28

2.8K 140 41
                                    

Seminggu sudah setelah pernikahan Dyo dan Melody, mereka memutuskan untuk tinggal di Jakarta memulai hidup baru bersama di kota itu.
Berbeda dengan Shani, ia masih berada di Jogja. Ia belum kembali lagi ke Jakarta karena Vino juga belum kembali dari Jepang.

"Kamu kapan pulangnya sih kak? Aku kangen kamu." ucap Shani sambil menatap hujan yang turun dari dalam cafe bernuansa klasik ini.

"Shan.." panggil seseorang dari arah belakang.

"Okta? Ada apa?" tanya Shani.

"Ayo, aku antar kamu ke bandara. Kita ke Jakarta sekarang." ucap Okta.

"Kak Vino sudah pulang? Kok gak ngabarin aku?" Shani kembali bertanya.

"Belum, kak Vino belum pulang. Nanti aku jelasin, sekarang kita ke bandara Barang-barang kamu udah ada di mobil. Tadi udah di siapin sama pengurus Villa." ucap Okta lalu meletakkan selembar uang seratus ribu di meja untuk membayar minuman Shani, Okta menarik tangan Shani untuk mengikutinya.

Sepanjang jalan Shani terus bertanya pada Okta, namun Okta tetap tidak memberikan jawaban. Okta selalu mengalihkan pembicaraan mereka, hingga di dalam pesawat pun Okta berpura-pura tidur untuk menghindari pertanyaan Shani.

Sesampainya di Jakarta Okta masih tetap berdiam diri, Shani pun sudah lelah bertanya pada Okta.

"Selamat datang tuan Okta, nona Shani. Silahkan." ucap seorang pria berpakaian rapi menggunakan jas hitam.

Pria itu membukakan pintu belakang mobil untuk Okta dan Shani.
Setelah mereka masuk pria berjas itu ikut masuk dan duduk di samping supir yang telah menunggu di dalam mobil.

"Tuan besar juga datang?" tanya Okta.

"Anda harus membiasakan diri untuk memanggil 'Opa' pada tuan besar. Anda bukan lagi orang lain di keluarga itu." ucap sekertaris pribadi pak Ronald.

"Tuan besar tiba dua hari yang lalu bersama nona muda Kyla dan nona muda Zara." lanjut sekertaris itu.
Okta tampak menganggukkan kepalanya.
Setelahnya tak ada lagi pembicaraan mereka hingga mereka sampai pada sebuah rumah yang tak asing lagi.

Dengan banyaknya pertanyaan di benaknya Shani mengikuti langkah sekertaris Opa Ronald dan Okta yang ada di hadapannya.

"Tuan. Tuan muda Okta dan Nona Shani sudah tiba." ucap sekertaris itu melaporkan bahwa tugasnya terlaksana dengan baik.

Pak Ronald berdiri lalu memeluk Okta
"Kenapa begitu susah untuk bertemu dengan cucu ku yang satu ini?" ucap Opa Ronald lalu melepaskan pelukannya.

"Shani, kemarilah nak." panggil Pak Rama, ayah dari Boby.

"Ada apa Om?" tanya Shani bingung, sekilas ia melirik ke arah Vino yang duduk di sofa yang lain.

Pak Rama tersenyum pada Shani, membuatnya semakin merasa bingung.

"Ada yang ingin Vino sampaikan padamu nak" kata Tante Shila.

"Lakukan yang benar anak muda, jangan membuat Opa mu ini malu." ucap Opa Ronald sambil menepuk pundak Vino.
Okta pun melakukan hal yang sama.

"Jadi Om Rama, Vino kesini mau meminta ijin dan restu Om sebagai pengganti orang tua Shani. Vino ingin menikahi Shani, jika Om dan tante memberi restu. Vino berjanji tidak akan mengecewakan Om, tante dan juga Shani." ucap Vino.

"Kami setuju saja, bagaimana dengan Shani? Kami tentu tidak akan menghalangi kebahagiaan Shani." ucap tante Shila.

"Bagaimana nak Shani? Apa kamu bersedia menjadi pendamping hidup anak nakal ini?" tanya Opa Ronald.

Rahasia Sebuah Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang