14. HALO, BYE

21 3 2
                                    

"Seriusan?"

Sekali lagi Momo hanya bisa menganggukkan kepala mengiyakan, dia menceritakan apa yang dialami akibat insiden kunci mobil, dan respon Dita sejak awal cerita adalah 'seriusan.' hingga Momo bosan mendengarnya.

"Sssstt..yang lagi diomongin udah nongol."

Ima memberi kode dengan mata, ketiganya kini melihat Raka tengah berjalan dengan Adam dan rombongan anak laki-laki masuk ke kelas, sepertinya mereka baru saja selesai melakuan sesuatu dengan asap-asap karena ketika salah satu diantara mereka melewati mereka dia dapat membau aroma strawberry.

"Dit, gue pinjem PR Bahasa Ingris lo dong." Adam berhenti tepat di sebelah Dita dengan Raka berdiri di belakangnya.

"Lagi dipinjem sama Monica. Pergi lo sana, masih kecium baunya."

Adam dan Raka cengengesan, keduanya tahu bahwa Dita tidak suka seseorang yang menghirup asap-asap, kecuali kamu menderita suatu penyakit dan diharuskan menggunakan terapi nebulizer.

"Perasaan kalian makin lengket aja?" Momo berkomentar setelah dua pemuda itu berlalu.

Dita menolehkan kepalanya dengan dramatis, matanya menyipit sengit membuat Momo tidak bisa menahan tawanya lebih lama lagi. Jitakan di kepala membuat Momo menghentikan tawanya dan mengelus bagian yang sakit.

"Sakit.."

Ima hanya tertawa melihat interaksi kedua sahabatnya itu.

ж ж ж ж ж

Momo, Raka, Dita, Adam dan Ima tengah berkumpul di salah satu pojok kantin. Saat ini sedang istirahat, kelimanya tengah berdiskusi tentang tugas yang diberikan sebelum jam istirahat tadi.

"Ini aja lebih gampang." Adam memberikan saran.

"Gue nggak terlalu pinter masalah beginian, tapi gue ada buku-buku yang bisa jadi referensinya di rumah."

Momo memandang Dita yang mulai memasukkan pisang goreng ke mulutnya setelah berbicara.

"Berarti kita kerjain di rumah lo aja?"

"Di rumah gue juga oke, terserah kalian mau dimana." Dita menjawab masih dengan mengunyah pisang gorengnya.

"Yaudah kita cari bahan di perpustakaan nanti istirahat kedua terus kita kerjain di rumah Dita." Ima memutuskan dan diamini oleh yang lain.

Raka dan Momo duduk bersebelahan, Raka menyerahkan botol air putihnya karena melihat Momo tersedak. Tangan kanannya refleks bergerak ke punggung dan menepuk-nepuk pelan.

"Makanya kalau makan pelan-pelan."

"Tapi--Raka sekarang makin deket ya sama Momo?" celetukkan Adam membuat semua orang yang ada di meja itu terdiam. Mereka mengamati Momo dan Raka bergantian hingga yang diperhatikan merasa tidak nyaman.

"Bener juga sih." Dita menimpali

Dua orang yang tengah di bicarakan saling pandang, Raka tampak tidak peduli dan Momo bingung harus berkomentar apa. Hal itu tidak luput dari perhatian teman-teman yang lain sehingga mengundang celetukan dari Adam.

"Sekarang malah pandang-pandangan."

Kalimat itu membuahkan lemparan kulit kacang dari Momo dan diikuti tawa dari yang lain dan Dita yang tidak hentinya mengatai bodoh pada Adam.

ж ж ж ж ж

"Bukan disini bego."

Dita menepuk kepala Adam karena sedari tadi pemuda itu mengacau di ruang tv rumahnya karena menemukan satu set game milik kakaknya.

"Nyesel gue ajak lo kesini." Dita masih menggerutu pasalnya Adam sama sekali tidak mau beranjak padahal rencana awal mereka mau ke perpustakaan mini yang ada di rumahnya sedangkan teman-teman yang lain mulai mengerjakan tugas di gazebo belakang rumahnya.

Dita masih sibuk menarik-narik kaos Adam karena pemuda itu sudah melepas seragamnya sebelum kusut ketika bel rumah berbunyi menadakan ada tamu yang datang. Mendendang punggung Adam hingga tersungkur Dita berjalan ke depan untuk melihat siapa tamu yang datang, Indra—kakak Dita, masuk masih mengenakan seragam yang kotor dan sudah terbuka total kancingnya diikuti seseorang yang dikenal betul oleh gadis itu.

"Ngapin?" Indra bertanya ketika ia melihat adiknya hanya diam

"Eh—" seolah tersadar Dita menggeleng, "—kakak kok udah balik?" setahu Dita, Indra hari ini akan pulang larut karena harus mengikuti lomba band bersama teman-temanya.

"Kakak mau ganti baju terus lanjut ke tempat lomba. Ada temen kamu?"

Pertanyaan itu ditujukan untuk Dita karena Indra sempat melihat Adam yang masih sibuk dengan kegiatannya di ruang TV.

"Iya, yang lain ada di belakang. Lagi ngerjain tugas." Dita menjawab sambil mengedikkan dagu ke arah pintu belakang mengindikasikan bahwa ia tidak hanya berdua dengan Adam.

"Kakak kok sama kak Arsya?"

"Oh­—" seolah tersadar bahwa dirinya sejak tadi tidak sendiri Indra menoleh ke belakang memandang Arsya yang sudah memasang wajah bosannya, "—dia temen kakak, dulu kita satu SMP temen deket tapi karena emang jarang main ke rumah makanya kamu baru lihat sekarang."

Setelah menjelaskan, Indra mengajak Arsya untuk mengikutinya ke kamar meninggalkan adik kelas yang masih berdiri diam lupa dengan tujuan awal mereka untuk mengambil buku di perpustakaan.

ж ж ж ж ж

"Ta, toilet ya."

Momo berdiri setelah mendapat anggukan dari Dita. Karena terlalu konsentrasi mengerjakan tugas dan terlalu banyak minum membuat kandung kemih Momo cepat terisi. Momo yang setengah berlari karena sudah tidak kuat menahan kebutuhan dasarnya itu berbelok terlalu tajam di dekat tangga sehingga dirinya tidak sengaja menabrak dua orang yang kebetulan turun dari sana.

"Aduh.."

"Lo ngga pa-pa?"

Pertanyaan sama dari dua suara bernada khawatir itu membuat Momo mengangkat wajahnya—tangannya masih sibuk mengusap pantat, dua sosok bertubuh tinggi di depannya ini membuatnya secara tidak sadar berdiri karena malu.

"I—iya kak." Momo tergagap karena bertemu pandang dengan Arsya dan bingung karena tidak mengenal sosok asing diantara mereka.

"Lo temennya Dita ya? Gue kakaknya. Indra." Karena Indra mengulurkan tangan Momo segera membalas uluran tangan di depannya itu.

"Halo kak. Aku Morina."

Senyum terkembang dari gadis itu. Seolah tersadar tujuan awalnya Momo pamit kepada keduanya dan segera berlalu dari hadapan keduanya karena kebutuhannya semakin mendesak.

"Bye Momo." Sebelum masuk ke toilet Momo masih mendengar suara Arsya dibelakangnya.

ж ж ж ж ж

selamat membaca,

salam sayang,

ichigo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang