1

4.3K 174 11
                                    

"KAK RAJA..." teriak gadis kecil bernama Zara, menggema ke seluruh penjuru rumah.

"Diem, berisik tau gak. Dasar anak kecil" bentak seorang gadis kecil sambil menutup kedua telinga dengan kedua tangannya.

"Kak Kyla juga anak kecil, jangan sok gede" balas Zara lalu menarik rambut panjang Kyla.

"Hih., apaan nih, lepasin pendek" berontak Kyla. Namun bukannya melepaskan, Zara justru semakin menarik kuat rambut Kyla hingga menciptakan keributan di pagi hari.

"Eh.. Eh.. Ada apa ini.? Zara, Kyla. Berhenti" ucap seorang dari arah belakang mereka.

"Kak Raja, kak Kyla yg duluan gangguin Zara." ucap Zara melaporkan Kyla pada laki-laki yg kini tengah ia peluk kakinya seolah mencari perlindungan dari amukan Kyla yg bisa muncul kapan saja.

"Kak Vino jangan percaya, anak kecil seperti Zara suka berbohong. Makanya badannya gak pernah tinggi" protes Kyak yg tak mau kalah.

Raja Vino atau yg sering di panggil Vino ini memperhatikan kedua adik kecilnya ini secara bergantian lalu menghela nafas panjang.

"Zara, berdiri di samping Kyla sana." perintah lelaki bernama Vino, dengan berat hati ia mengikuti perkataan Vino.

"Maaf-maafan dulu, kakak gak mau ngeliat adek-adeknya kakak tengkar seperti tadi." ucap Vino sambil melipat kedua tangan di depan dada. Menungu ritual yg selalu ia ajarkan pada adik-adiknya jika sedang bertengkar.

"Maafin yah" ucap Kyla sambil mengulurkan tangannya di hadapan Zara, dan memulai ritual bermaafan yg selalu mereka lakukan.
Namun Zara tidak merespon sama sekali, ia hanya diam tanpa menyambut tangan Kyla.

"Tuh kak, lihat kan. Anak kecil ini sombong, pantes aja pendek. Kelewat sombong sih" omel Kyla yg masih betah mengulurkan tangannya di hadapan Zara.

"Zara.. Cepat. Atau mau kakak hukum.?" kata Vino.
Mendengar kata "Hukum" Zara mau tidak mau akhirnya membalas uluran tangan Kyla.
Setelah selesai berjabat tangan, ritual kedua adalah mereka harus berpelukan.

"Iya, Zara maafin. Tapi jangan panggil Zara pendek lagi. Zara gak pendek, cuma gak tinggi aja." ucap Zara di tengah pelukannya dengan Kyla.

"Iya, adek yg gak tinggi" jawab Kyla, kemudian melepaskan pelukan mereka. Dan, ritual terakhir. Zara mencium pipi Kyla, begitu pula sebaliknya.
Vino yg melihat itu pun akhirnya tersenyum lalu mendekat ke arah adik-adiknya.

"Nah, kalau begini kan kakak seneng liatnya" ucap Vino sambil mengelus kepala Kyla dan Zara.

"Kak Vino, hari ini kita ke panti gak.? Kyla bosen main sama Zara terus. Kyla mau main sama anak-anak di sana. Mereka gak berisik, gak seperti... Aduh.." ucapan Kyla terhenti saat Zara menginjak kakinya.

"Iya, nanti kalian di antar mamang yah. Kakak ada kerjaan, nanti pulang kerja kakak jemput kalian." kata Vino sambil menatap kedua adiknya.

"Kak Raja kerja terus, uang kakak kan udah banyak. Uang dari papa mama dulu udah habis yah.?" tanya Zara polos.

"Uangnya gak habis Zara, tapi di tabung. Jadi nanti kalau kalian sudah besar nanti, kalian gak akan susah. Ya udah kalian siap-siap sana kan katanya mau ke panti, kakak titip salam ke ibu Uty aja yah. Kakak berangkat dulu." ucap Vino  berpamitan lalu mencium pipi kedua adiknya.

----------

"Selamat pagi pak Vino"
"Selamat pagi pak"
"Pagi pak"
Vino membalas semua sapaan mereka sambil memberikan senyum manisnya.

Rahasia Sebuah Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang