15

1.5K 132 35
                                    

Setiba di Rumah sakit, Vino langsung keluar dari dalam mobil.
Namun tidak dengan Shani, ia masih duduk di dalam mobil.
Vino yg melihat itu pun membuka pintu mobil dan ia melihat Shani tertunduk, Shani terlihat sedang gelisah. Dan entah karena apa.

Vino menarik pelan tangan Shani hingga ia keluar dari dalam mobil.
"Kenapa gak mau keluar?? Kamu takut??" tanya Vino lembut, Vino harus sedikit menunduk untuk melihat raut wajah Shani yg selalu ia sembunyikan.

"Indira.." panggil Vino. Namun Shani tidak merespon sama sekali. Vino menutup kembali pintu mobilnya,
kemudian Vino memeluk Shani, berharap gadisnya ini tidak merasakan takut lagi, dan agar Shani mengerti kalau Vino akan terus menjaganya. Bagai sebuah permata yg sangat berharga.

"Gak ada yg perlu kamu takutin. Aku disini, di samping kamu. Gak akan aku biarin dia nyentuh kamu walau cuma sehelai rambut kamu Indira." ucap Vino mencoba meyakinkan Shani. Akhirnya Shani mengangguk dalam pelukan Vino.

"Jangan jauh-jauh dari aku kak" lirih Shani.

"Gak akan" jawab Vino mantap.

Mereka pun berjalan memasuki kawasan rumah sakit, dengan Shani yg terus menggandeng tangan Vino.

Setelah menanyakan ruangan atas nama Dyo Djuhandar. Vino dam Shani berjalan menelusuri ruang rumah sakit, hingga sampailah mereka di ruangan nomor 48.
Shani semakin mengeratkan pegangannya pada Vino.

Pintu terbuka dan tampak lah Dyo yg sedang berbaring sambil menonton acara TV.

"Selamat Siang" sapa Vino. Dyo mengalihkan pandangannya pada Vino dan Shani.

"Shani, ngapain lo ngegandeng cowok itu?!! Lo lupa gue yg pacar lo, bukan dia" bentak Dyo.

"Sekali lagi lo bicara pakai nada tinggi ke Shani, gue pastiin hari ini lo terakhir lihat dunia." ucap Vino dingin.

"Gue kesini cuma mau menyelesaikan masalah yg ada. Dan gue gak pengen pakai cara kasar lagi ke lo, kecuali lo yg maksa gue buat lakuin itu."sambung Vino. Ia mendekat kearah Dyo, diikuti Shani yg masih bersembunyi di belakangnya.

"Masalah?? Gue gak ada masalah lo. Yg ada juga, lo yg cari masalah ke gue." balas Dyo.

Vino melihat ke arah jam tangannya. Dan kembali menatap Dyo dengan tenang, ia tidak ingin mengeluarkan emosinya terhadap orang di hadapannya kini.

"Oke, gue persingkat. Mulai detik ini, Shani bukan pacar lo lagi. Shani milik gue sekarang, dan gue bakal gantiin uang keluarga lo, dan semuanya bakal impas." ucap Vino. Dyo bingung, ia tidak mengerti maksud dari pria di hadapannya ini.

"Gue gak ngerti maksud lo apaan, yg jelas Shani tetep pacar gue. Dan lo sebaiknya pergi. Lo cuma pengganggu di hubungan gue." balas Dyo sengit.

"Lo udah punya melody, dan lo masih mau milikin Shani?! Lo gila?!! Lo gak bisa bahagiain dia, dan lo..."
Pintu kamar Dyo terbuka, membuat mereka semua mengalihkan pandangan ke arah pintu.

"Papa.." "pak Djuhandar.." ucap Shani dan Dyo bersamaan.
Dyo langsung mengambil posisi duduk.

"Maaf, anda yg bernama Pak Djuhandar?? Orang tua Dyo??" tanya Vino sopan.

"Ya benar, ada apa ini? Dan kamu ada perlu apa?" tanya pak Djuhandar kembali. Kini ia telah berdiri di samping Putra semata wayangnya.

"Saya kemari ingin meluruskan masalah yg ada, dan saya tidak ingin ada kekerasan lagi di antara kami." ucap Vino.

"Saya tau, anda dan Shani membuat perjanjian tanpa sepengetahuan Dyo. Dan sekarang saya ingin menyelesaikannya. Saya yg akan membayar hutang Shani, jadi Shani tidak terikat lagi oleh anak bapak." sambung Vino.

Rahasia Sebuah Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang