*tiinuu tiinuuu*
Ambulans itu membawa ibu Gita, gue mengikuti ambulans itu dari belakang membawa motor. Tentu saja Gita bersama ibunya di ambulans.
Setelah sampai di rumah sakit, gue melepas helm dan lari pontang panting ke ruang UGD. Gue yakin banget, pasti dibawa ke sana.
"Gimana dok keadaan mami saya?" tanya Gita penuh harap.
Dokter itu menghela nafas yang panjang dan berat. Please.
"Ibu kamu... Koma", antara bahagia dan sedih. Karena ibu Gita tidak meninggal.
Gue hanya menyabarkan Gita hingga waktu yang pas. Gita, kenapa lo dapet cobaan yang berat?
"Git? Lo jangan nangis lagi, ya? Gue tau lo sedih banget. Tapi lo harus strong, gue tau lo gak weak", kataku memulai pembicaraan. Oke, gue gak yakin bakal jadi pembicaraan.
Gita hanya menggangguk, tuh kan gue bilang. Gaakan jadi pembicaraan.
"Zee? Git? What's happen?", Titan berlari ke arah kami sambil ngos-ngosan.
"Gimana janji lo?" jawab gue sinis. Kulihat lagi ujung bibirnya naik ke atas.
"Gue batalin, gue khawatir sama lo Zee. Gue tadi ke rumah Gita, tapi gaada orang. Jadi gue nanya tetangga Gita", dengan singkat gue cuma ber-oh ria. Titan mengkhawatirkan gue?
-----
Thank you yang masih baca ya;)
Iloveyouguys:)
KAMU SEDANG MEMBACA
OPERA LOVE
Teen FictionSiapa yang percaya dengan mitos ... first love? Copyright © 2014 by yulfiashela