BAB 2

108 5 0
                                    


"Bisa diem nggak? Berisik!" ujar Adrian seraya duduk di tepi kasur dan membuat Auryn naik pitam.

"Suka-suka gue dong. Mulut punya gue kok lo yang rempong." Sahut Auryn yang tak mau kalah.

"Seenggaknya tau diri. Ini UKS bukan tempat karaoke, di sini banyak orang yang lagi sakit. Tengok kasur sebelah lo." Kata Adrian dengan wajah datar dan menatap Auryn intens. Auryn pun menoleh ke sebelah kasur yang berlawanan dan ternyata memang ada siswi yang sedang terbaring dengan wajah pucat dan penuh keringat. Seketika ia merasa malu dan merutuki kebodohannya.

"Udah pura-pura sakit, nyanyi nggak jelas, suara lo mirip kodok bengek aja belagu. Punya malu nggak lo?" lanjut Adrian dan membuat Auryn semakin naik pitam namun ia berusaha menahan amarahnya karena ini UKS seperti yang tadi Adrian bilang.

Auryn kembali menutup tirai yang membatasi antara kasur yang ia tempati dengan kasur yang Adrian tempati.

Di sisi lain Adrian menaikan sudut bibirnya ketika mengingat wajah Auryn yang memerah dan tatapan matanya yang entah mengapa membuat ia ingin terus menatapnya. Namun sedetik kemudian ia kembali memasang wajah datar saat tak mengerti apa yang ia pikirkan.

'Kok gue senyum?' batinnya.

***

"AURYN!!!" suara teriakan menggema di ruangan UKS membuat Auryn yang sedang memejamkan mata itu merasa terusik. Ia mengenali pemilik tersebut, dia adalah Fay.

"Ya ampun Ryn lo kok bisa pingsan sih tumbenan banget. Lo lagi sakit? Kalau lagi sakit ya nggak usah sekolah, istirahat aja lagian ini itu hari pertama masuk sekolah pasti nggak bakal efektif belajar. Guru-guru juga masih pada nyusun jadwal pelajaran, lo gimana sih jangan terlalu dipaksain Ryn nanti kalau tambah parah gimana." Cerosos Fay yang membuat Auryn tersenyum.

"B aja kali Fay, gue itu cuman pura-pura doang. Abis gue males parah ngedengerin ocehan yang udah pasti masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Jadi buat apa gue ngedengerin amanat kepala sekolah kalau ujung-ujungnya gue lupa." Jawabnya santai.

"Wahh emang parah lo, tapi ia bener sih gue juga lupa tadi kepsek ngomong apa." Timpal Fay dan membuat ketiga sahabatnya terkekeh.

Auryn tersadar jika semua tirai terbuka dan ia melihat ternyata tubuhnya tertutup selimut. Ia ingat bahwa sebelumnya ia tidak memakai selimut lalu ia menoleh ke kasur yang tadi ditempati Adrian dan kasur tersebut sudah kosong. Adrian sudah pergi, apa dia yang menyelimutinya? Pikiran itu terus berkecamuk di dalam otaknya.

"Woy Ryn!! Lo kok bengong, ngeliatin apa sih." Sahut Rosa dan membuat Auryn tersadar dari lamunannya.

"Ahh..enggak kok. Ya udah ke kelas yuk." Kata Auryn dan mendapat anggukan dari ketika sahabatnya. Ketika ia bangkit dari kasur dan hendak berjalan keluar ia kembali menoleh ke arah kasur itu. Ia menggelengkan kepalanya menepis semua pikiran tentang Adrian.

Mereka masuk ke kelas yang ternyata sudah ada wali kelas yang sedang memperkenalkan diri. Beruntung karena mereka tidak terkena marah dengan syarat mereka tidak boleh terlambat masuk kelas saat pelajarannya nanti.

Kelas pun dimulai, hari pertama seperti biasa mereka melakukan pemilihan pengurus kelas. Mulai dari ketua kelas dan wakil, sekertaris, bendahara dan pengurus lainnya. Auryn merasa bosan dengan suasa kelas, ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi wattpad. Ia mulai membaca novel yang belum selesai ia baca sejak kemarin malam.

Auryn sudah terbiasa menggunakan ponselnya saat di kelas atau saat pelajaran berlangsung sehingga ia tidak ketahuan. Namun kali ini karena ide jail ketiga sahabatnya, ponsel milik Auryn disita hingga pulang sekolah. Auryn menggerutu dalam hatinya ia menyumpah serapahi ketiga sahabatnya sedangkan mereka hanya tertawa puas.

When I See YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang