembari mengelus surai coklat tuanya.

Serasa nyaman dengan belaian di rambutnya Daniel memposisikan kepalanya dibantal dan mempersilahkan diriku untuk tidur disampingnya.

"Sini tidur sayang" ucapnya sambil menepuk bantal untuk memberikan isyarat untuk tidur dibantal itu dengan suara yang seperti orang mengantuk biasanya.

Aku bergegas tidur ditempat yang diberikan Daniel dan mataku pun terbenam dan ikut terlelap disamping daniel yang tangannya sudah menggapai pinggangku, Aku tak menghiraukannya karena diriku sudah tak sanggup membuka mata dan diriku akan segera berada dialam mimpi yang sangat indah.
Terimakasih Daniel untuk hari ini, aku bahagia sekali, aku mencintaimu!

Bersambung............

.

.

.

Jangan lupa Votte dan Coment

Terimakasih

My Handsome CEO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang