"Nicholas, my baby boy haha" ucapan Cath terpotong dengan tawanya. Nicholas atau yang akrab dipanggil Nicho adalah pacar Cath, umurnya hanya berbeda 3 tahun denganku. Nicho dikenal sebagai pria yang sangat bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakannya. "DIA NAIK JABATAN DI KEPOLISIANNYA!" lagi-lagi Cath nyaris berteriak."Lalu?" tanyaku bingung. Jujur, aku tidak mengerti mengapa disebut sebagai kabar bahagia.
"Oh c'mon, Mil. Kepolisian. Dia naik jabatan dan kemarin dia baru mengabariku bahwa dia berhasil menemukan rumah pelaku pembunuhan itu!"
Aku terdiam sejenak sampai akhirnya semangatku kembali ada setelah memahami matang-matang perkataan Cath. "SERIUS?!" tanyaku hampir tak percaya. "Lalu, lalu?"
"Ya, dia bersama timnya mendatangi rumah itu dan berharap bertemu dengan pria itu" Cath terlihat kembali serius. Aku hanya terdiam menunggu lanjutan ceritanya.
"Namun nihil, Mil. Rumah itu kosong" suara Cath mengecil. Aku yang baru saja bersemangat langsung bersender ke kursi dengan patah semangat, merasa semuanya sudah tidak mungkin karena kasus yang sudah terlalu lama.
"Hey, don't be sad Mil. Ini kan baru permulaan. Nicho itu adalah pria yang cerdas dan sebagai pacarnya aku yakin ia akan kembali menemukan petunjuk untuk kasus itu, Mil. Tenanglah, aku janji akan membantumu" katanya sambil berusaha memelukku dari tempat duduknya. Aku tahu bahwa aku hanya memiliki harapan kecil dari Nicho tapi aku percaya dengan keyakinan dari Cath, aku dapat menemukan siapa penjahat itu.
Tak lama, pelayan pun datang membawakan Couple Ice Freeze yang telah kami pesan.
"YES! akhirnya pesanan kita datang juga!" datangnya pesanan ini kembali membuatku semangat, setidaknya dapat membuat aku tidak terlalu mempedulikan apa yang Cath katakan. Kami saling berpandangan karena sendok yang disediakan hanya ada satu, tanpa banyak bicara lagi kami pun saling merebut sendok itu.
"Mil, seperti setiap tahunnya kamu tahu apa yang aku rasakan bukan? Hari ini, tepatnya di malam natal lagi-lagi orang tuaku harus pergi kerja ke luar kota dan tak mungkin aku merayakan hari malam natal ini sendirian. Jadi, bolehkan aku ke rumahmu untuk merayakannya bersama paman dan Louis?" pintanya dengan memasang wajah sedih.
"Ya tentu saja boleh, Cath. Kamu sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri, ketika aku kesulitan pun kamu yang selalu membantuku. Pulang dari sini kita langsung pergi ke rumahku saja, sepertinya paman sedang membuatkan pie sebelum jam makan malam tiba" ucapku dengan penuh semangat.
"Asyikk! Terimakasih Mila! I love you much much much"
"Haha, love you too, bestie"
Tak memakan waktu yang lama Couple Ice Freeze itu pun sudah lenyap dari hadapan kami. Cath yang memakai dress berwarna baby pink itu pergi meninggalkan meja dan berjalan ke arah kasir. Kami selalu bergantian membayar jika sedang pergi bersama dan kali ini adalah gilirannya. Setelah selesai, kami pun lekas pergi dari café ini dan pulang ke rumahku.
Hari ini cukup melelahkan bagiku dengan mata yang sembab karena menangis atas kejadian yang telah berlalu siang tadi. Rasanya aku tidak ingin memikirkan betapa bodohnya aku menanggapi perasaanku. Sekarang aku hanya bisa merenungkan perasaanku saja yang sejujurnya sungguh mengganggu ketenanganku. Aku menginjak-injak salju putih ini dan berjalan menuju rumahku di sebelah sana. Sudah pukul 7 malam saat ini dan aku masih belum sampai ke rumahku.
"Mil, aku baru saja memikirkan sesuatu" ucap Cath disela-sela pembicaraan kami.
"Apakah itu?" aku tidak terlalu menghiraukannya, pandanganku tetap ke arah kaki yang terus menginjak salju putih jalanan ini.
"Kenapa kamu tidak membukakan hatimu kepada orang lain? Maksudku, carilah pacar. Dengan begitu aku yakin sepertinya kamu dapat merasa lebih bahagia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected
Tajemnica / ThrillerQamillia Evans atau yang ramah dengan sebutan Mila sudah harus kehilangan kedua orang tuanya ketika berusia 9 tahun. Malam itu menjadi malam yang sangat mengerikan, senapan mesin dengan tajam menembak semua orang diacara keluarga itu. Mila diselamat...