BAB 6

50 3 0
                                    


"Ngapain sih lo ngikutin gue sampe ke tempat kerjaan gini."

"Suka-suka gue dong."

Setelah mengatakan itu Adrian masuk ke kafe vanila dengan santai membuat Auryn menggerutu kesal. Adrian berjalan ke arah dapur, tunggu! Dapur? Auryn mengernyitkan dahinya dan dengan segera ia menyusul Adrian.

Ralat! Bukan dapur tapi ruang ganti khusus karyawan.

Tanpa babibu Auryn masuk ke ruang ganti khusus karyawan cowok dan ia langsung terkejut ketika melihat Adrian bertelanjang dada.

"ANDRIAN CEPET PAKE BAJUNYA!" Sentak Auryn sambil membalikkan badannya.

"Lo aja yang keluar."

Auryn memutar bola matanya malas lalu kembali menutup pintu ruangan tersebut dan ia menunggu Adrian sambil menyandarkan tubuhnya ke tembok.

Tak lama setelah itu Adrian datang dengan menggunakan seragam yang sama dengan karyawan lainnya. Auryn meneliti Andrian dari bawah ke atas.

"Lo?"

"Mulai hari ini gue kerja di sini, bareng lo."

"Kenapa?"

Andrian maju tiga langkah mendekati Auryn sedangkan cewek itu tidak bisa menghindar karena terhalang tembok.

"Pengen jagain pacar." Bisik Andrian tepat di telinga Auryn membuat jantung cewek itu berdegup keras.

***

Auryn menekuk wajah sedari tadi ketika melihat para pelangga cewek meminta Adrian yang melayani mereka. Pelanggan kafe yang didominasi oleh gadis remaja itu semakin malam semakin bertambah bahkan ada yang secara terang-terangan meminta foto bareng Adrian.

Menyebalkan!

"Ciyee cemburu."

"Apaan sih Kak."

"Kalau pacar lo kerja di sini terus, tiap hari kali ini kafe penuh." Ujar Hana sambil terkekeh geli menggoda Auryn.

"Ck. Kalau kayak gini terus sih kapan kita kerjanya, hampir semua maunya sama Adrian."

"Lahh enak atuh Ryn kita jadi bisa santai-santai."

"Masa gitu sih Kak? Kan kasian dia kecapean."

"Ohh jadi dari tadi lo cemberut itu karena khawatir dia kecapean bukan khawatir dia selingkuh."

Auryn tersipu malu dan gugup tiba-tiba, ia sendiri juga tidak tahu mengapa bisa seperti ini. Khawatir? Ia berusaha bersikap biasanya saja. Selingkuh? Itu hak Adrian lagi pula ia tidak mencintainya.

Mencintainya? Batin Auryn mengulang kata itu.

Gadis itu menatap Adrian dengan lekat, jantungnya tiba-tiba berdegub kencang. Apa ini cinta?

Segera Auryn menepis pikiran itu. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berkata dalam hati, nggak Ryn ini bukan cinta cuman perasaan baper sesaat doang.

"Lo beruntung Ryn dapetin cowok kayak Adrian."

"Beruntung gimana? Gue jadi bahan bully di sekolah."

"Liat dia deh, dari tadi cewek-cewek pada godain dia tapi reaksi dia dingin, cuek bahkan senyum pun enggak. Dia nggak ngelirik cewek lain selain lo, coba lo bandingin sama sikap dia ke lo, gue yakin beda. Keliatan dia itu tipe cowok yang sulit didapatkan beruntung dimiliki, dia tipe cowok yang kalau udah sayang sama satu cewek dia nggak akan berani nyakitin, dia tipe cowok setia Ryn dan yang paling penting dia cowok pelindung."

When I See YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang