Sebuah mobil sport melaju dengan kecepatan di atas rata-rata, tak sedikit para pengguna jalan memprotes dan menyumpah serapahi pengemudi mobil tersebut. Namun dengan santai ia menghiraukan berbagai umpatan yang terlontarkan.
Cowok remaja dengan perawakan tinggi dan wajah yang mampu menarik perhatian kaum hawa. Adrian Adriell Caesar, dengan wajah datar ia mengemudi mobilnya, tak lama dering ponsel membuat ia menggerakan tangan kanannya dan mengambil benda pipih yang terletak di bangku penumpang sebelahnya.
"Hm." Gumamnya sebagai pembuka pembicaraan.
"Lo dimana?" terdengar pertanyaan dari sebrang telepon.
"Bentar lagi." Jawabnya.
"Buruan kita udah nyampe, gila di sini rame banget."
"Hm." Ia kembali bergumam sebelum memutuskan sambungan telepon dan melempar pelan ponselnya ke bangku peumpang di sebelahnya.
Gesekan antara ban mobil dengan aspal seketika berhenti menimbulkan bunyi decitan yang cukup nyaring dan menarik perhatian beberapa orang di sekitar.
Adrian mengumpat kesal melihat seorang cewek dengan pakaian kasual berdiri tepat beberapa senti dari depan mobilnya seraya memejamkan mata dan menutup kedua telinganya layaknya orang ketakutan. Ia membuka pintu mobil lalu turun menghampiri cewek tersebut.
Adrian menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan sedikit duduk di bagian depan mobil. Ia masih menatap datar cewek yang tak bergeming sama sekali, ia melirik jam tangannya kemudian menepuk pelan pundak cewek itu.
Auryn Fedra Alexandria nama cewek itu. Auryn perlahan membuka matanya dan menurunkan kedua tangannya. Ia menoleh menatap Adrian yang juga sedang menatapnya dengan tatapan datar sekaligus kesal.
"Punya mata nggak lo?" tanya Adrian seraya menaikan sebelah alisnya.
"Punya. Nih!" jawab Auryn ketus dan menunjukan kedua matanya. "Lo itu bisa nyetir nggak sih? Untung gue nggak apa-apa, coba kalau tadi mobil lo nyium badan gue kan bahaya. Dan yang lebih untungnya itu gue nggak punya penyakit jantung, nih ya lo mikir kalau gue punya penyakit jantung terus tiba-tiba meninggal emang lo bisa gantiin nyawa gue. Lo juga harus mikir kalau tadi yang berdiri di sini Nenek atau Ibu hamil atau juga Anak kecil kan bisa lebih gawat." Cerocos Auryn dengan suara tinggi dan tanpa sadar mereka sudah menjadi pusat perhatian.
Adrian memutar bola matanya lalu mendekatkan wajahnya tepat di telinga Auryn membuat cewek itu gugup. "Lo mundur tujuh langkah." Bisik Adrian.
"Bukannya minta maaf malah nyuruh mundur seenak jidat lo." Sahut Auryn dengan nyolot.
"Nggak usah banyak mikir." Adrian kembali berbisik membuat Auryn menatapnya tajam. Dengan jengkel Auryn mundur tujuh langkah seperti yang dikatakan Adrian.
Setelah Auryn mundur Adrian membalikan badannya dan segera masuk ke mobil lalu melajukan mobilnya meninggalkan Auryn yang terdiam tak percaya dengan sikap Adrian. Cewek itu menggerutu dalam hatinya dan menatap sekeliling ternyata ia sedang menjadi pusat perhatian. Sontak hal itu membuat wajahnya bersemu merah dan dengan cepat ia berjalan menghindari tatapan orang-orang.
***
Suasana Halim Perdana Kusuma, Jakarta sangat ramai dipenuhi para fans yang antusias menyambut kedatangan idolanya. Adrian menyapu pandangannya mencari kedua temannya, matanya menangkap sosok yang sangat familiar di matanya dan dengan segera ia menghampiri mereka.
"Nah ini dia dari tadi ditungguin." Sahut Bastian sahabatnya sedangkan Adrian hanya menatapnya datar.
"Dari mana aja sih lo?" tanya Daffa yang juga sahabatnya Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I See You
Teen Fiction"Dan maksud lo tadi apa? Kemarin lo nyuruh gue buat jadi pacar lo dan sekarang lo bilang ke banyak orang kalau gue tunangan lo. Terus besok apa lagi yang mau lo bilang, lo mau bilang di depan kedua orang lo kalau gue calon istri lo." Mendengar itu A...