[8] Pergi

1.5K 138 22
                                    

Pagi ini (Namakamu) menyusuri koridor dengan langkah yang gontai.

"Pagi" Sapanya lesu dan terlihat sangat pucat, terdapat lingkaran hitam pada bagian bawah matanya,

Sierra mengernyitkan dahinya, "Lo sakit?"

"Tiap hari juga dia kayak gitu kali,kayak mayat hidup" ejek Diva

"Syutt Div,"

"Emang bener kan"

Sejak 3 bulan yang lalu sikap (Namakamu) berubah. Keceriannya tak lagi terlihat.

Semuanya karena Reza,

Sebelum ia lost contact dengan Reza semuanya baik baik saja, kemudian Reza menghilang tanpa kabar

(Namakamu) sudah mencari kemana-mana namun tak ada yang mengetahui keberadaan Reza.

Teman-temannya bilang kalau Reza telah pindah sekolah,tapi kemana? Kenapa ia tak memberi tahu (Namakamu),

Sejak saat itulah (Namakamu) patah semangat,keceriannya pun hilang seketika

Mulai saat itu juga Diva sering mengejeknya dan memberinya kata-kata pedas. Bukan berarti dia membenci (namakamu), Diva hanya ingin temannya melupakan Reza dan kembali ceria.

Namun nihil,

(Namakamu) hanya menganggap ejekan dan kata-kata pedas Diva sebagai angin lalu,ia kekeh untuk mencari keberadaan Reza

(Namakamu) tersenyum miris "pulang sekolah temenin gue ya"

"Kemana?" Tanya Sierra

"Paling ke rumah itu lagi" jawab Diva ketus,

Setiap hari (Namakamu) selalu pergi ke rumah Reza untuk menemuinya tapi rumah itu kosong

Tetangganya juga bilang,bahwa pemiliknya telah pindah Rumah

Tapi (Namakamu) tetaplah (Namakamu). Ia bersikeras untuk pergi ke rumah itu walau ia sendiri tau rumah itu telah kosong.

Sierra tersenyum, "Yaudah gue temenin"

(Namakamu) lalu membalas senyumannya kemudian menatap Diva

Diva lalu tersenyum sinis "Lo kayak orang bego tau gak,"

"Tiap hari lo ngecek rumahnya padahal lo sendiri udah tau kalo orangnya udah pergi"

"Ujan ujanan nyari dia, sampe sampe diri lo aja lupa lo urus"

Sierra menatap Diva tajam agar Diva diam "Div,gak usah mulai"

"Lo nyariin dia belum tentu dia nyariin lo,belum tentu dia peduli sama lo" Diva lalu tertawa hambar "heran gue,segitu cintanya ya lo sama dia"

"Div---"

"Seburuk itukah cinta? Buat orang jadi bego kayak gini"

"Mana sih (Namakamu) yang gue kenal,datang ke sekolah petakilan gangguin orang tiap pagi buat kesel jaki"

"Oh ya,ya dia sudah mati,mati karena cinta"

"Diva cukup" sentak Sierra membuat (namakamu) agak kaget "Harusnya lo hibur (Namakamu), bukan bikin dia tambah sedih kayak gini"

"Dianya aja yang cengeng," Ledek Diva

"Div"

"Ra,gini ya emang kalo gue hibur dia apa dia bakal nge-respon? Apa di bakal ceria lagi? Gak! Itu sama aja nguras tenaga lo," Diva lalu menunjuk (Namakamu) "Dia itu egois,terlalu sibuk mikirin masalahnya sampe lupa kalo ada yang mikirin dia"

"Gak ada gunanya lo baik-baikin dia tapi balasan dia ke lo apa? Gak ada kan! Terus lo terima?" Bentak Diva,

"Gue gak minta balasan kok,cukup liat (Namakamu) tersenyum aja gue udah bahagia" ucap Sierra penuh keyakinan,

"Emang selama ini lo liat dia tersenyum? think please," Diva lalu pergi meninggalkan kelas

***

Tok tok tok

(Namakamu) mengetuk pintu rumah Reza berkali-kali namun tak ada jawaban sama sekali.

Seorang warga lalu menghampiri mereka "Rumah ini udah kosong sejak 3 bulan yang lalu neng, saya kan udah bilang dari kemarin-kemarin si eneng teh masih gak percaya aja" Ucap warga itu dengan logat sundanya

Sierra lalu tersenyum "Maaf ya kang,kalau mengganggu"

"Yasudah atuh,saya pergi dulu" Warga itu lalu berpamitan dan pergi

Sierra lalu menoleh ke arah (Namakamu) "Udah denger?" Tanya Sierra "Kita coba besok" Sierra tersenyum menyakinkan temannya ini

(Namakamu) mengangguk dengan senyuman yang terkesan fake

***

Tbc.
Holaaa
Maafkan author yang sangat slow untuk mengupdate cerita ini:"
Sebenernya aku udah punya ide buat cerita ini banyak malahan *sombong dikit gpp lah:v
Cuma bingung aja gimana mau nyatuin alur A sama yang B
Sekali lagi maafkan.

Mine ; STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang