Auryn menatap langit-langit kamarnya, ia masih memikirkan perkataan Adrian. Jujur saja hatinya tersentuh oleh perkataan Adrian namun keraguan yang timbul di benaknya sangat besar, ia ingin percaya tapi ia tak ingin salah mempercayai suatu hal.
Berbicara soal cinta, ini memang kali pertama baginya. Selama ini ia menutup rapat hatinya yang ia pikirkan hanyalah masa depan yang sukses dan tak ingin terhalang hanya karena cinta. Tapi sekarang ia harus terlibat dengan kata cinta meskipun ia sama sekali tidak tahu makna dari cinta tersebut.
"AURYN." Teriak Fay di ambang pintu dan membuat Auryn harus menutup telinganya karena suara Fay yang sangat menggema.
Fay berlari menghampiri Auryn lalu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur milik Auryn diikuti oleh Fay dan Bella.
"Lo. Janji. Sama. Kita. Mau. Menjelaskan. Kenapa. Lo. Bisa. Tunangan. Sama. Adrian." Ujar Fay penuh penekanan sedangkan Auryn hanya memutar bola matanya malas dan membuang napas kasar.
"Iya Ryn jahat banget sih lo. Tunangan nggak bilang-bilang, sama Adrian pula." Ujar Rosa.
"Dan yang lebih parahnya lo nggak ngundang kita." Kata Bella yang mendapat anggukan dari Fay dan Rosa.
'Semua ini gara-gara Adrian.' Batin Auryn.
"Gue itu nggak tunangan sama Adrian."
"Terus?" tanya Bella.
Auryn mencerita semua kejadian mulai dari ia bekerja di kafe sampai kejadian di rooftop. Mereka yang mendengarnya pun menganga tak percaya, pasalnya Adrian yang dikenal dingin dan tak pernah dekat dengan cewek itu bisa melontarkan kata-kata manis.
"Uhh manis banget sih Adrian. Terus lo mau jadi pacarnya Adrian?" tanya Rosa.
"Sebenarnya sih nggak mau tapi dia bilang ini itu perintah dan dia nggak terima penolakan."
"Berarti lo pacaran dong sekarang sama Adrian?" tanya Fay untuk memastikan dan hanya dibalas gumaman oleh Auryn.
"PJ Ryn!" pinta Bella.
"Apaan sih Bell. Nggak ada PJ."
"Ya udah kalau gitu gue minta PJ ke Adrian aja. "
"Nah gue setuju." Sahut Fay dan mendapat anggukan dari Rosa.
"Ehh apa-apaan sih kalian. Nggak ada PJ, awas aja kalau kalian sampe minta PJ ke Adrian."
"Nggak asik lo Ryn." Gerutu Bella.
"Tau Ahh gue mau kerja dulu, titip panti ya."
"Kerja dimana Ryn? Masih di kafe?" tanya Rosa.
"Iya masih di kafe tapi bukan kafe yang kemaren, yang ini pakaiannya lebih tertutup." Jelas Auryn yang langsung mengambil tasnya dan bergegas meninggalkan ketiga sahabatnya.
***
Baru saja Auryn tiba membuka, ia dikejutkan oleh sosok yang sangat asing. Pria paruh baya yang sedang berdiri di ambang pintu memperhatikan Auryn dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Maaf cari siapa?" tanya Auryn.
"Saya mencari kamu." Suara bariton yang sedikit membuat Auryn ketakutan namun rasa penasarannya lebih besar.
Di sisi lain dua pasang mata sedang memperhatikan mereka dari dalam mobil. Raut wajah yang terlihat sangat marah namun tetap tak bergeming dan bersikap berwibawa.
"Kita kalah cepat." Ujar seseorang yang berada di sampingnya.
"Kau benar, tapi aku sudah mempunyai rencana kedua."

KAMU SEDANG MEMBACA
When I See You
Teen Fiction"Dan maksud lo tadi apa? Kemarin lo nyuruh gue buat jadi pacar lo dan sekarang lo bilang ke banyak orang kalau gue tunangan lo. Terus besok apa lagi yang mau lo bilang, lo mau bilang di depan kedua orang lo kalau gue calon istri lo." Mendengar itu A...