Semua siswa sedang duduk bersila di aula atas, aula yang berukuran paling besar di SMA Pelita Harapan dan berada di lantai dua gedung sekolah, letak bangunan ini di depan pintu gerbang utama berada di atas ruang guru dan kantor Tata Usaha.
"Jadi besok kalian harus membawa air mineral sebanyak 1 liter dan makanan berbentuk bulat, kami tidak akan melakukan orientasi yang kejam, karena masa orientasi ini akan kita gunakan untuk membantu kalian mengenal dengan baik lingkungan sekolah yang baru dan apa saja yang biasanya dilakukan oleh anak-anak di sekolah ini.
Jadi kami harap kalian tidak terlalu tegang dan dapat menikmati kegiatan dengan baik. Nanti kalian akan dibagi sesuai kelas dan di kelas ada kakak pendamping yang berperan sebagai orang tua selama ospek dan kalian boleh menanyakan apapun pada mereka...."
Juna, kakak kelas, sedang menjelaskan apa yang akan mereka lakukan selama ospek dan barang-barang apa saja yang harus mereka siapkan untuk dibawa besok.
Penjelasan yang panjang menyebabkan beberapa anak mulai kehilangan konsentrasi bahkan beberapa lelaki di barisan belakang sesekali terantuk menahan kantuk hingga akhirnya beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka setelah diperintah oleh panitia yang berjaga di belakang.
Momo duduk bersandar di dinding bersebelahan dengan pintu keluar samping dengan kaki bersila, disebelahnya Ima dan Dita, anak yang diajaknya berkenalan ketika berbaris menuju ke aula atas.
"Bosen gue, Kak Juna nggak kelar-kelar ngomong padahal baru pre-orientasi. Untung ganteng."
Dita di kiri Momo mulai mengeluh menyebabkan dua gadis yang merasa diajak bicara mulai melirik dirinya.
"Hahaha, masih sempet nyari yang ganteng ya?" Momo mulai memberikan perhatian untuk sejenak menghilangkan kantuk.
Ima masih dengan diam memperhatikan arahan di depan sambil sesekali mendengarkan apa yang teman barunya bicarakan.
"Oke, nama yang saya sebut silahkan mengikuti Kak Siska disana."
Momo melirik ke sebelah kanannya disana berdiri dengan anggun kakak kelas dengan rambut sepunggung parasnya tampak cantik dari jarak pandangnya, merasa diperhatikan gadis bernama Siska menunduk menatap Momo lalu menyunggingkan senyum manis yang mau tidak mau menerbitkan senyum yang sama di wajah Momo.
"Grameda Jisa, Bara Pamungkas, Mutia Siska Mahaswara, Gema Fajri, Siti Nur Anisa, Andreas Krisna, Kartika Dewi,
Bramasta Gema, Dewinta Anggita, Hernanda Bagus, Prisilia Siska, Hengky Samudra, Hanintya Morina Kurnia, Alexander Raka. Silahkan nama-nama yang saya sebutkan berdiri dan mengikuti kak Siska."
Momo memandang teman-temannya yang sedang memberikan cengiran kearahnya dengan tidak mengerti.
"Udah sana, tuh Raka udah berdiri juga." Dita mendorong sedikit bahu kiri Momo supaya lekas berdiri dan menyusul yang lain mengikuti Kak Siska.
Diperhatikannya anak-anak yang disebutkan namanya, ada 7 pasang dan sepertinya setiap pasang dari setiap kelas. Mengambil langkah di belakang, mereka diarahkan ke perpustakaan bersebalahan dengan aula atas sebelum sebentar mereka turun ke lantai 1 menuju perpustakaan di sebelah ruang guru untuk kembali naik ke lantai 2 dari tangga di dalam perpustakaan.
Semua dipersilahkan duduk diatas karpet hijau dengan meja kayu bundar di beberapa tempat, disalah satu meja sudah ada dua orang kakak kelas yang diketahui Momo sebagai ketua dan sekretaris acara ospek.
Keempat belas anak yang namanya tadi disebutkan lekas mengambil duduk mengelilingi meja kayu itu setelah dipersilahkan.
"Oke, sebelumnya selamat karena kalian sudah menjadi bagian dari sekolah kita, Kalian dikumpulkan disini karena selama ospek ini akan diadakan pemilihan Dimas Diajeng, dan selamat, kalian merupakan perwakilan dari setiap kelas yang sudah kami seleksi sebelumnya dan akan mengikuti audisi di sela-sela kegiatan ospek." Pembuka dari kak Sakti selaku ketua panitia ospek membuat Momo dan yang lain saling pandang dalam diam.
"Besok disela-sela kegiatan ospek kalian akan mengikuti beberapa test, kalian akan mewakili kelas jadi saya harap kalian benar-benar menunjukkan kemampuan dan tetap semangat dalam mengikuti kegiatan ospek.
Test tidak terlalu sulit kalian tenang saja dan tidak ada tugas yang dibawa pulang, nanti penjurian akhir akan diadakan di hari terakhir ospek. Ada yang ingin kalian tanyakan?" Menggeleng serempak akhirnya Kak Sakti membubarkan anak-anak kembali ke aula atas mengikuti kegiatan selanjutnya.
Momo duduk dengan tenang ketika semua anak perempuan teman sekelasnya mulai bertanya perihal pemanggilan tadi. "Lo nggak ngelakuin kesalahankan?"
"Enggaklah, otak lo isinya nakal mulu." Momo menyentil dahi Dita yang kadang lupa berpikir sebelum bertanya, "Dimas Diajeng gitu." tambahnya.
"Oh, gue tahu. Kata abang gue yang dulu pernah sekolah disini tiap tahun selalu ada pemilihan Dimas Diajeng untuk anak baru. Ntar mereka menampilkan bakat gitu, kayak acara-acara pemilihan yang ada di tivi-tivi gitu." Rina salah satu teman sekelas Momo yang memiliki perawakan kurus tinggi dengan rambut keriting berwarna hitam ikut menimpali. Kakaknya alumni dari sekolah ini menyebabkan dia tahu sedikit banyak tentang tradisi sekolah.
"Jadi ntar lo ikut audisi-audisi gitu ya Mo? Pertanyaan itu dijawab dengan anggukan kepala.
ж ж ж ж ж
"Saya akan bagikan kain beserta desaign seragam di dalamnya."
Saat ini semua anak sudah masuk ke kelas untuk pembekalan terakhir sebelum pulang setelah sebelumnya mencatat tugas apa saja yang harus dibawa esok hari.
"Lalu untuk calon Dimas Diajeng selama ospek akan mengenakan selempang ini."
Kak Saski selaku pendamping kelas XG menunjukkan sebuah selempang yang bertuliskan CALON DIAJENG XG dan CALON DIMAS XG yang nanti akan berganti tanpa menggunakan kata "CALON" bila berhasil menjadi pemenangnya.
Raka dan Momo beranjak untuk mengambil selempang tersebut, "nama yang saya sebutkan silahkan maju kedepan. Anisa Paramitha.." lanjut Kak Saski setelah selesai menyerahkan selempang.
Momo duduk bersebelahan dengan Ima, mereka duduk di deretan ke dua dari depan. "Ada beberapa barang yang udah aku ngerti cuma makanan bulat ini masih agak bingung."
Keduanya tengah berbisik membicarakan barang-barang yang harus mereka bawa dengan Kak Saski yang tetap membagikan kain dengan menyebutkan nama anak-anak dalam kelas.
Meskipun menggunakan teka-teki namun barang yang disebutkan cenderung mudah untuk dicari, seperti keluarga bahagia satu liter adalah air minum yang ada gambar keluarga di kemasannya sebanyak satu liter. Namun dari semua yang disebutkan hanya makanan bulat yang masih belum bisa dipecahkan.
"Naura Ima Ayu.." merasa namanya dipanggil Ima bergegas bangkit melewati Momo karena dia duduk di sisi dalam yang dekat dengan dinding.
Memiringkan tubuhnya agar Ima bisa keluar, ketika melihat kedepan dengan segera Momo mencoba menarik pergelangan tangan Ima namun terlambat karena gadis itu sudah sampai di muka kelas dengan tubuh bagian belakang menghadap teman sekelas. Beberapa suara mulai berbisik-bisik dan beberapa anak cekikikan di belakang. Momo hanya mampu menutup wajahnya dengan telapak tangan,
"duh Imaaa.." serunya lirih.
ж ж ж ж ж
hai hai, ichigo kambek
jadi gini.....
...........
intinya ya gitu deh.
hehehe
selamat membaca, semoga suka
salam sayang,
ichigo
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE
Teen FictionFirst love (Ketika Cinta Mengajarkan Banyak Hal) Cinta pertama tidak pernah berhasil. Hanitya Morina Kurnia, gadis biasa yang belum pernah jatuh cinta. Harus bertemu dengan dua lelaki yang mengajarkan apa itu sakit dan bahagia dalam cinta. "..kala...